BAB 9

1193 Words

"Pulang ke rumah orang tua kamu atau ke apartemen Putri ?," tanya Arnold di balik kemudi setir, ia melirik Mince yang menatap ke arah jendela. Wanita itu sama sekali tidak menoleh kearahnya. Ia yakin wajah itu merah padam, karena aksi ciuman panjang yang telah mereka lakukan beberapa menit yang lalu. Andai saja Farhan tidak menelfonnya, bahwa permasalahan telah selesai. Mungkin ia akan membuat ranjang kamarnya berantakkan. Kini ia akan mengembalikan Mince di tempat seharusnya. "Apartemen Putri," ketus Mince. Mince sudah kesal setangah mampus terhadap Arnold. Laki-laki itu telah mengklaim bahwa dia adalah sang kekasih. Ia tadi sempat merengek-rengek ingin pulang setelah bertubi-tubi menciumnya, dan Arnold memenuhi keinginannya. "Besok kegiatan kamu apa ?," tanya Arnold. "Gue sibuk, jad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD