Dimana Kotak Itu?

1065 Words
Saat hendak, ponsel Lola berbunyi. Karena ponselnya berada di dalam tas, Lola terpaksa harus membongkar tasnya di depan gerbang mess. Ponselnya berada di dalam tas yang paling bawah sehingga Lola agak kesulitan mengambilnya. Lola mengeluarkan semua isi dalam tasnya, kemudian mengambil ponselnya. “Duh mana sih hapeku,” ucap Lola mengeluarkan barang-barang dalam tasnya. Setelah mengeluarkan barang-barangnya, akhirnya Lola menemukan ponselnya dan langsung mengangkat ponselnya. “Iya Halo,” ucap Lola melalui sambungan telepon. “Kamu dimana La? Jam segini kok belum pulang,” ucap Evan. “Sebentar lagi aku pulang kak,” ucap Lola. “Ya udah cepat pulang ya,” ucap Evan menutup telepon. Setelah menutup ponselnya, Lola memasukkan kembali barang-barangnya dan bergegas untuk pulang. Di Rumah Sesampainya di rumah, Lola langsung menemui kakaknya dan memberikan barang pemberian Sela. Lola mendapatkan baju, sedangkan Evan diberi jam tangan oleh Sela. Selain baju dan jam tangan, Sela juga memberikan makanan khas Hongkong. “Dari mana aja sih kamu jam segini baru pulang. Pasti kamu habis keluyuran kan? Ngaku kamu!” ucap Evan langsung memarahi Lola yang baru pulang mendekati waktu magrib. “Jangan marah-marah dulu dong kak. Tanya dulu kek alasan kenapa aku pulang telat bukan malah langsung marahin aku tanpa alasan,” ucap Lola. “Alasan kakak marahin kamu karena kamu pulang telat,” ucap Evan. “Iya tapi tanya dulu dong kenapa aku pulang tepat. Asal kakak tahu ya aku pulang telat karena disuruh nemuin kak Sela di Mess,” ucap Lola. “Ngapain Sela nyuruh kamu ke Messnya?” tanya Evan. “Kak Sela nyuruh aku ngasih oleh-oleh ini ke kakak. Katanya nanti malam dia gak bisa ketemu sama kakak,” ucap Lola mengeluarkan barang-barang pemberian Sela dari tasnya. “Masa sih? Tadi pagi Sela bilang kalau nanti malam dia mau ngajak kakak ketemuan. Kalau emang dia gak bisa kenapa gak ngabarin kakak,” ucap Evan. “Belum sempat kayaknya. Soalnya kak Sela ada jadwal terbang mendadak ke luar kota nanti malam,” ucap Lola. “Oh gitu? Gak apa-apa deh. Kalau kakak gak bisa ketemu Sela, kan kakak bisa ketemu Dinda. Oh Indahnya,” ucap Evan. Mendengar itu, Lola melempar bantal sofa ke arah Evan. “Kak Evan udah dikasih hadiah sama kak Sela bukannya terima kasih malah mau berduaan sama cewek lain. Dimana hati dan perasaan kakak?” “Jangan asal nuduh kayak gitu dong. Kakak pasti bilang terima kasih lah sama Sela,” ucap Evan. “Jangan cuma terima kasih di mulut dong kak tapi hatinya juga. Jaga perasaan kak Sela,” ucap Lola. “Kamu kenapa sih La? Kadang bela Dinda, kadang bela Sela. Lagian kamu tuh santai aja, selama mereka gak tau, semua akan baik-baik aja. Tugas kamu diem dan jangan bocorkan ini ke salah satu dari mereka,” ucap Evan. Lola berkata, “Kak, aku mungkin bisa diam bahkan selamanya aku bisa diam untuk melindungi kakak. Tapi suatu saat nanti, mereka pasti akan tahu bukan dari mulut aku tapi dari keadaan. Ingat kak sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga.” “Kamu gak sok ngajarin kakak. Apa yang kakak lakukan sudah kakak pertimbangkan dan kakak siap menerima semua konsekuensinya,” ucap Evan. “Terserah kakak aja deh. Aku capek ngomong sama kakak,” ucap Lola kemudian pergi ke kamarnya. Di Kamar Lola melempar tasnya di tempat tidur, kemudian bergegas untuk mandi. Setelah mandi dan berganti baju, Lola pun ingin mengambil kotak hadiah berisi boneka kecil pemberian Viko. Sayangnya, Lola tak menemukannya. Lola sudah mengeluarkan semua isi dalam tasnya tetapi sama sekali tidak menemukannya. “Kotak hadiah dari Evan tadi siang dimana ya? Kok gak ada,” ucap Lola panik mencari itu. “Jangan sampai hilang, jangan sampai. Kalau sampai hilang, Viko bisa marah sama aku. Pokoknya aku harus cari sampai ketemu,” ucap Lola mengeluarkan semua barang-barang dalam tasnya tetapi tetap tak menemukannya. “Kemana sih kotak itu? Perasaan tadi aku taruh di tas,” ucap Lola. Karena tak menemukannya, Lola pergi ke ruang keluarga tempat ia mengeluarkan barang-barang dalam tasnya. Namun, kotak hadiah itu tidak ada disana bahkan Evan juga tidak tahu barang apa yang sebenarnya Lola cari. “Kak Evan lihat kotak hadiah kecil warnanya merah terus ada isi bonekanya gak?” tanya Lola. “Kotak hadiah apa sih?” tanya Evan. “Masa kakak gak lihat sih? Bentuknya kecil, warnanya merah, dan isinya ada boneka beruang kecil. Coba kakak inget-inget lagi deh tadi kakak lihat gak?” tanya Lola. “Gak ada tuh. Tadi kakak cuma lihat makanan, baju, dan jam tangan. Udah itu aja,” ucap Evan. “Duh.. dimana ya,” ucap Lola panik. “Kalau hilang beli lagi lah, kamu gak usah sepanik itu. Nanti kakak beliin boneka beruang yang lebih besar dari itu,” ucap Evan. “Meskipun barangnya kecil tapi mahal kak. Bukan mahal uangnya tapi mahal kenangannya. Uang bisa beli barang tapi gak bisa beli kenangannya,” ucap Lola. “Halah.. Gak ada yang namanya kenangan dalam barang. Seberapa besar kenangannya kalau nilai barangnya murah tetap aja gak laku,” ucap Evan. “Orang yang hatinya udah keras kayak kakak mana tahu apa itu arti kenangan. Kalau kakak gak tahu apa arti kenangan dan seberapa dalam itu berkesan, mending kakak diem aja. Bagiku itu penting dan berharga kak,” ucap Lola. “Ya udah, kakak minta maaf ya kalau kakak udah bikin kamu gak nyaman. Sini kakak bantu nyari,” ucap Evan membantu mencari kotak itu. Lola mengingat-ingat kembali dimana tepatnya kotak itu hilang. Akhirnya, Lola ingat bahwa kotak itu hilang saat di Mess. Lola yakin kotaknya pasti tertinggal di depan gerbang Mess ketika ia mengeluarkan semua barang-barangnya dari tas. Sebelum barang itu jatuh ke tangan orang lain, Lola akan segera pergi ke Mess. “Kayaknya kotak itu gak ada dirumah deh kak tapi ketinggalan di Mess-nya kak Sela. Kak, aku izin ke Messnya kak Sela ya. Sebentar aja kok cuma buat ambil kotak itu aja,” ucap Lola. “Boleh tapi kamu gak boleh pergi ke Mess sendirian. Kakak anterin ya,” ucap Evan. “Gak usah deh kak, aku kesana sama Vava aja. Soalnya kakak kan udah janjian mau ketemuan sama kak Dinda,” ucap Lola. “Ya udah kamu boleh pergi cara barang itu tapi inget, gak boleh pulang malem-malem ya. Paling mentok jam 10 malam kamu udah ada di rumah,” ucap Evan. “Iya kak. Kakak tenang aja aku pasti pulang sebelum jam 10 malam kok,” ucap Lola.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD