Sementara itu di kediaman keluarga Sukwariabhipraya, Marcelina mengurung diri di kamar dan menangis. Ia sama sekali tidak menyangka Zachary akan tiba-tiba membatalkan pernikahannya dan pria itu juga sudah mempermalukannya di depan semua orang yang hadir di sana.
"Zach, kamu memang benar-benar kurang ajar. Aku tidak akan memaafkanmu dan juga gadis itu."
Marcelina melempar salah satu bantalnya ke pintu kamarnya yang tertutup dengan perasaan kesal dan marah, lalu menangis dengan membenamkan wajahnya di bantal, sedangkan di ruang keluarga, Kakek dan orang tuanya Marcelina masih shock dengan kejadian tadi dan mereka sangat marah pada Zachary.
"Seharusnya kita tidak pernah membiarkan pernikahan ini terjadi kalau pada akhirnya kita dipermalukan oleh pria yang tidak tahu terima kasih itu,"geram Mathias, ayahnya Marcelina.
"Ayah, sebaiknya kita batalkan saja kerjasama kita dengan Adhipramana Entertaiment."
"Aku sudah memutuskan akan membatalkan memberikan dana untuk perusahaan mereka,"ujar Leonardo, kakeknya Marcelina dengan raut wajah geram dan marah.
***
Keesokan harinya kabar batalnya pernikahan Zachary dan Marcelina akhirnya tersebar luas. Semua orang membicarakannya dan mencari-cari alasan kenapa Zachary membatalkan pernikahannya. Semua surat kabar dan majalah memberitakannya. Ada yang mengatakan batalnya pernikahan mereka, karena adanya orang ketiga.
Marife terkejut ketika membaca berita itu. Ia dama sekali tidak menyangka Zachary membatalkan pernikahannya dan berita itu mengatakan keberadaan pria itu tidak diketahui sampai sekarang setelah melarikan diri dari pernikahannya.
"Pak Zachary, Anda pergi kemana?’’
Marife nampak sedih. Jauh dilubuk hatinya, ia merasa senang Zachary tidak jadi menikah, tapi di sisi lain, ia sudah terlanjur berjanji menikah dengan Luca dan sebentar lagi mereka akan mengumumkan pertunangannya.
Sudah tiga hari Zachary menghilang dan tidak ada kabar sama sekali. Marife menjadi sangat cemas dan ia juga merindukan pria itu. Luca yang dari tadi bersemangat membicarakan pernikahan mereka tidak didengarkan oleh Marife.
"Marife...Marife."
Marife tersadar dari lamunannya.
"Maaf. Tadi aku tidak mendengarkanmu."
Terlihat kekecewaan di wajah Luca.
"Tidak apa-apa. Apa kamu masih memikirkan dia?’’
"Iya."
"Mau sampai kapan kamu akan memikirkan dia? Sebaiknya lupakan saja dia. Sebentar lagi kita akan menikah."
Luca tahu dengan pasti calon istrinya masih memikirkan Zachary. Itulah yang membuat Luca sedih sekaligus cemburu. Sampai saat ini ia belum mampu mencuri hati Marife, karena di hati gadis itu hanya ada nama Zachary seorang.
"Sebaiknya kita pulang saja. Aku akan mengantarmu pulang."
Marife menjadi merasa bersalah, karena sudah mengabaikan Luca yang mencintainya dengan tulus. Ia merasa sudah memanfaatkan Luca dan hal itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Besoknya Marife memulai latihan untuk pertunjukan les miserables, tapi ia tidak berkonsentrasi dalam latihannya dan selalu ditegur oleh Bu Soraya, pelatihnya dalam berakting, karena memikirkan keberadaan Zachary dan juga pernikahannya dengan Luca. Hatinya diselimuti oleh kebimbangan.
***
Hari ini berita pertunangan Marife dan Luca diumumkan. Semua media massa memberitakan ini dan dalam sekejap mereka berdua menjadi perbincangan banyak orang.
Zachary berada di villanya di Bali untuk menenangkan pikirannya dan sedang berdiri dibalkon yang menghadap ke laut untuk menghirup udara segar yang berhembus, kemudian ia masuk dan menyalakan TV. Pria itu sangat terkejut melihat berita pertunangan Marife dan Luca. Seketika itu hatinya hancur berkeping-keping. Zachary cemburu dan sangat marah. Saat ini rasanya ia ingin menghancurkan semua barang yang ada di dekatnya. Luca telah berhasil mendapatkan Marife. Kali ini ia benar-benar kehilangan gadis itu untuk selamanya.
Dengan adanya berita ini Zachary menjadi yakin Marife mencintai Luca dan hatinya hancur berkeping-keping. Kesedihan menyelimuti hatinya. Ia marah pada diri sendiri, karena tidak bisa dicintai oleh Marife. Keinginan Zacahry untuk memiliki Marife hilang sudah dan keinginannya untuk menyentuh dan memeluknya kini hanya impian yang mustahil untuk diwujudkan. Marifs sudah menjadi milik pria lain.
"Aku mencintainya sangat mencintainya dan tidak ada yang mencintainya seperti aku mencintainya."
Tanpa terasa air matanya mengalir di wajahnya. Zachary menangis dan sekarang hatinya bagai ditusuk oleh ribuan jarum. Wajahnya berubah jadi suram dan mengurung dirinya di kamar dan menghabiskan beberapa botol bir. Bagi Zachary Marife adalah cinta sejatinya dan kini cintanya telah pergi untuk selamanya.
"Aku memang bodoh. Jatuh cinta pada gadis yang lebih muda 15 tahun lebih muda dariku. Kamu sudah membuat hatiku sakit dan sudah membuat perasaanku kacau balau."
Marcelina yang melihat berita pertunangan Marife dan Luca tertawa senang.
"Zachary, aku kasihan padamu. Kamu sudah kehilangan Marife. Pasti sekarang kamu sedang bersedih,"kata Marcelina dengan senyuman puas.
Zachary tenggelam dalam kesedihannya dan tidak mempedulikan hari telah berganti. Ia untuk pertama kalinya menjadi orang yang tidak berdaya dalam hidupnya. Ia kembali meminum bir lagi dan membanting botol itu ke tembok. Ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai berpakaian rapi, ia meninggalkan villa.
***
Keesokan paginya Marife banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan juga banyak orang yang memberinya selamat. Hari ini ia sedang latiahan pertunjukan les Miserables. Semua orang yang berada di sana memandangnya dan menjadi pusat perhatian.
Zachary memasuki kantornya dan para pegawainya terkejut dengan kedatanganya setelah menghilang beberapa hari setelah lari dari pernikahannya. Mereka memberikan jalan. Ia memasang wajah dingin seperti biasanya.
Lucia terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan langsung mengikuti Zachary masuk ke kantornya.
"Apa Anda baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja."
Lucia langsung menyerahkan semua dokumen kepada Zachary.
"Apa ini tidak salah. Kenapa banyak sekali?"
"Anda sudah tidak masuk selama beberapa hari, jadi pekerjaan Anda sekarang banyak sekali."
"Ya sudah saya akan memeriksa semua dokumen ini."
Marife sangat senang ketika mendengar Zachary sudah kembali. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan syutingnya dan segera pergi menemuinya. Ia melihat pria itu yang baru saja keluar dari lift dan pandangan mereka bertemu. Marife menyapanya, tapi Zachary melewatinya begitu saja dan tidak menjawab sapaannya. Hati Marife merasa pedih dan menatap kepergian pria itu dengan pandangan pilu.
Zachary duduk melamun di dalam mobilnya. Hatinya senang dapat melihat Marife lagi, tapi kalau diingat Marife akan menikah dengan pria lain, ia menjadi marah dan hatinya terasa sangat sakit. Setelah tiba dirumah, Zachary mendapatkan amarah dari Edward dan memukulnya berkali-kali, tapi Zachary hanya diam dan tidak membalasnya.
"Maafkan aku. Aku tahu apa yang kulakukan itu salah dan sudah menghilang selama beberapa hari, tapi aku tidak menyesali keputusan yang sudah aku ambil, meskipun sudah membuat kalian malu."
"Kamu harus minta maaf kepada mereka dan menjelaskan semuanya."
"Besok aku akan pergi menemui dan meminta maaf pada mereka."
Zachary langsung pergi ke kamarnya dan menuju balkon kamarnya untuk menghirup udara segar.
***
Hari sudah malam, Marife mengamati keheningan langit malam yang dipenuhi oleh berjuta-juta bintang yang bersinar terang.
"Pak Zachary,"bisiknya lirih.
Zachary juga sedang mengamati bintang dengan wajah sedih dan muram. Ia berharap ada bintang jatuh dan dapat meminta permohonan.Tidak lama kemudian matanya menangkap goresan putih di langit. Sebuah bintang jatuh, lalu ia mengucapkan sebuah permohonan, meskipun tahu keinginannya itu tidak akan terwujud.
"Marife, aku ingin suatu hari kamu dapat mencintaiku."
Pagi-pagi sekali Zachary sudah berada di rumah Marcelina. Ia disambut dengan pandangan marah oleh seluruh anggota keluarga dan hanya bisa pasrah mendengar caci maki mereka karena ini memang kesalahannya. Ia berkali-kali meminta maaf dan mereka memutuskan memaafkannya dengan syarat tidak boleh berhubungan dengan keluarga Sukwariabhipraya lagi dan hubungan kerja sama dengan perusahaannya pun dibatalkan. Zachary terpaksa menyetujuinya.