Danisa menghela napas panjang, lalu menatap Aksa dan Kemala dengan tatapan tegas namun lembut. "Mas Aksa, Ibu... aku memaafkan kalian. Aku tidak ingin menyimpan dendam. Tapi, aku tidak bisa rujuk. Luka di hatiku terlalu dalam. Aku merasa lebih lelah dan batin ini sangat terluka. Aku butuh waktu untuk menyembuhkan diri dan aku merasa lebih baik tanpa harus kembali ke masa lalu yang menyakitkan." Aksa terlihat putus asa mendengar jawaban Danisa. Ia menatapnya dengan mata penuh harap. "Danisa, apa yang membuatmu begitu kukuh ingin cerai? Apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau mempertimbangkan rujuk?" Danisa menggeleng pelan, air mata mulai menggenang di sudut matanya. "Aksa, bukan tentang apa yang bisa kamu lakukan lagi. Ini tentang apa yang aku butuhkan untuk diriku sendiri. Aku butuh ket