Saat Aksa mulai keluar dari ruangannya, ia melihat sosok yang sangat dikenalnya. Hengky, kakek dari Danisa, mantan istrinya. Aksa berbisik pada dirinya sendiri, "Bagaimana bisa ada Pak Hengky di sini?" Seorang karyawan melewatinya, dan Aksa cepat-cepat menarik lengan karyawan itu. "Ada apa menarikku?" tanya karyawan itu heran. "Dia siapa?" tanya Aksa sambil menunjuk Hengky yang sedang berjalan beriringan dengan kepala departemen keuangan perusahaan. Karyawan itu melihat ke arah yang ditunjuk Aksa dan menjawab, "Oh, itu pemilik perusahaan ini yang baru." Aksa membelalakkan matanya. "Benarkah?" Karyawan itu mengangguk. "Sudah ya, aku masih banyak pekerjaan." Aksa mengangguk dan membiarkan karyawan itu pergi. Ia merasa tidak terima dipecat secara tidak hormat, tetapi saat ia hendak berj