:9:

1352 Words
"lo pacaran sama abang kami?" pelukan kedua kakak-adik itu terlerai dan keduanya menatap heran pada abid. setau mereka abid sudah resmi tamat dari sekolah ini semenjak ia mengambil sidik jari untuk ijazahnya beberapa minggu lalu. fatih menghela nafas kesal karena masih saja harus berurusan dengan cowok tengik yang sialnya sangat disukai sang kakak. dan apa yang ia bilang barusan? kakaknya pacaran dengan shakka yang ga jelas itu? otak kakaknya pasti udah error. "ga.. yang bener aja.." ucap fay dan membawa adiknya memasuki sekolah karena sudah bell "kita buk-" "-udah dek.. ga usah sibuk sama omongan orang asing" ucap fay yang segera mengampit lengan adiknya agar fatih tidak berlari menghadang abid. 'sadar lo kalo kita saling asing?' dengus abid dan segera berbalik menuju motornya. satu catatan penting yang didapatkan cowok itu hari ini adalah jangan pernah penasaran dengan apapun yang dilakukan orang asing yang selalu muncul di rumahnya. >>> fay berdiri dengan membuat lingkaran abstrak dengan ujung sepatunya sambil  menunggu sahabatnya keluar dari kelas. bu titin lagi-lagi korupsi waktu dan membuat fay terkena cipratan sialnya. kenapa? karena saat ini ia sedang ditatapi diam-diam oleh penghuni kelasnya vony. fay menjadi sangat terkenal karena ia adalah kakak dari fatih dan juga sering dibawa papa rama ke acara bisnis yang terkadang membuat wajahnya muncul di tv. fay melongo karena saat sahabatnya keluar dari kelasnya, voni berlalu hanya dengan sedikit lirikan. 'come on.. lo marah karena masalah semalam?' "do you know me?" "mulai deh pikun cantiknya" ucap fay yang justru menampilkan senyum cantik. "gue emang cantik, meskipun kecantikan lo sering banget ngalangin kecantikan gue" dengus popon dan mempercepat langkahnya. fay menghentikan langkahnya dan tersenyum lebar meskipun roman-romannya ia akan diketusi habis-habisan oleh vony. saat vony menyadari bahwa ia mengomel sendiri dan melongok ke belakang barulah fay berlari mengejar sahabatnya itu. "eh ketemu lagi" cengir fatih yang masih saja tidak memakai dasinya dengan benar. siswa SMA yang baru duduk beberapa bulan di kelas XI itu mendekati kakaknya sambil menaik-naikkan alisnya seolah sang kakak akan merasa gemas dengan tingkahnya. "lo kayaknya suka banget sama gue" ucap popon datar, harusnya hari ini fay berusaha membujuknya agar mau baikan tapi si adik biang kerok datang dan pastilah fay akan mengurus adik besarnya itu duluan. lagi-lagi popon dikesampingkan. "lo kali yang suka sama gue.. tapi sori gue ga level sama kakak kelas" "benerin mulut sama dasi kamu tih" ucap fay yang tampak ingin menjitak adiknya tapi sayang si adik terlalu gesit dan juga tinggi. fatih memanggil salah satu junior mereka, ia tau cewek itu adalah junior karena dia masih memakai batik SMP nya dulu -mungkin belum kebagian baju- dan menyuruhnya mendekat. "op" si junior celingak celinguk dan akhirnya sadar bahwa dirinyalah yang dipanggil oleh cowok most wanted nya cewek-cewek barbar sekolah mereka. sekilas info, fatih hanya digilai oleh cewek yang sama gilanya dengannya. "saya bang" "iya dek" ucap fatih tanpa peduli tampang muak sang kakak "kenalin ini kakak kandung abang, cantikkan?" "apaan sih?" sentak fay "jadi gini dek hm..." fatih berhenti dan membaca name tag si junior itu "dek rahma.. kakak abang ini nyuruh abang benerin mulut seksi abang ini sama dasi mahal abang ini" "fatih!!" "dek rahma mau bantuin benerin yang mana? pilihan pertama recommended banget loh" "mulai deh. udah lo balik sana! abang ganteng sengklek ini pacar gue, jadi jangan mau disuruh benerin apapun. orang tukang perbaikinya ada disini" ucap popon kesal karena masih harus mendengar mulut buaya fatih ardan mubarack. dan setelah junior tadi pergi, giliran popon yang membuat perhitungan dengan fatih.  >>> fay kembali ke rumah abid sebelum pulang ke rumah ayahnya, tentu saja dengan ditemani oleh sang adik yang tadi siang lagi-lagi membuat keributan dengan sahabatnya. "rumahnya bagus, pantes kakak betah" celetuk fatih yang setia berjalan dibelakang sang kakak, istilah lainnnya mengekori. langkah santai sang adik terhenti karena melihat raut jengkel sang kakak ditambah u*****n tanpa suara yang sering sekali diucapkan fay. "tunggu disini" "ogah.. ntar ketemu lagi sama the worst guy ever yang selalu oke dimata kakak katarak kesayangan gue" "fatih! jaga omongan kamu nanti ada yang salah paham" ucap fay yang benar-benar mendekati sang adik dan mencoba menjewer sang adik namun peruntungannya selalu gagal. "kenyataannya emang gitu kan neng?" "sok tau kamu" fay meninggalkan fatih di ruang tamu dan ia membereskan semua barang yang ia perlukan , diperlukan untuk hidupnya selanjutnya bersama ayah dan adik semata wayang. fay sudah yakin ingin pindah dari rumah papa rama karena alasan ia untuk tinggal disana sudah tidak ada lagi. setelah berhasil memasukkan beberapa barang ke dalam travel bag  ungu miliknya fay meminta fatih mengangsur-angsur membawa semua itu karena masih ada lagi yang belum dikemas. "kenapa ga bilang kalo harusnya gue bawa truk buat angkut semua sampah ini?" dengus fatih kesal , ia sudah tau pasti bahwa isi koper itu adalah buku-buku ga penting milik kakaknya. kenapa dibilang ga penting? karena kakaknya adalah tipikal manusia yang membaca buku yang tidak dibaca oleh orang lain. fay terdiam, saat ia ingin meraih koper itu lagi fatih sudah membawa benda itu menjauh. >>> sudah lima jam sejak pembicaraan terakhirnya dengan fatih dan orang rumah mulai pulang, fay masih duduk di kamarnya dengan pintu kamar terbuka lebar. dari tadi juga mereka mencoba mengajak fay bicara namun fay menolak untuk membuka mulut bahkan pada mama naya yang terkenal tidak cukup sabar. ketiga anak mama naya dan papa rama akan bergantian memantau apa yang fay lakukan di kamarnya, termasuk abid. semua orang tau bahwa fay memiliki perasaan yang sangat sensitif, anak itu mudah ngambek tak peduli pada siapapun dan dimanapun fay akan tetap mendiamkan semua orang jika ia sudah tersinggung. sebenarnya tak hanya orang rumah dan abid yang telah kembali pulang yang diabaikan oleh fay, tetapi juga panggilan dari denis. sudah ada sebelas kali denis menelfonnya dan fay hanya melihat layar hapenya berkedip-kedip. saat panggilan keduabelas fay berniat menjawab panggilan denis namun seseorang muncul lagi di ambang pintu kamarnya. fay menampakkan wajah jengahnya pada abid dan segera meraih hapenya, peduli setan sama tanggapan abid soal dirinya yang dianggap tidak konsisten. "iya den" "kamu gigih juga soal mengabaikan semua orang kalo lagi ngambek ya" kekeh denis, fay kira ia akan dibentak karena mengabaikan pria itu terlalu lama "siapa bilang aku ngambek, sok tau kamu" "runa bilang" "jangan percaya sama runa, dia bukan dipihak aku" "..." "besok jadi?" tanya fay setelah menyadari bahwa tak ada lagi diantara mereka yang bicara "aku jemput? sekalian bisa kenalan sama ayah kamu" "ga usah, kamu masih orang asing" ucap fay dan mempelototi abid yang mencuri dengar omongannya "fatih cuma adek yang bisa kesal kapanpun, kamu ga boleh membuat semua orang berputar disekeliling kamu saja, mereka juga punya masalah sendiri-sendiri" "udah ya den" "besok mau ngapain sama orang yang masih orang asing?" tanya abid mendekati kardus-kardus milik fay "..." "kayaknya orang asing tadi hebat banget ya.. sampe-sampe bisa dapet suara lo disaat lo lagi ngambek" 'dia ga sehebat karin yang bikin kamu on fire' gumam fay dan kembali menyusun barang-barangnya ke tempat semula "wah rugi dong lo" kekeh abid dengan mata yang menatap tajam, ia tidak suka jika fay membicarakan karina-nya. sementara fay mencelos karena abid benar-benar tidak memikirkan perasaannya lagi-lagi omongan denis tentang fay yang tidak bisa membuat semua orang berputar disekelilingnya kembali terngiang dan itu membuat fay membentak abid dan mengusirnya keluar.  "lo ngusir gue dari rumah gue sendiri?" tanya abid meninggi "fay.. abid.. kalian bertengkar lagi?" ini suara yang sangat fay rindukan. ayahnya pasti datang untuk menjemputnya. fay jadi sangat merasa bersalah karena membuat ayahnya yang sangat letih sehabis bekerja datang untuk membujuknya. "ga kok yah.. anak ayah aja yang lagi sensian, kayaknya lagi halangan" "kita pulang ya nak.. ayah kangen. ini semua dibawa?" tanya raffa tanpa memberikan jeda untuk fay menolak "kamu kayak mau pindah aja" tambah ayah fay "aku lagi ngangsur pindah yah.. aku ga betah tinggal dirumah orang. pokoknya aku mau ayah cari cara supaya aku ga balik lagi kesini" "kamu mau bunda sedih?" tanya raffa agar anaknya melunak "... tinggalin aja kalo gitu semua ini, mama udah kasih izin aku sebulan penuh buat pulang" ucap fay menghentikan aktivitasnya menyusun kembali beberapa bajunya. "tapi fatih-" "-fatih senang kamu pulang, dia yang paling semangat sejak semalam, tadi dia cuma capek nak.." ucap raffa "yuk yah.. buruan pulang"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD