Olivia meremas kedua pundak Phoenix dengan kuat. Tubuhnya bergerak bersamaan dengan tangan besar Phoenix yang menyentuh kulit pahanya yang terekspos. Rasa yang sedang dia terima lebih gila dari yang sebelumnya. Sebab untuk pertama kalinya, privasi keduanya bertemu tanpa terhalang kain penutup sama sekali. “Eungh, Nix.” Lenguhan gadis itu terdengar semakin bergairahh. Kepalanya menengadah, tatkala Phoenix menyesap puncaknya yang menegang, dan meremas salah satunya yang menganggur. Olivia benar-benar dibuat gila akan rasa yang diberikan oleh Phoenix saat ini. Dua kenikmatan yang langsung dia dapatkan dalam waktu bersamaan. “Lebih tekan lagi, Oliv.” bisik Phoenix kemudian. Olivia menuruti perintah yang Phoenix katakan. Bergerak sembari menekan ke bawah. Miliknya sudah mulai basah akibat