Ayah yang Jatuh Cinta

1623 Words
Dimei terpaku diam, melihat pemandangan yang sungguh mengharukan saat ayahnya yang selama ini cuek dan dingin terhadap seorang wanita , memeluk erat tante Linda sambil mengeluarkan air mata. Ayahnya tampak berusaha menenangkan Tante Linda yang menangis tersedu-sedu. Tante Linda hanya diam saja dalam pelukan ayahnya. Tangannya terkulai lemah di samping badannya tanda dia tidak membalas pelukan ayahnya. Tante Linda tampak hanya terlalu lemah untuk menolak dipeluk ayahnya. Dia tidak antusias membalas pelukan ayahnya kembali. Coba kalau wanita lain misalnya Tante Famina yang tinggal di sebelah rumah mereka, pasti akan melonjak kegirangan bila dipeluk oleh seorang Lim Han Min, ayahnya yang masih ganteng dan gagah di usianya yang sudah hampir setengah abad ini. Alangkah kasihan ayahnya kalau cintanya bertepuk sebelah tangan. Kelihatan sekali ayahnya sedang jatuh cinta. Tidak pernah Dimei melihat tatapan ayahnya begitu lembut dan penuh kasih pada seorang wanita. Biasanya mata ayahnya bersorot dingin bagai es di kutub selatan tapi kali ini mata ayahnya sampai meneteskan air mata. Dan ini pertama kalinya seumur hidupnya, Dimei melihat ayahnya menangis. Ayahnya masih memeluk erat tante Linda, saat Dimei sengaja batuk-batuk untuk menarik perhatian ayahnya. Ayahnya tampak melepaskan pelukannya dan salah tingkah melihat anak gadisnya membuka pintu kaca pembatas kamar dengan balkon , menuju tempat ayahnya dan tante Linda sedang duduk saling memeluk. “ Tante ! Baju-baju untuk tante pakai, Dimei letakkan di meja dekat lemari papa. Dimei harus berangkat kuliah sekarang. Nanti sore kita ngobrol lagi ya Tante. ” Kata Dimei pada Linda . Linda hanya mengangguk-angguk kan kepalanya perlahan tanpa berani melihat ke arah Dimei karena mata Linda penuh air mata.Linda tidak ingin membuat Dimei bertanya-tanya. “ Pa. Dimei berangkat ya. Dimei nyetir sendiri aja ya Pa. Nggak usah dianterin supir. Mana tau papa mau pakai supirnya nanti” Kata Dimei sambil membuka pintu dan berlalu meninggalkan ayahnya dan Tante Linda yang masih tampak tersedu-sedu. Dalam hatinya Dimei berdoa supaya cinta papanya tidak bertepuk sebelah tangan. Semoga Tante Linda mau membalas cinta papanya. Dimei ingin papanya bisa bahagia di temani oleh seorang wanita yang dicintainya, tidak sendirian seperti saat ini. Sudah dua puluh tahun papanya menduda. Sudah pantas papanya hidup berbahagia dengan orang yang dicintainya.Dimei berniat akan membantu papanya untuk mendapatkan cinta Tante Linda. Makanya tadi dia bilang akan mengajak tante Linda ngobrol saat dia pulang kuliah nanti, biar Dimei bisa memberikan informasi untuk membantu papanya PDKT. Dimei tersenyum sendiri sambil berlari turun ke bawah. “ A-mah ( Panggilan untuk nenek dalam dialek Chinese hokkien) , Dimei berangkat kuliah ya”. Jeritnya ke neneknya yang sedang senam ringan di halaman belakang di dekat kolam renang. “ Papamu belum bangun?” Tanya A-mah sambil berjalan mendekati Dimei. “ Sstt.. jangan di ganggu. Papa dan Tante Linda lagi duduk di sofa Jacuzzi, mereka lagi ngobrol” Kata Dimei sambil mengedipkan mata ke A-mahnya. “ Loh. A-mah pagi-pagi uda bangun, kok nggak ngeliat Tante Linda naik ke atas?” “ Hehehe.. Ceritanya panjang, A-mah dan sekarang ini Dimei hampir terlambat. Jadi nanti aja ya cerita lengkapnya.Sekilas info aja buat A-mah , supaya jangan penasaran. Dimei, papa dan Tante Linda kemarin tidur bareng di kamar Papa”. Kata Dimei tertawa senang, teringat ini pertama kalinya dia tidur sambil dipeluk ayahnya tercinta. “ Hah??’ A-mah terpaku heran. Dimei hanya tertawa dan melambai riang ke A-mahnya lalu menyambar kunci mobil Mini Coopernya, hadiah dari papanya saat Dimei berulang tahun yang ke 17. Teman-teman Dimei di kampus sering bertanya pada Dimei. Kenapa kehidupan Dimei mewah sekali , padahal ayahnya hanya polisi yang memang berjabatan perwira tinggi tapi gaji polisi tidak sebesar pendapatan seorang pengusaha. Kalau dilihat dari rumah, mobil dan semua barang-barang yang dipakai Dimei itu sangat mewah. Dimei akhirnya bilang kalau papanya mewarisi banyak saham dan property dari kakek buyutnya yang pengusaha. Makanya papanya, bisa membangun rumah mewah dan membelikan mobil mewah untuk Dimei. Semua itu berasal dari uang keuntungan sewa property dan saham-saham.Jadi dia berharap teman-temannya mengerti dan tidak menghembuskan issue-issue aneh kalau papanya melakukan korupsi. Mama Han Min kembali duduk di meja makan sambil menikmati kopinya. Hatinya senang sekali, mendengar perkataan Dimei kalau kemarin Han Min, Linda dan Dimei tidur bareng di kamar Han Min. Selama ini Han Min paling marah kalau ada yang masuk ke kamarnya. Katanya kamarnya itu tempat dia beristirahat dan santai di jacuzzinya kalau lagi penat di kantor. Han Min kalau sudah di kamarnya, tidak mau di ganggu. Dia akan menikmati segelas wine, berendam air hangat di jacuzzi sambil mendengarkan music jazz kesukaannya. Tapi kemarin dia mengijinkan Dimei dan Linda tidur di kamarnya. Dan sekarang lagi ngobrol berdua di sofa santai di dekat Jacuzzi. Mama Han Min yakin, anaknya pasti lagi jatuh cinta dan kasmaraan.Kalau tidak, anaknya itu tidak mungkin akan mengijinkan orang lain masuk ke kamarnya. Mama Han Min berharap, kalau wanita itu mau segera menikah dengan Han Min tanpa pacaran lama-lama. Usia Han Min sudah tidak muda lagi. Tahun depan, Han Min akan berusia 49 tahun. Mama Han Min sebenarnya ingin Han Min segera menikah kembali saat Dimei masih kecil, biar Dimei juga bisa merasakan kasih sayang seorang mama. Tapi Han Min seperti tidak punya cinta lagi Cintanya ikut terkubur bersama, istrinya Lie Phin yang meninggal satu bulan setelah melahirkan Dimei karena Pre-eklampsia. Setiap dikenalkan dengan gadis ataupun janda, ada aja alasan untuk menolak mereka. Nggak pas di hati.Nggak klik diajak ngomong. Takut nggak bisa memberikan waktu karena masih sibuk berkarir. Takut mereka nggak bisa menyayangi Dimei. Pokoknya seribu satu alasan akan disebutkan Han Min untuk menolak perjodohan. Kalau mamanya menyuruh Han Min menikah, dengan alasan untuk kepentingan Dimei,biar Dimei bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu. Han Min pasti akan menjawab , mamanya selain menjadi nenek juga bisa menjadi ibu bagi Dimei, jadi Dimei sudah mendapatkan kasih sayang dari nenek dan ibu sekaligus yang mencintainya dengan tulus dan tanpa membuat Han Min khawatir dengan kisah ibu tiri yang kejam, kalau neneknya sendiri, nggak mungkin nggak menyayangi cucunya sendiri, mamanya pasti akan tulus menyayangi Dimei. Kalau benar Han Min anaknya, jatuh cinta dengan wanita yang tampak terluka itu, mamanya akan sangat mendukung, mamanya tidak mau bertanya apa-apa tentang bibit,bebet, bobot dari wanita ini lagi. Dia yakin kalau Han Min bisa jatuh cinta, pasti wanita ini, wanita luar biasa. Wanita ini pasti wanita langka yang bisa mencairkan hati anaknya yang sudah membeku selama dua puluh tahun. Nanti saat wanita yang kata Dimei bernama Linda ini turun harus dia baik-baikin agar mau menikah dengan Han Min dan menjadi menantunya. Sudah dua puluh tahun, mama Han Min gerah melihat anaknya yang betah menduda. Kalau anaknya mau menikah besok, pasti langsung akan dia kabulkan. Mama Han Min tertawa-tawa penuh kebahagiaan sekarang. Sepertinya impiannya untuk melihat anaknya menikah sebelum usianya 70 tahun akan tercapai. Jadi kalau suatu saat mama Han Min dipanggil Tuhan, dia bisa pergi dengan tenang karena anak dan cucunya sudah ada yang menjaga. Di kamar Han Min. Linda sudah tidak menangis lagi. Linda sudah tenang . “ Pak Han Min, kenapa kita bisa tidur bareng bertiga kemarin di kamar ini?” Tanya Linda ke Han Min. “ Bu Linda, boleh panggil saya Han Min saja nggak perlu pakai Pak” Kata Han Min mencoba mengakrabkan diri dengan Linda. “ Bapak aja masih manggil saya Bu’ Jawab Linda langsung, tipikal gaya berbicara seorang pengacara. “ Oh Iya. Kalau gitu, mulai sekarang kita panggil nama saja ya. Linda” Kata Han Min dan memanggil nama Linda lembut. Hati Han Min berdebar kencang ketika dia melafalkan nama Linda. “ Baik. Han Min” Balas Linda dan mereka tertawa bersama-sama. “ Kamu kemarin melihat Dimei sebagai Lily adikmu dan melihat aku sebagai papamu. Kamu yang maksa mengajak tidur bersama karena katamu itu selalu kamu lakukan kalau mamamu pulang ke Singkawang untuk menjenguk Pho-pho mu” Jelas Han Min. “ Ya Tuhan.Maafkan aku ya Pak Han Min”Kata Linda kalut “ Loh? Kok panggil bapak lagi? Han Min protes. “ Oh Iya. Aku kalut sampai lupa. Kenapa aku bisa seperti ini? Ini kali pertama aku menganggap orang lain seperti Lily atau papaku. Nanti aku akan konsultasi ke dokter Meyer, biar dia bisa memberiku jawaban”. “ Iya. Tapi kalau menurut aku, kamu saat itu lagi fase denial.Kamu mencoba mengelabui otakmu agar menyangkal bahwa kamu pernah mengalami kejadian yang menyakitkan itu, bertepatan dengan kamu melihat Dimei yang pasti mirip dengan adikmu, Lily. Tidak berbahaya kalau menurut aku. Aku lebih takut saat melihatmu diam menatap ke langit-langit kamar dengan tatapan kosong tak berjiwa. Waktu aku telepon papamu. Dia mengatakan kalau kamu lagi diam begitu , biasanya butuh waktu seminggu untuk kembali normal. Tapi kemarin ketika kamu, melihat Dimei dan mengangganpnya Lily, pasti otakmu meresponnya dengan baik dan paginya kamu sudah kembali normal. Jadi aku kira fase denial itu malah bagus. Otakmu jangan terlalu sering dikelabui. Lebih bagus dia belajar menerima semua kejadian itu, biar trauma mu bisa sembuh dan kamu tidak perlu takut akan pingsan lagi, kalau bertemu orang-orang berseragam ataupun mendapatkan pertanyaan-pertanyaan tentang tragedy dulu”Kata Han Min dengan hati-hati. Linda tampak berpikir, dia sepertinya mencerna ulang apa yang dikatakan Han Min. Benarkah selama ini, dia terlalu sering mengelabui otaknya? Linda berusaha menghilangkan dari otaknya tragedy kejadian di keluarganya agar dia tidak merasa sakit. Tapi dengan mencoba menghilangkannya, itu yang menyebabkan traumanya tidak sembuh-sembuh, seharusnya Linda harus bisa membuka hati dan dirinya. Biarkan luka itu sakit sampai berdarah-darah, tapi langsung dijahit dan beberapa saat kemudian, pasti luka itu akan sembuh dan hanya akan meninggalkan sedikit bekas tapi tidak lagi perih bernanah bagai luka yang infeksi yang akan menggerogoti seluruh tubuhnya. Apakah Linda harus melakukan seperti itu? Seperti yang disarankan dokter Meyer sejak dulu?? Linda tampak diam dan terus berpikir sambil menatap Han Min yang tengah menatapnya dengan tatapan teduh penuh kasih. “ Lin, Maukah kamu menerima tawaranku?” Tanya Han Min Linda menatap Han Min binggung. Tawaran apa yang hendak Han Min berikan kepadanya?? …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD