Sebelas

1012 Words
SEBELAS Seorang lelaki berpakaian kemeja berwarna putih serta memakai celana kain panjang berwarna hitam polos sedang melihat sebuah gedung yang sangat megah di hadapannya. Lelaki itu tak membawa apa-apa seperti map untuk mendaftar pekerjaan tetapi hanya membawa kartu nama seseorang yang ditemuinya kemarin. Ya lelaki itu bernama Mirza Stevanio. Mirza melangkah memasuki gedung itu lalu berjalan menuju meja resepsionis. "Pagi pak, selamat datang di perusahaan Radhika. Ada yang bisa saya bantu? "tanya seorang wanita berhijab hitam yang dipadukan oleh warna seragamnya sesuai harinya bekerja. " pagi juga mbak. Saya ke sini ingin menemui seseorang. " " Apa sebelumnya sudah ada janji?"tanya wanita berhijab itu bername tage 'Wilia R' tersenyum ramah pada seorang tamu. "Saya hanya diberikan ini mbak. "Mirza menyodorkan kartu nama itu ke Wilia. Wilia mengambil kartu nama itu dan mengangguk paham. " Sebelumnya saya minta maaf, saya akan menelpon pemilik perusahaan ini dulu. Bapak tunggu aja di sana. "Wilia menunjuk sopan ke sofa yang disediakan untuk tamu. Mirza terkejut ternyata pemilik kartu nama itu adalah pemilik perusahaan ini lalu Mirza mengangguk pada wanita itu dan mengucapkan kata terima kasih. Mirza berjalan menuju salah satu sofa panjang nan empuk. Mirza menatap sekeliling kantor ini dengan seksama, sungguh Mirza dari dulu ingin sekali memiliki perusahaan besar seperti yang ia lihat saat ini. Ketika kedua matanya asyik melihat-lihat sekitar sini tak sengaja pandangannya jatuh pada seorang wanita yang ia kenali sedang mengelap meja di ruang tunggu tapi letaknya agak jauh. Mirza sangat yakin jika itu sosok wanita yang sangat ia rindukan. Dengan hati yang sangat senang Mirza berjalan cepat menghampiri Ifa yang sedang serius mengelap meja kaca. "Ifa? "lirih Mirza menatap rindu ke arah Ifa. Ifa mendongak ketika mendengar seseorang memanggil namanya dan betapa kagetnya ketika melihat sosok yang sangat ingin ia hindari kini berdiri di depannya. " Aku merindukanmu, "ucap Mirza menatap nanar ke arah Ifa yang kini sudah berjalan mundur. " Jangan ganggu aku lagi! "bentak Ifa  memandang tak suka ke arah Mirza. " Aku tidak mengganggumu Fa, aku hanya merindukanmu. Apa kamu tidak merindukanku? "tanya Mirza pelan. "Tidak, "Balas Ifa bertepatan seorang pria paruh baya menghampiri mereka berdua yang sepertinya berdebat sesuatu. " Ada apa ini? "tanya pria paruh baya itu bingung. " Ah tidak ada apa-apa Pak, saya hanya ingin bertanya tentang perusahaan bapak yang megah ini, "jawab Mirza sopan. " Saya pamit dulu pak. "Ifa menunduk sopan lalu bergegas pergi dari tempat ini. Mirza melihat kepergian Ifa yang kian menjauh, sungguh rasa cinta pada wanita itu kian besar dan tak bisa dihilangkan dengan mudahnya. " Ayo kita ke sana! "perintah pria paruh baya itu pada Mirza membuat Mirza langsung menuruti perintahnya. " nama saya Zaferino panggil saya Tn. Zaf terhormat, jika kau sudah aku jadikan pekerja tetap bersamaku. "pria paruh baya bernama Zaf itu hanya menatap datar ke arah lelaki muda yang sepertinya seumuran dengan anaknya. " Nama saya Mirza Tuan,"balas Mirza sopan dengan senyuman ramahnya walau tak dibalas oleh Tuan Zaf. " Ini sebuah laporan tentang Villa saya yang terletak di Bali, di sana Villa punya saya sedang bermasalah karena ternyata orang kepercayaan saya itu melakukan penggelapan dana membuat renovasi Villa saya jadi terpaksa dihentikan. Saya rugi banyak membuat saya jatuh sakit karena terlalu memikirkan itu dan tugas kamu di sini saya ingin kamu jadi pekerja sementara yang akan kuberi pekerjaan di sana. Kamu akan menjadi pengawas dan itu harus tanggung jawab jika sampai kau seperti orang kepercayaanku yang mengkhianatiku, hidupmu bakalan menderita dan saya tak memberi ampun padamu. "Zaf menatap tajam ke arah Mirza. Mirza tergugu tapi dirinya tersenyum mantap dan yakin kalau dia bisa melakukan tugas ini. " Emm jika saya bekerja dengan baik dan jujur, apakah bapak bisa memberikan saya pekerja tetap?" "Bisa tapi kau harus ikut masa training dulu. Saya akan mengetes kau bisa layak dipekerjakan atau tidak." "Terima kasih pak, saya janji akan melakukan pekerjaan ini dengan sangat baik karena saya sangat butuh pekerjaan. " " Jika kau melakukan pekerjaan yang hasilnya sangat memuaskan, kau akan mendapatkan gaji yang cukup besar." "Terima kasih pak, terima kasih." Akhirnya Mirza bisa menghela napasnya lega bisa mendapatkan pekerjaan yang baik seperti ini. "Papa. "seorang lelaki tampan datang menghampiri mereka dengan scooter yang selalu ia bawa untuk berkeliling kantornya. Keduanya serempak menoleh menatap seseorang itu dengan ekspresi wajah yang berbeda. " Kayden. "Zaf menyuruh anaknya untuk duduk di sampingnya. Kayden langsung turun dari scooternya dan mengambil posisi duduk di samping papahnya dan ikut menatap seorang pemuda yang sekira umurnya sama dengannya. " Siapa pah? "tanya Kayden bingung karena baru pertama kali dirinya bertemu pemuda ini. " Dia rekan kerja papah yang baru. " " Saya Mirza pak. " " Saya Kayden, senang bertemu denganmu. "Kayden tersenyum ramah pada Mirza begitu pula dengan Mirza. Mirza yang melirik name tage lelaki itu yang ternyata CEO di perusahaan megah ini. Oh ternyata orang yang bersama Ifa itu namanya Kayden, CEO muda perusahaan ini. Wah hebat sekali Ifa bisa menemukan lelaki kaya raya seperti ini. Tapi sayangnya Ifa hanya milikku bukan pria ini sampai kapan pun dan kebetulan sekali ini, aku akan merencanakan sesuatu yang bisa membuat hubungan kalian berdua hancur-ucap Mirza yang sangat yakin. ... Seorang wanita muda yang sangat cantik memakai dress panjang berwarna merah muda yang melekat ditubuhnya. Wanita itu duduk di kursi cantik yang dihiasi bunga-bunga yang indah sambil tangannya membawa pigura kecil yang di dalamnya terdapat foto seorang lelaki tampan memakai setelan jas kantoran sedang tersenyum ke arah kamera. "Aku merindukanmu mas, "lirih wanita itu. " Aku sendirian di sini tanpa adanya kamu yang selalu bersamaku dulu walau hadirku selalu tak kamu anggap. " " Aku rela kamu tak menganggapmu ada jika kamu selalu ada di sampingku. " " Aku sangat mencintaimu walau yang kutahu kamu tak akan pernah membalas cintaku. " " aku tidak membenci takdir yang memisahkan kita. " " Maafkan aku yang terpaksa membuang anak kita tapi aku yakin orang yang merawat anak kita bisa merawat anak kita dengan baik. Aku juga berjanji bahwa akan selalu menjaga anak kita dari kejauhan. " Wanita itu menangis dalam diam menatap pigura foto suaminya sesekali tangannya mengusap pigura itu dan menciumnya penuh kasih sayang. ... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD