21 - Perasaan Cemburu

1347 Words

“Ini saya bawakan minuman buat kamu. Nanti kalau sudah jam makan siang, saya traktir kamu di tempat makan sekitar sini. Makan di warung makan biasa, nggak papa, kan?” Naira yang sedang fokus pada laptopnya pun terperanjat mendengar suara maskulin itu. Ia mendongak, sebelum akhirnya mengangguk sambil tersenyum tipis. Ternyata, bekerja di luar ruangan seperti ini menguras lebih banyak energinya. Sejak tadi ia sudah merasa gerah, meski tidak pernah tampak mengeluh. “Nggak papa, Pak. Saya bisa makan di mana saja.” “Kamu nggak bawa ikat rambut? Mau saya carikan?” tawar Pak Gery. “Biasanya saya ke mana-mana bawa jedai, Pak. Tapi kayaknya tadi ketinggalan, deh. Nggak papa nanti cari sekalian pas makan siang saja, Pak,” tolak Naira. Ia merasa tidak enak, karena sejak tadi ia seolah merecoki pe

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD