Bab 16. Tiada Lagi Kesempatan

1101 Words
Chloe Harristian terpaksa mengikuti Connor Archer ke ruangan orang yang paling ia benci yaitu Aldrich Caesar. Jika bukan karena ia menginginkan penjelasan tentang nilainya maka Chloe tak akan mau melihat wajah angkuhnya seumur hidup. Namun Knight tak bisa ikut dengan Chloe. Connor bahkan meminta hanya Chloe yang boleh masuk ke ruangan tersebut. “Sebenarnya ada apa? Aku sudah mengirimkan tugasku sesuai petunjuk!” protes Chloe di depan pintu sebelum ia dan Connor masuk ke ruangan Aldrich. Connor berbalik dan tersenyum pada Chloe. “Maafkan aku Nona Harristian. Tapi Doktor Caesar yang memintaku untuk memanggilmu ke ruangannya. Dia akan menjelaskan masalahnya padamu. Silahkan masuk!” ungkap. Connor seraya mengarahkan Chloe untuk masuk. Ia membukakan pintu untuk Chloe. Chloe pun dipersilahkan masuk oleh Connor dengan sopan. Di kursi kerjanya, Aldrich terlihat sangat serius dengan laptopnya. Dengan kacamata yang setia terletak di tulang hidungnya, Aldrich tampak sangat tampan dengan keseriusan seperti itu. “Silahkan, Nona Harristian!” ujar Connor lagi mempersilahkan Chloe yang berjalan sangat pelan mendekat lalu berdiri di depan meja Aldrich. Connor pun berjalan mendekat sisi kanan meja kerja Aldrich untuk melaporkan keberadaan Chloe. “Doktor? Nona Harristian sudah datang!” Aldrich Caesar sudah menunggu kedatangan Chloe Harristian semenjak ia datang. Ia sudah memutuskan dan memerintahkan Connor untuk tidak mengirimkan nilai dari makalah Chloe karena kejanggalan yang ia rasakan. Begitu Chloe masuk bersama Connor, Aldrich sesungguhnya sudah menyadarinya. Tapi ia sengaja bergeming dan diam tetap mengerjakan pekerjaan di laptopnya. Sementara Aldrich sedang mengerjakan draft perjanjian pra pernikahan milik Rei Harristian, sekarang adik bungsunya Chloe tengah berada di depan Aldrich. Aldrich tak kunjung mengangkat pandangannya pada Chloe yang ada di depannya meskipun gadis itu sudah berdiri beberapa menit di depannya. Sampai Connor mendekat ke sebelah dan melaporkan jika Chloe sudah datang. Seakan Aldrich tidak tahu jika Chloe sudah di sana. Chloe hanya diam saja menunggu apa lagi yang akan dikatakan Aldrich padanya sekarang. Aldrich baru bicara setelah nyaris hampir sepuluh menit Chloe menunggu. “Apa yang terjadi?” tanya Aldrich ketus dan pura-pura tak tahu. Chloe langsung mengernyitkan keningnya tak mengerti. “Anda yang memanggilnya, Doktor!” ucap Connor sedikit menunduk berbisik dengan polos. Ia tak mengerti bahwa itu hanya trik Aldrich semata. “Aku tahu!” sahut Aldrich dengan ketus dan sedikit melirik pada Connor. Connor sampai menunduk malu dan meminta maaf. “Maaf, Doktor!” “Bukan kamu yang harus meminta maaf tetapi dia!” potong Aldrich dengan cepat. Chloe makin mengernyit tak mengerti. Ia memandang Aldrich dengan kebingungan. Aldrich memandang Chloe dengan tajam seperti sedang akan memarahinya. “Apa maksudmu …” “Jika kamu datang kemari untuk meminta nilai dariku, sebaiknya kamu keluar. Aku tidak akan pernah memberikannya!” tegas Aldrich dengan pandangan tajam tanpa ampun sama sekali. “Aku tidak mengerti! Apa salahku?” Chloe tak sadar sedikit menaikkan suaranya pada Aldrich. Connor mulai sedikit beringsut ke belakang dan bergantian melirik pada Aldrich dan Chloe berganti. Ia melepaskan napas pelan lalu beralih memandang Chloe. “Kamu masih berani bertanya padaku?” hardik Aldrich mulai emosi. Ia mengambil makalah Chloe yang sudah diperiksa oleh Connor dan dirinya lalu separuh melempar ke atas meja di hadapan Chloe. Chloe yang masih bingung lantas menatap pada makalahnya. Ia masih tak mengerti apa-apa. “Itu milikmu kan?” tanya Aldrich lagi dan dengan wajah polos Chloe segera mengangguk lalu. “Apa kamu yakin? Karena itu bukan milikmu!” sambung Aldrich lagi masih dalam posisi duduk tapi rasa marahnya makin terasa. Chloe lantas mengalihkan pandangan pada Connor yang kemudian sedikit menurunkan pandangannya. Chloe mendengus kesal dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak mengerti sama sekali! sebaiknya kamu jelaskan padaku, ada masalah apa dengan makalahku!” sahut Chloe sambil mengentakkan kedua tangannya di sisi tubuhnya karena kesal. Aldrich berdecap dan mulai berdiri dari kursinya. “Kamu bukan mahasiswi tahun pertama kuliah, Nona Harristian. Kamu adalah mahasiswi pasca sarjana yang seharusnya lebih tahu tentang kesalahan fatal yang sudah kamu lakukan daripada orang lain!” “Tapi aku tidak tahu kesalahan fatal apa yang kamu maksudkan ... Pak!” sahut Chloe dengan nada lebih tinggi pada Aldrich. Aldrich mulai menggeram kesal. Gadis itu memang paling pintar mematik emosinya. Tiap kali melihatnya, d**a Aldrich rasanya panas dan ia jadi ingin melampiaskannya. “Apa kamu sebodoh itu sampai tak tahu yang aku maksudkan?” Chloe makin membesarkan matanya. Aldrich terang-terangan mengatainya bodoh. Connor yang sudah mundur lantas meremas tekuk belakangnya melihat Aldrich yang benar-benar emosi. “Apa? Aku tidak bodoh!” “Kalau begitu, siapa yang sudah membuat tugasmu ini? Jawab!” cetus Aldrich makin tak mau kalah. Ia berjalan keluar dari mejanya dan kini berhadapan empat mata dengan Chloe yang tak mau mundur. “Apa maksudmu, Pak? Tentu saja aku yang sudah membuatnya!” jawab Chloe sedikit memekik. Aldrich nyaris melotot pada Chloe yang tak takut memandang tajam matanya. “Jangan mengelak, Chloe Harristian! Aku tahu kamu pasti membayar orang lain untuk mengerjakan tugas-tugasmu! Atau kamu menyontek dari hasil milik orang lain, iya kan?” Aldrich makin menuding Chloe berbuat curang. Napas Chloe jadi tersengal mendengar seperti apa Aldrich menuduhnya seperti itu. Mengapa ia bisa melakukan itu pada Chloe? “Aku tidak pernah membayar siapa pun untuk mengerjakan tugas-tugasku! Aku tidak pernah berbuat curang!” jawab Chloe makin membuat Aldrich mendengus sinis. Chloe jadi makin kesal dibuatnya seolah Aldrich akan selalu menuduhnya seperti itu. “Aku mengenalmu, Nona Harristian. Itu bukan hasil dari pemikiranmu!” “Kamu tidak bisa menuduhku sembarangan tanpa bukti! Aku pikir kamu adalah seorang Doktor yang terhormat dan menjunjung tinggi kejujuran dalam ilmu pengetahuan tapi ternyata aku salah!” balas Chloe makin menyulut api yang memang sudah mulai berkobar di kepala Aldrich. “Aku bukan menuduh. Tapi aku memang menyimpulkan. Dan semua yang aku ucapkan bisa aku buktikan, Nona Harristian. Tapi bagaimana denganmu? Bagaimana kamu bisa membuktikan jika yang kamu katakan itu adalah benar?” tantang Aldrich berbalik pada Chloe. Rasanya kedua bola matanya sudah akan keluar dari tempurung kepalanya karena perkataan Chloe. “Karena aku memang mengerjakan tugasku sendiri, aku tidak berbohong, Aldrich! Aku benar-benar mengerjakannya sendiri!” pekik Chloe sambil merengek kesal dan tak sengaja memanggil nama depan Aldrich. Aldrich melotot sekaligus mengeraskan rahangnya menatap Chloe yang baru sadar telah memanggil nama Aldrich begitu saja. “Jangan sok akrab denganku ...” geram Aldrich terdengar kasar. “Tapi kamu menuduhku tanpa bukti!” balas Chloe tak takut mati sama sekali. Aldrich langsung mengambil makalah Chloe dan membuka pada lembaran yang ia maksudkan lalu menunjukkannya pada Chloe. “Kamu menyebutkan jika potongan patung dewa Jupiter yang ditemukan di salah satu kuil di Dodona bukan asli. Tapi patung itu telah dikonfirmasi oleh Museum Santorini sebagai satu-satunya di dunia. Bagaimana kamu bisa mengetahui hal itu?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD