Ruangan Panas

1832 Words

“Apa anda berniat membiarkan Mikhaila tidak menyelesaikan magangnya, Tuan?” “Terserah perempuan itu, yang penting dia selalu ada kalau saya butuhin. Tapi akan lebih bagus kalau dia disini ‘kan?” Gumam Jack sambil menyeringai, sampai dia sadar dengan pikirannya. Jack menggelengkan kepala. “Saya mau istirahat dulu, kamu yang urus sisanya.” Jack masuk ke kamar di ruangannya. Membasuh wajah karena terus membayangkan Mikha yang berada dibawah kendalinya. Beberapa kali merutuki dirinya yang memikirkan hal itu. Namun jika dipikir lagi, “Dia juga untung, jadi gak dipermalukan sama temannnya ‘kan?” “Tapi lu nipu anak sama keluarga lu,” bisik hati nuraninya membuat Jack terdiam. “Gak nipu, daripada ke depannya ribet. Mikhaila juga gak ngerasa dirugiin sama sekali.” Karena pusing dengan pemikir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD