Vinda terdiam, menatap kosong jalanan diluar sana. Ia saat ini sedang dalam perjalanan pulang setelah mendengarkan cerita panjang Barra mengenai kasus kemarin. "Sebelumya Om Feri datang padaku, menyuruhku datang pada rapat bulanan dan mengumumkan jika perusahaan sudah kuserahkan pada mereka tetapi aku menolak. Aku memilih bungkam dan memutuskan tetap nekat pergi ke amerika tetapi sayangnya mereka berbuat nekat." Perkataan Barra beberapa saat lalu kembali terulang dalam pikiran Vinda, tidak habis pikir dengan jalan pikiran keluarga Feri Dirgantara. "Pak," "Iya Bu." "Kita ke perusahaan Dirgantara dulu, saya ada urusan disana." titahnya. "Tapi Bu, bapak berpesan untuk tidak mengantar ibu kesana." Vinda memijat pelipisnya pelan, suaminya benar-benar. Vinda bungkam, kembali menatap j