Raras mengerjabkan mata. "Kenapa kamu bisa tahu?" "Dan kenapa aku tidak tahu?" Aezar memiringkan kepala dan memandang Raras lekat. Matanya seolah menyiratkan jika Aezar sedang marah karena telah dibohongi. "Aku bisa pergi sendiri kalau kamu memang ingin aku pergi." Raras segera mengambil tangan Aezar dan menggenggamnya erat. "Tidak, bukan itu maksudku, Aezar. Aku sudah akan memberitahumu. Hanya menunggu waktu yang tepat saja." mata Raras melirik dua buah kotak di atas nakas. "Kamu lihat? Aku belum membuka kotak itu. Dan aku berencana untuk membukanya bersamamu." Aezar menahan senyumnya agar tidak terlukis terlalu lebar. "Jadi? Kamu ingin aku di sini atau tidak?" Menahan malu, Raras menundukkan kepala. "Ya." Sebelah alis Aezar terangkat naik. Ia menunduk agar bisa mengintip wajah Ra