19. Sebuah Pengkhianatan

1644 Words

Arletta menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya begitu Adrian turun dari kasur setelah puas bercinta dengan Arletta. Sambil memakai bajunya, Adrian menatap Arletta yang tidak terlihat seperti biasanya. Senyum malu-malu yang sering Arletta tampakan setelah mereka bercinta, kali ini tidak ada. Digantikan oleh wajah Arletta yang terlihat murung. Adrian kemudian menghampirinya, duduk di ujung kasur dan mengusap pipi Arletta dengan mesra. “Kamu kenapa? kok kelihatannya murung?” tanya Adrian. Arletta mengerjap, lalu menggelengkan kepalanya pelan. “Nggak apa-apa, om. Mending om cepet ke kamar, Arletta takut.” Adrian tersenyum tipis. “Hubungan kita memang susah ya, Arletta. Andai tidak ada Vivi dan Nicholas, dan Om bertemu kamu, aku pasti akan menikahi kamu dan kita bisa hidup bahagia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD