Angkasa sedang duduk santai di sofa. sembari menunggu Aluna selesai mandi, ia bermain dengan ponselnya. Beberapa pesan ucapan selamat menikah ia terima dan beberapa sudah dibalas mumpung mendapatkan waktu luang. Disela-sela sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba Angkasa mengingat serangkaian acara pernikahannya yang berlangsung sejak pagi hingga malam. Pria itu diam, lalu menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Helaan napas panjang terdengar dari arah Angkasa, dengan raut wajah menyesal. “Harusnya tadi aku tidak bersikap seperti itu. Siapa lagi yang diandalkan Aluna selain aku,” gumamnya pelan, menyesali sikapnya terhadap Aluna saat mengalami kesusahan. “Dia polos, tapi harusnya aku yang bisa mengendalikan diri. Bukan malah lamban membantu dia. Maaf Aluna, saya hanya belum terbiasa dengan keh