Kamu kenapa menangis terus?” Adrena menoleh dan menatap sahabatnya, Yumi. Sejak tadi Yumi menangis dan entah karena apa, Adrena pun tak tahu. Bahkan sejak tadi Yoyo sudah menelpon Adrena, namun Adrena enggan mengangkat telepon tersebut, Adrena saat ini mengedepankan emosinya kepada Yoyo, karena sebagai sesama lelaki, Yoyo tidak mengajari Agung untuk melakukan sesuatu yang baik. Bahkan Agung terlihat sangat tak menyadari kesalahannya dan Yoyo terdengar mendukungnya.
“Aku menangis karena kamu, karena kamu yang disakiti oleh cowok b******k itu.”
“Udah, Yumi. Aku gak mau membahasnya lagi,” geleng Adrena.
“Kamu kenapa sih bisa sabar banget hadepin dia? Dia itu b******k. Dia itu gak akan pernah berubah. Aku juga kesal pada Yoyo. Karena Yoyo gak bisa dukung kita sebagai cewek. Aku kesal sama dia dan aku gak mau pulang,” kata Yumi menangis sesenggukan.
Seharusnya yang menangis adalah Adrena, karena Adrena lah yang putus dan tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari Agung, bahkan seluruh pengorbanannya salah. Semua itu tak membuat Agung melihat betapa tulusnya dia.
Mata Adrena sampai sembab karena terlalu menangis, namun kedatangan Yumi malah membuat Adrena merasa lebih baik, karena Yumi merasakan apa yang ia rasakan.
“Kamu nangis juga dong, temenin aku nangis,” kata Yumi menyikut Adrena.
Adrena lalu berteriak dan menangis histeris bersama sahabatnya. Adrena merasakan sakit luar biasa karena Agung tidak mau lagi bersama dirinya dan lebih memilih Fitria sebagai wanita yang ia inginkan.
Adrena terus menangis begitupun Yumi, tangis mereka memecah keheningan malam. Lalu tak lama kemudian terdengar suara teriakan dan ketukan pintu rumah Adrena yang begitu keras. Adrena dan Yumi berhenti menangis dan mendengar siapa pemilik suara itu.
“Itu Yoyo,” kata Adrena.
“Udah aku gak mau ketemu dia,” geleng Yumi.
“Yumi, Yoyo itu suami kamu, bukan orang lain. Jadi temui dia. Siapatahu saja dia mau menjelaskan sesuatu.”
“Aku kemari itu mau nemuin kamu dan nemenin kamu, bukan malah menemui b******k itu,” geleng Yumi dan menutup kedua telinganya agar tidak mendengar panggilan Yoyo diluar sana.
“YUMI SAYANG, AKU TAHU KAMU DI DALAM, AKU KEMARI MAU MENJEMPUTMU. KELUARLAH, SAYANG!” teriak Yoyo seraya mengetuk pintu begitu keras. “AKU MOHON KELUARLAH. AKU MINTA MAAF ATAS APA YANG AKU LAKUKAN. AKU JANJI TIDAK AKAN MELAKUKANNYA LAGI. ADRENA! BUKA, ADRENA!”
“Dia memanggilku, aku akan keluar,” kata Adrena hendak bangkit dari duduknya.
“Please, Rena, jangan sampai kamu keluar dari sini. Aku beneran gak mau ketemu dia, dan aku mau menenangkan perasaan aku, jadi pahami aku,” lirih Yumi.
“Aku yang bertengkar dengan Agung, lalu kenapa kamu ikut-ikutan? Kenapa malah hubunganmu ikut renggang? Kamu dan Yoyo itu sudah suami istri, apakah harus begini?” Adrena menggelengkan kepala, harusnya hubungan Yumi dan Yoyo baik-baik saja, dan hanya hubungannya yang patah.
“Memang harus begini, agar Yoyo sadar bahwa hal itu tidak benar. Dia sudah mendukung Agung bahkan menceritakan tentangku dibelakangku, aku juga punya perasaan. Pokoknya malam ini aku mau menginap di sini.” Yumi bersedekap dan keukeuh tidak mau keluar meskipun Yoyo mengganggu suami orang.
“Aku pusing mikirin kalian juga, aku udah dipusingkan sama hubunganku dengan Agung, dan kalian malah nambah beban pikiran aku,” geleng Adrena membaringkan kepalanya disofa.
“Kamu kenapa sih masih sabar banget hadepin Agung? Meskipun dia berkali-kali kedapatan selingkuh dari kamu? Kamu juga punya perasaan loh. Kamu gak boleh terus-terusan merasa bahwa Agung akan jadi jodoh kamu. Padahal dia benar-benar b******k,” geleng Yumi berusaha menyadarkan sahabatnya.
"Semua ini karena aku masih sayang sama Agung. Aku mencintainya dengan tulus, aku merasa gak akan pernah dapat kasih sayang lagi dari siapapun. Hanya ada Agung, hanya dia. Aku kehilangan banyak hal dalam hidupku, bahkan kamu paling tahu aku dibuang oleh keluargaku karena aku bucin pada Agung. Dan, jujur saja aku gak mau menyia-nyiakan itu." Adrena menatap Yumi.
"Jadi wanita kenapa bodoh begitu, Rena? Apa kamu tahu artinya cinta? Cinta itu bukan menyiksa diri seperti ini. Dan apa katamu? Kamu hanya punya Agung? Lalu aku sahabatmu, kamu anggap apa?"
"Aku melepaskan banyak hal demi Agung, Yumi. Aku meninggalkan agamaku dan meninggalkan keluargaku, lalu pada siapa aku akan bergantung jika bukan padanya? Selama ini aku nggak pernah main-main pada Agung, banyak pembuktian yang aku berikan kepadanya."
"Tapi apa yang dia berikan kepadamu? Kenapa jadi wanita bodoh sekali? Kamu itu cantik, kamu itu berpendidikan, mau dibodoh-bodohi dengan pria b******k sepertinya?"
"Aku harus gimana lagi? Aku begitu mencintai Agung, sehingga apapun kesalahan yang dia buat selalu aku maafkan karena aku menganggap apapun itu ia hanya khilafnya saja."
"Dengan kebebasan yang kamu kasih, kamu sudah buat dia semena-mena padamu, setelah mendapatkan peluang baru ia meninggalkanmu begitu saja, dan tidak bertanggung jawab. Sementara apa yang dia dapatkan saat ini dan ia miliki saat ini, semua itu karena dirimu juga karena perjuanganmu juga."
aku bisa apa lagi Yumi semua ini udah terlanjur Aku begitu sayang padanya
"Aku mohon padamu, Rena, jangan selalu menganggap bahwa semua itu hanya kekhilafan, dia itu sedang mempermainkan kamu. Lihat sampai sekarang pun dia gak datang kan? Dia gak berusaha telepon kamu, 'kan?"
Adrena menunduk. Sebegitu besar perasaan Adrena kepada Agung sehingga Adrena tidak pernah memikirkan perasaannya dan luka yang selalu Agung berikan, Adrena menganggap bahwa apapun yang Agung lakukan adalah kehilafannya sehingga Adrena lupa bahwa komitmen yang pernah ia dan Agung sepakati sudah dihancurkan oleh Agung sendiri.
Apa yang dikatakan Yumi memang benar ia terlalu bodoh sehingga percaya pada Agung mengabaikan perasaannya yang terluka setiap waktu hanya untuk memaafkan Agung Agung juga tidak pernah menjelaskan apapun kepadanya bahkan yang berpura-pura lupa dengan apa yang ia lakukan.
Yumi menyentuh bahu sahabatnya dan berkata, "Aku nggak mau kamu salah jalan, mungkin inilah cara Tuhan menyadarkan kamu bahwa Agung bukan pria yang baik buat kamu dan mulai sekarang lupakan dia, dia nggak pantas menerima ketulusan dari kamu."
"Aku nggak bisa ninggalin Agung, aku nggak bisa, Yumi."
"Agung udah ninggalin kamu apalagi yang kamu harapin dari dia? Dua hari yang lalu aku baru tahu ternyata Yoyo mengantar Agung untuk membeli cincin lamaran untuk Fitria. Yoyo pikir itu buat kamu, lalu kamu masih mau menerimanya? Menerima kesalahannya itu, sementara dia dan Fitria sebentar lagi akan bertunangan.
Airmata Adrena luruh lagi.