PART 2
“Oke.. Cut!! Kerja bagus semuanya!” Sang sutradara menepuk tangannya tiga kali saat syuting iklan hari itu ditanyakan selesai. Seorang laki – laki tinggi yang tadi memainkan perannya menghampiri sang manager yang menunggu tidak jauh dari tempatnya.
“Minum?” Laki – laki tinggi itu meraih botol minuman yang disodorkan sang manager padanya.
“Setelah ini apa jadwalku selanjutnya?”
Sang manager mengeluarkan ipad nya untuk memeriksa jadwal sang artis.
“Setelah ini kau akan ada pertemuan dan malam nanti kau harus menghadiri premier film terbaru temanmu, Allen”
“Pertemuan dengan siapa?”
“Seorang sutradara menginginkanmu untuk bermain di filmnya”
“Siapa sutradara nya?”
“Mr. Jeff”
Jay menurunkan botol minumnya dan menatap tidak percaya manager nya itu.
“Jeff Anderson?”
“Ya siapa lagi selain dia sutradara yang bernama Jeff?”
“Ayo kita pergi!”
“Okay, aku tau kau akan tertarik!”
Leon, sang manager mengemudikan mobilnya dengan tenang sedangkan sang artis duduk di kursi belakang.
“Beliau sudah memberikan salinan naskahnya, Kau bisa membacanya di sini”
Jay meraih tablet yang di berikan manager nya dan membuka dokumen yang ada di dalamnya.
“Bukankah ini cerita yang ada di buku yang sedang booming itu? Ceritanya cukup menarik”
“Ya. ku dengan banyak sekali aktor yang menginginkan peran ini tapi Mr. Jeff menawarkannya padamu, kau tidak boleh mengecewakannya Jay”
Jay hanya diam sambil terus membaca salinan naskah di tangannya.
**
Laki – laki mungil itu menatap kerumunan orang didepan sana dengan ragu. Saat ini dia sudah tiba di tempat diadakannya premier film yang di katakan Mark waktu itu.
“Kita tidak bisa lebih jauh, bagaimana?”
Laki – laki mungil itu menatap laki – laki yang sedang menyetir di sebelah nya. Jhonny, laki – laki yang berusia empat tahun lebih tua darinya itu lah yang telah membantunya sejak dia kabur ke London. Laki – laki tinggi dengan surai blonde yang saat ini bekerja sebagai salah satu manager di perusahaan raksasa di kota ini.
“Aku turun disini saja”
“Kau yakin?”
“Ya, jika bukan karena Mark aku tidak akan berada disini. Terima kasih sudah mengantarkan ku Jhonny”
“Tidak apa, kau bisa menghubungiku jika sudah selesai nanti dan aku akan menjemputmu”
“Terima kasih”
Laki – laki mungil itu membuka pintu mobil dan keluar dengan hati cemas. Dia tidak pernah terbiasa dengan situasi seperti ini, sungguh merepotkan bertemu banyak orang.
“Jangan lupa hubungi aku!”
Jamie hanya tersenyum kecil sebelum mobil Jhonny menjauh dari tempat itu. Kedua kakinya melangkah pelan mendekati kerumunan itu yang terlihat sedang menunggu seseorang dengan antusias.
Tidak lama kemudian datang sebuah mobil dan keluarlah seorang laki – laki tinggi dengan wajah tampan berambut hitam yang di tata dengan rapi mengenakan setelah jas semi formal yang terlihat sangat pas di tubuhnya. Kerumunan itu langsung berteriak kencang saat sang artis melangkah di atas red carpet. Jamie hanya menatap kerumunan orang itu tidak jauh dari sana, dia sungguh kagum dengan visual laki – laki itu.
Benar – benar tampan.
Mobil selanjutnya kembali datang, seorang laki – laki berkulit tan berwajah tampan sekaligus lucu dengan rambut silver yang terlihat sedikit berantakan bersama seorang laki – laki tinggi berkulit putih dengan rambut berwarna dark brown keluar dari dalam mobil itu. Kerumunan kembali di buat heboh dengan kedatangan dua laki – laki tampan itu.
Setelah itu banyak sekali mobil dan artis yang berdatangan, Jamie masih diam di tempatnya mengagumi visual para selebriti yang hadir malam itu. Apakah semua selebriti mempunyai wajah cantik dan tampan? Seketika dia menatap penampilannya yang biasa saja. Kemeja biru dengan jeans hitam tidak lupa kaca mata bulat yang selalu dikenakannya. Dia merasa tidak pantas berada disana.
Laki – laki mungil itu terkejut saat ponsel nya berbunyi.
“Ya Mark? Ada apa?”
‘Kau dimana?’
Jamie menatap sekelilingnya jika saja dia dapat menemukan keberadaan temannya itu.
“Aku diluar”
‘Kenapa kau tidak masuk?’
“Sepertinya aku pulang saja”
‘Apa - apaan kau ini! Cepat masuk! Aku menunggumu’
“Tapi...”
‘Aku akan menjemputmu saja. Tunggu disana!!”
Sepuluh menit kemudian Mark sudah berada di hadapan laki – laki mungil itu. Mark berpenampilan modis dengan setelan yang dikenakannya. Jamie kembali berpikir, kenapa dia bisa berada disini? Seharusnya dia menyelesaikan naskahnya saja di kamar.
“Ayo, film nya akan segera di mulai”
“Aku merasa tidak seharusnya berada disini”
“Ck, lupakan semua. Hanya pikirkan kau akan menonton film dan pulang. Ayo bersenang - senang!”
Mark menarik Jamie memasuki tempat premier film itu diadakan. Keduanya memasuki tempat itu melalui jalur lain karena jalur depan di khusus kan untuk para undangan VIP.
“Kau tidak bisa bersikap seperti ini!”
Jamie dan Mark menghentikan langkahnya saat mendengar suara dari lorong yang akan mereka lewati.
“Apa? Apa yang kau inginkan?”
“Kau yang membuatku masuk dalam dunia mu dan kau terus saja berpura – pura tidak mengenal ku!”
“Aku tidak pernah memaksamu melakukan semua ini. Kau yang bersikeras untuk masuk kedalam kehidupan ku!”
“Tapi kau sudah berjanji sebelumnya b******k!”
“Apa? Janji apa? Aku hanya mengatakan jika kau juga seorang selebriti hubungan ini akan lebih mudah, hanya itu! Aku tidak pernah berjanji akan menjadikanmu kekasihku! Kau yang terlalu percaya diri jika aku menyukaimu”
“Kau.. setelah semua ini..”
Terdengar helaan nafas panjang disana.
“Baiklah, aku tidak akan berpura – pura tidak mengenalmu lagi. Tapi berusahalah tidak terlalu dekat denganku karena ingat kau itu hanyalah artis pendatang baru jadi bersikaplah sewajarnya padaku. Aku sudah sejak kecil berada di industri ini, aku tidak ingin kau merusak karir ku”
“Kau benar – benar b******k!!”
“Setidaknya kau tau hal itu. Aku harus pergi, premier film ku akan segera di mulai”
Lalu terdengar langkah kaki menjauhi tempat itu. Jamie dan Mark yang sejak tadi bersembunyi akhirnya keluar dan tidak menyangka menemukan sang artis terdiam disana.
“Dean?” Laki – laki itu menoleh kearah Mark dengan terkejut.
“Mark, sejak kapan kau ada disini?” Mark menatap canggung laki – laki di hadapannya.
“Maaf, aku seharusnya tidak menguping. Tapi aku dan temanku tidak mempunyai pilihan lain selain melewati lorong ini karena di depan terlalu banyak orang”
Dean menghela nafas panjang “Kuharap kalian dapat merahasiakannya”
“Tentu, aku dan temanku tidak akan mungkin membocorkan nya. Terutama kau itu artis ku, aku tidak mungkin menghancurkan karirmu” Jamie hanya diam menganggukkan kepalanya setuju.
“Terima kasih”
Setelah itu ketiganya memasuki tempat di putarnya premier film itu. Dean mendapatkan kursi VIP dimana para selebriti dan tamu undangan duduk sedangkan Jamie dan Mark mendapatkan tempat dibelakang.
**
“Aku tidak menyangka ceritanya akan setragis itu. Kenapa salah satunya harus mati”
Jamie menatap laki – laki yang duduk disebelahnya dengan heran, dia juga menyetujui pendapat Mark tapi untuk menangis terseduh – seduh seperti ini dia merasa terlalu berlebihan. Dia memberikan sapu tangannya pada sahabatnya itu yang belum juga berhenti menangis. Di sekitarnya masih banyak orang yang berlalu lalang termasuk para selebriti.
“Berhentilah menangis, kau tidak malu di lihat semua orang?”
“Tapi ceritanya sedih sekali. Si Allen itu benar – benar hebat memainkan perannya”
“Ya, aku setuju”
“Tapi kenapa dia harus mati”
Jamie menghela nafas pasrah, dia harus mencari alasan agar berpisah dari temannya itu. Bukannya apa tapi sejak tadi mereka cukup menjadi pusat perhatian karena tangisan laki – laki bersurai hitam itu.
“Mark, aku ke toilet dulu”
Mark menatap sahabatnya itu setelah menghapus air matanya.
“Oh oke, Dean mungkin juga sudah mencariku. Kau pulang dengan siapa?”
“Sendiri mungkin”
“Tidak menghubungi Jhonny saja? Ini sudah cukup larut”
“Aku akan baik – baik saja. Jhonny mungkin sedang sibuk, aku tidak ingin selalu merepotkan nya”
“Oke, hati – hati dijalan. Aku pergi dulu, jangan lupa hubungi aku nanti!”
Setelah Mark pergi, Jamie melangkahkan kakinya menuju toilet. Toilet itu nampak sepi jadi dia langsung masuk dan cukup terkejut saat melihat seorang laki – laki sedang berdiri di depan wastafel sedang mencuci tangannya.
Jamie sejenak merasa ragu untuk masuk lebih jauh karena dia mengenal laki – laki tinggi dihadapan nya ini, bukankah dia salah satu artis yang di lihat nya tadi.
“Apa kau akan terus berdiri disana?”
“Huh?”
Laki - laki tinggi itu membalikkan tubuhnya sambil melipat kedua tangannya angkuh.
“Apa yang kau inginkan dariku?”
“Maksudmu?” Jamie mengernyit bingung saat laki – laki itu menatap kesal kearah nya.
Kenapa? Apa karena dia asal masuk kedalam toilet ini? Tapi kan ini toilet umum.
“Jangan berpura – pura bodoh. Aku tau kau sudah menguntitku sejak awal, aku masih bersikap baik padamu saat ini atau kau ingin aku memanggil petugas keamanan?”
“Maaf tuan, sepertinya anda salah paham. Aku bukan penguntit...”
“Tidak akan ada pencuri yang akan mengakui kejahatan nya. Aku melihatmu saat didalam gedung premier tadi, lalu kau mengikutiku sampai ke tempat ini. Mengaku saja atau aku akan memanggil petugas keamanan!”
Tunggu dulu, apa – apaan laki – laki ini? Aku bahkan tidak mengenal dia siapa, jika saja aku tidak melihatnya diatas red carpet tadi aku mungkin tidak tau jika dia seorang selebriti.
“Aku bukan penguntit!”
Laki – laki tinggi itu menatap Jamie dengan pandangan tajam. Laki – laki yang lebih mungil cukup merasa gugup saat ditatap seperti itu.
“Aku akan memanggil petugas keamanan”
“Hey! Sudah ku katakan jika aku bukan penguntit! Aku bahkan tidak mengetahui siapa namamu!”
Laki – laki tinggi itu nampak tidak perduli dan mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya untuk menghubungi manajernya agar membawa petugas keamanan kesana sebelum..
“Mr. James? Bagaimana anda ada disini?”
“Mr. Jeff!”
Jamie menolehkan kepalanya dan merasa lega saat melihat Mr. Jeff disana. Setidaknya ada yang mengenal dirinya dan membuktikan jika dirinya bukanlah seorang penguntit.
“Anda mengenalnya Mr. Jeff?”
“Ah tuan Lee, tentu saja aku mengenalnya. Dia penulis cerita dari naskah film yang aku tawarkan padamu siang tadi”
“Apa?!”
Sejenak laki – laki dengan beda tinggi itu saling menatap tidak percaya.
“Mr. James, perkenalkan ini Jayden Lee yang akan jadi pemeran utama di film yang akan kita kerjakan bersama nanti. Mr. Lee, ini Mr. James penulis naskah film yang akan kau peran kan nantinya. Semoga kalian kita bisa bekerja sama dengan baik”
Jamie tidak bisa mengeluarkan kata – katanya, apa – apaan semua ini. Sepertinya dunia sedang bercanda..
**
James menghela nafas panjang saat pagi ini Mark mengirimkannya pesan sebuah artikel dimana berita tentang siapa yang akan memerankan film BlackFrost miliknya.
“Kenapa harus laki – laki ini? Setelah dia menuduhku sebagai penguntit. Aku mengenalnya saja tidak bahkan aku baru mengetahui namanya setelah Mr. Jeff mengenalkan nya padaku”
Laki – laki mungil itu menatap ponsel nya untuk membaca artikel tersebut. Disana tertera beberapa nama aktor dan aktris yang akan mengisi peran di film tersebut.
“Rose? Wah bukankah dia perempuan yang foto nya ada dimana – mana saat ini. Dia sepertinya sangat terkenal, beruntung sekali laki – laki itu akan menjadi lawan mainnya”
Jayden Lee dan Rose Anne di konfirmasi akan membintangi serial layar lebar “BlackFrost”
Pagi ini, perwakilan industri mengabarkan bahwa Jayden Lee dan Rose Anne akan membintangi film terbaru karya sutradara terkenal Jeff Anderson . Film ‘BalckFrost’ bertema romance action yang menceritakan seorang anggota kepolisian yang di tangkap dan di tuduh membunuh seorang wanita dan dijatuhi hukuman selama lima tahun. Setelah keluar dari penjara dia memiliki dendam dengan semua orang yang sudah menjebloskan dirinya kedalam penjara. Maka dari itu dia berusaha mengungkap kasus yang menjeratnya itu dan menemukan siapa pelaku di balik kasus ini. Suatu hari dia bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang jurnalis baru yang hampir di tabraknya. Ternyata perempuan itu adalah adik dari perempuan yang dituduh telah dibunuh oleh nya.
Pada awalnya keduanya tidak dalam hubungan yang baik karena perempuan itu merasa laki – laki inilah yang telah membunuh kakak perempuannya. Tapi setelah ikut menyelidiki ulang bersama laki – laki itu dia menemukan banyak hal yang aneh dan janggal dalam kasus kematian kakaknya. Setelah menemukan sedikit bukti dia akhirnya percaya jika laki – laki ini bukanlah pelaku yang telah membunuh saudaranya seperti yang sebelumnya dia yakini.
Akhirnya mereka berdua bekerja sama untuk menemukan dan mengungkap kasus tersebut dan mencari siapa pelaku sebenarnya yang telah membunuh saudara perempuan nya.
Walt factory akan bertanggung jawab atas produksi film ini, dan penulis terkenal James Axton akan menulis naskahnya. Menurut laporan, film ini akan tayang pada pertengahan tahun depan.
__
Jamie berheti membaca artikel yang di kirim oleh Mark padanya itu. Dia meletakkan ponsel nya sambil menatap langit – langit kamarnya. Haruskah diri bertemu laki – laki tinggi itu lagi. Takdir memang selucu ini.
**