POV BRIAN
Aku mengeliat dari tidurku.Aku meraba kasur di
sampingku.Kosong!,kemana Cley?.
Aku bangkit terduduk lalu meraih hpku di nakas.Jam 10.Ada hampir 30 panggilan tak terjawab yang di d******i oleh nomor bunda dan Nadine.Aku taro hp ku di kantung celana.Aku menyibakkan bedcover,turun dari ranjang menuju kamar mandi.
Aku buang air kecil,menggosok gigi dengan sikat gigi baru yang sudah di siapkan Cley di kamar mandi lalu membasuh mukaku.Setelah itu aku beranjak keluar
Di dapur yang menyatu dengan ruang makan,aku dapati Cley yang sedang sibuk memasak.Dia sudah mandi.Rambutnya basah.Dia memakai kaos kebesaran yang berhasil menutupi hotpants yang dia kenakan.
Kaki jenjangnya yang putih mulus terexpose sempurna.Aku mendekat lalu memeluknya dari belakang
"Morning kiss yang"kataku sambil mengecup pipinya.Dia tersentak kaget
"Kamu bikin aku kaget"keluhnya
"Kamu bikin apa?"tanyaku sambil meletakkan wajahku di bahunya.
"Nasi goreng sosis"katanya sambil mengaduk nasi goreng di wajan
"Baunya enak"kataku
"Sana sih,kalo kamu meluk aku terus ujung ujungnya kita cuma mendesah bukannya sarapan"katanya jutek
Aku ngakak sambil melepaskan pelukanku lalu beranjak ke meja makan
"Pagi pagi galak banget"kataku sambil duduk di bangku meja makan
"Aku bikin kopi sama teh,aku ga tau kamu sukanya apa.Kamu pilih aja mau minum apa"katanya tetap sibuk mengaduk nasi goreng
"Aku suka dua duanya.Makasih ya yang"kataku sambil meminum teh lebih dulu
"Nih Brie nasi gorengnya"kata Cley sambil menyerahkan piring berisi nasi goreng padaku.
Dia lalu duduk di bangku di bangku di sampingku
"Thank's yang"kataku.Baunya enak aku mulai menyendok nasi goreng dan memasukkan ke mulutku
Aku mengerutkan dahiku,Clay menatapku
"Kenapa?"tanyanya
"Enak.Enak banget malah"kataku dengan mulut penuh makanan sambil tersenyum
Cley menghembuskan nafas lega.
"Kamu bikin aku deg deg an"katanya sambil memakan nasi gorengnya juga
Drt...drt hp ku berbunyi.Aku merogoh kantung celanaku
Ibu negara calling
"Siapa?"tanya Cley
"Bunda,kamu angkat ya"kataku sambil menunjukan layar hpku ke arah Cley
"Kamu aja,tar aku buru buru di kawinin lagi kalo mamamu tau kamu nginep di sini.Jangan bilang kamu di sini"katanya
Aku tersenyum mengangguk
"Asalamualikum bun"kataku sambil meletakan hp di meja dan memasang loudspeaker.Aku kembali makan
"Waalaikumsalam Brie.Kamu di mana?"suara bundaku
"Aku di rumah teman bun,kenapa bun?"kataku berbohong
Aku lirik Cley yang sedang memakan nasi gorengnya juga
"Oh..kirain bunda kamu kemana.Kamu tumben ga ngabarin bunda" terdengar lega
"Maaf bun,aku ketiduran.Bentar lagi aku pulang kok"
"Okay,kamu udah makan nak?"tanya bunda
"Ini aku lagi makan nasi goreng yang enak banget"kataku
Cley mendesis sebel ke arahku
"Bis itu pulang ya,jangan ngerepotin orang"perintah bunda
"Iya bun,kalo udah rapi aku pulang"
"Okay bunda tunggu ya.Ya udah hati hati kamu"
"Siap bun"kataku sambil memutuskan sambungan telepon
"Bunda itu perhatian banget ya,kamu tuh udah gede buat di cariin"ledek Cley
aku tertawa.
"Ya gitu deh,masa aku mesti marah.Daripada kamu ga pernah nyariin aku"godaku
"Ngapain aku nyariin kamu.Sebelum aku nyari kamu udah keliatan terus di depan aku"katanya jutek
Aku tertawa lagi
"Sekali sekali aku mau ngilang ah biar di cariin sama kamu"kataku
Cley melotot
"Coba aja"katanya jutek
"Suatu saat aku bakal coba kok,mau tau aja kamu bakal nyari aku apa ga"godaku lagi
"Ga akan aku nyari"jawabnya sambil menyembunyikan senyum
"Beneran?"godaku
"Iya,aku ga akan nyari"
"Ya udah,besok aku pindah ah.Ga di Jakarta lagi"
"Brie..."rengeknya
Aku tertawa,Cley mendengus kesal
"Susah banget sih buat bikin kamu ngaku kalo kamu kangen aku"kataku sambil mengacak rambutnya gemas
Cley melengos sebal.
Drt....drt...hpku berdering lagi.Aku liat layar dan nama julukan adikku terpampang
Bontot calling
Aku menghela nafas
"Siapa lagi?"tanya Cley
"Biang rese"kataku sambil mengarahkan layar hpku ke arah Cley
"Bontot?..siapa?,kayanya kamu laku banget ya banyak yang nyari"suara Cley terdengar sewot
"Ini Nadine yang...."jawabku
"Ademu?...angkat Brie.Aku suka dia lucu banget.Cepat Brie"sekarang Cley antusias
"Iya ...iya .." jawabku malas
"ABANG!!!"pekik Nadine,speakerphoneku sampai bergetar karena aku mengaktifkan speakerphone.
"B aja dong lo,speaker hp gue bisa rusak.Ada apaan sih?"rutukku kesal
"Ha...ha..tinggal beli lagi.Elo kan CEO masa Hp rusak elo ga bisa beli.Jangan malu maluin gue lah.Masa banyakan duit gue" mulai meledekku
Cley menahan tawa dan ,aku cemberut
"Gimana elo ga banyak duit.Elo kan malak sana malak sini.Buruan ada apa an!"kataku kesal
"Jutek banget sih lo.Bang elo nginep di rumah cewe elo kan?"
"Kepo elo.Sotoy juga"sanggahku
"Jiah ngeles,elo udah lulus kuliah bang ga perlu ngeles lagi.Gue ga percaya bunda bilang elo di rumah teman elo"
"Menurut elo gue di mana?"tantangku.Cley senyum senyum ke arahku
"Abangku yang baik hati dan tidak sombong,semalam gue ketemu sama teman teman lo.Mereka malah pada nyari elo dimana.Elo di telepon ga angkat" verbal khas Nadine
"Teman gue bukan mereka doang.Elo kata gue kuper"sangghku
"Jiah...iya teman yang lain ada.Tapi mereka kan udah lama jadi teman homo-an lo"kata Nadine sambil cekikikan.
Cley menutup mulutnya dengan tangan menahan tawa
"Sialan lo"keluhku kesal
Bicara dengan adik bontotku memang berpotensi bikin darah tinggi
"Ngaku aja sih bang,elo nginep di rumah cewe elo kan?"
"Iya emang kenapa?"
"Ha..ha...ngaku juga lo.Gue bilang bunda ah"
"Bilang aja"
"Yakin lo ga takut?"
"Paling di nikahin,gue kan udah gede.Elo jadi ga bisa nyalip gue,dan gue bebas dari gangguan elo kaya bang Andra"
Cley melotot ke arahku sekarang
"Ngebet aja bang.Ya udah lo pulang,tar di rumah mandi junub,elo abis melakukan sesuatu yang di inginkan kan?,cie...cie...akhirnya abang gue dewasa juga"ada aja bahan buat ledek aku
"So iye lo,elo tuh mandi duluan.Elo yang setiap hari ngendon di apartemen cowo elo.Tar gue bilangin bunda"ancamku
"Bilang aja,paling gue juga di nikahin.Gue jadi nyalip elo dan gue ga perlu sekolah lagi.Boy tajir ini"
"Awas aja elo kalo berani!!"ancamku
"Ha...ha...udah ah bosen gue ngomong sama elo,Cepat pulang.Heran gue, elo doang bunda ribet banget.Padahal kalo elo di buang juga ga ada yang ambil..Ha...ha..dah abang bye"pamitnya menutup telpon
Aku mendengus kesal dan gantian Cley yang terbahak
"Ha...ha...ademu lucu banget sih"kata nya di sela derai tawa
"Kamu senang ya?,belum aja kamu di julid tin"kataku sambil bangkit dari dudukku
"Mau kemana?"
"Mandi,kamu ga dengar Nadine ngomong.Aku mau mandi junub"kataku sambil berlalu ke kamar mandi.Masih aku dengar suara tawa Cley yang berderai
###
CLEY POV
Semenjak kami melakukan make out di apartemenku,Brie semakin posessif.Dia ga perduli aku ngambek karena dia dengan seenaknya antar jemput aku kerja.Memaksaku makan siang berdua.Dia bahkan tidak perduli dengan kasak kusuk para karyawan lain.
Dengan posesifnya dia merangkulku,dia memelukku di depan banyak orang.Dia ga perduli aku marah,ngambek,seakan dia buta dan tuli.
Aku senang sih dapat semua perhatiannya,tapi aku tetap gengsi untuk mengungkapkan perasaanku.Kadang Brie keliatan frustasi dengan kejutekanku tapi dia selalu sabar menghadapi aku.
Kadang aku kasihan,dan aku juga lumayan cape berdebat trus dengannya,walaupun sebenarnya aku suka dengan semua perlakuan istimewa Brie.Kalo aku lembur dia menemaniku,dan kalo dia yang harus lembur,dia malah membawa pekerjaannya ke apartemenku.
Brie sangat bertanggung jawab akan pekerjaannya dan dia sangat mencintai pekerjaannya.Kadang dia kelelahan dan tertidur di sofa apartemenku.Dan aku merasa kasihan melihat wajah lelahnya.
Brie jarang sekali hang out keluar dengan teman temannya,dia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah atau di apartemenku.Sesekali kami keluar untuk makan atau sekedar nonton.Dia merokok tapi bukan perokok berat.Aku tidak keberatan.Sesekali dia juga minum tapi hanya bir dan bukan minuman beralkohol tinggi.
Secara keseluruhan aku mengakui dia lelaki baik.Dengan wajah yang ganteng dan mapan,Brie termasuk yang ga neko neko.Kontak hp nya cuma di d******i oleh kontak relasi,teman lelaki dan keluarganya.Hampir tidak punya teman wanita.
Brie ga pernah marah kalo aku mengobrak abrik isi hp nya.Aku suka kepo,dan dia hanya tersenyum menanggapi.Semakin aku mengenalnya semakin aku yakin kalo aku sudah jatuh cinta padanya,tapi aku terlalu gengsi untuk mengakui
"Cley!"kata Brie mengagetkan
Aku mengerjap
"Kamu udah siap?"tanyanya
Aku menghela nafas
"Ya...aku siap"kataku
"Tenang aja,ada aku yang,aku bakal bantuin kamu.Yakin aja sama diri sendiri dulu.Baru kamu bisa menyakinkan orang lain"nasehatnya lembut
"Aku cuma takut mereka ga suka sama desain yang aku bikin.Kalo ga suka gimana Brie"kataku takut takut
"Ya tinggal bikin lagi.Apartemen nya juga baru 60 persen,masih ada waktu buat revisi yang"jawab Brie santai
"Kamu enak udah biasa presentasi,ini kan baru buatku.Kamu udah pengalaman sama pekerjaan kamu.Aku kan belum pernah kerja sebelumnya Brie"sanggahku
"Kata siapa aku ga grogi kalo mau presentasi?,aku selalu deg deg an,tapi kan bukan soal hidup dan mati Cley.Bismilah aja ya.Proses ga akan mengkhianati hasil.Aku tau gimana kerasnya kamu kerjain desain ini.Kamu menampung semua masukanku,masukan bagian pemasaran.Dan kamu berusaha banget untuk mengadaptasikan dalam gambar.Aku aja kagum,kamu kreatif banget"kata Brie sambil menggenggam tanganku berusaha menyakinkan
"Kamu pernah gagal ga pas presentasi?"tanyaku
"Pernah,ayahku tuh perpeksionis banget.Walaupun aku anaknya,kalo dia ga suka ya dia bilang ga suka.Aku sempat kesal,tapi kemudian aku mikir,ini cara ayah melatih mentalku buat ga gampang nyerah"
Aku terdiam
"Kadang kami berdebat soal pekerjaan sampai ngotot ngototan.Tapi ayah selalu gantlemen mengakui kalo seandainya aku benar,dan mengajarkan aku kalo aku memang salah.Setelah itu kami ngopi bareng seakan perdebatan panjang kami ga pernah terjadi.So jadilah aku yang sekarang.Kamu pikir gampang buat aku ada di posisiku sekarang.Dulu posisiku di kantor juga tukang gambar.Aku mengikuti jenjang karir di sini.Ayah tidak memperlakukan aku istimewa,sampai akhirnya dia percaya menyerahkan perusahan sebesar ini padaku"lanjut Brie
"Segitunya?"tanyaku merasa heran
ini kan perusahaan ayahnya,buat apa bersusah payah toh akan di serahkan juga
"Iya,kamu boleh tanya sama karyawan lain.Makanya aku minta maaf ya kalo aku sibuk banget sama kerjaanku,dan mungkin bikin kamu merasa aku cuekin"pintanya
"Aku ga masalah,malah aku suka"kataku sambil tersenyum
"Perasaan kamu suka ngambek kalo aku sibuk banget"ledeknya
aku seketika cemberut.
"Karena kamu suka lupa makan"jawabku jutek.
"Oh...jadi ceritanya kamu udah khawatir sama aku?..."goda Brie
"Abis gimana dong,kamu kan dekat aku terus.Masa kamu sakit aku diamin"kataku santai
"Iya iya...terserah kamu"kata Brie sabar
Tok!tok!!Aku dan Brie menoleh
Sekertaris Brie muncul di pintu.
"Maaf pa,peserta meeting sudah siap"kata Rina sekertaris Brie
"Oke 5 menit lagi kita mulai Rin"jawab Brie
Rina menutup kembali pintu ruanganku
"Yuk,udah waktunya"kata Brie
Aku menghembuskan nafas
"Yap....is show time"kataku mendahului Brie melangkah menuju pintu
###
BRIAN POV
Aku terus memperhatikan gerak gerik Cley di depan layar proyektor.Dia keliatan percaya diri.Binar matanya memancarkan keyakinan.Siapa yang menyangka kalo sebelum meeting dia merasa nervous setengah mati.
Cley terlihat profesional dan anggun.Aku merasa semakin hari aku semakin takut kehilangannya.Cley punya semua hal yang aku inginkan ada pada seorang wanita.Dia cantik,anggun,dan dia pintar.Buat aku,wanita pintar itu sexy.Di bandingkan wanita yang suka berpakaian sexy.
Aku sering berdebat dengan Cley dalam hal pekerjaan.Aku hanya mencari tau seberapa dalam dia mengusai sesuatu yang menjadi perdebatan kami.Kalo dia ga ngerti,dia dengan senang hati menerima masukan.Tapi kalo dia mengerti dan memahami sesuatu,dia dapat menjelaskan semuanya secara detail dan aku kagum.
Dia memang jutek tapi sebenarnya dia memperhatikan semua kebutuhanku.Dia yang menemani aku di saat aku suntuk dengan seabrek pekerjaan.
Kadang dia ngambek untuk masalah sepele.Aku selalu berusaha sabar menghadapi semua amarah Cley.Berusaha agar dia tergantung padaku,jadi dia harus berpikir dua kali untuk meninggalkanku.Aku ga bisa kebayang gimana kalo sampai dia meninggalkanku.Cley kelewat cuek aja aku udah uring uringan.
Satu hal yang hal yang aku tunggu dari Cley,pernyataan cintanya padaku.Aku punya keyakinan sih kalo dia mulai jatuh cinta sama aku.Tapi aku tetap mau dia mengungkapkan perasaannya padaku.Keliatannya aku harus lebih bersabar.
"Jadi itulah alasan kenapa saya mengusung konsep minimalis modern,saya melihat kalo target pasar apartemen kita adalah custumer muda yang lebih menyukai sesuatu yang simple dan praktis.Konsep minimalis juga membuat kita dapat menekan bugdet produksi karena tidak banyak detail dan juga pengerjaannya lebih cepat.Ada pertanyaan?,kalo ada silahkan!.Kalo memang tidak ada,saya akhiri presentasi saya.Terima kasih."kata Cley mengakhiri narasi panjangnya
Aku menatap sekeliling peserta meeting.Aku menangkap tatapan puas
"Saya rasa cukup.Dan saya merasa yakin kalo konsep yang ibu Cleymira pilih pasti akan di setujui oleh para penanam modal"kata pa Arif kepala bagian pemasaran
"Saya juga setuju dengan pa Arif.Budget produksi pun bisa di tekan dengan konsep desain yang ibu Cleymira buat.Jadi kita bisa menekan harga penjualan per unit nya,dan itu bisa menaikan persentase penjualan"kata bu Ratna kepala bagian keuangan
"Saya juga setuju.Design yang simple membuat proses produksi bisa lebih cepat.Saya cepat juga menyelesaikan target produksi.Sekarang tinggal keputusan akhir ada di Pa Brie.Kalo Pa Brie juga setuju berarti sudah tidak ada masalah"kata pa Rudy kepala bagian produksi devisi interior
Cley menatapku.Aku menghela nafas
"Well...kalo semua sudah setuju,ga ada alasan buat saya juga ga setuju.Saya sendiri suka dan sangat yakin akan konsep desain bu Cleymira.Kita tinggal meyakinkan para penanam modal,dan itu ga gampang.Kita harus lebih mematangkan konsep agar para penanam modal merasa puas dan tidak dapat mematahkan konsep kita"kataku seprofesinal mungkin.
Peserta meeting mangangguk mendengar kata kataku
"Okay..meeting hari ini saya rasa cukup.Bisa kita beri appluss buat bu Cleymira untuk presentasinya yang keren tadi"kataku bangkit berdiri sambil bertepuk tangan
Ruang rapat riuh dengan dengan tepuk tangan.Aku tatap Cley yang tersenyum.Aku bisa melihat gerak bibirnya yang mengatakan terima kasih tanpa bersuara.Aku mengangguk samar sambil tersenyum
Setelah menyalami Cley satu per satu peserta meeting meninggalkan ruangan meeting dan menyisakan aku dan Cley
Setelah yakin semua keluar dan menutup pintu.Aku beranjak menghampiri Cley yang berdiri sumringah
"Ga terlalu buruk kan?,kamu buktinya berhasil"kataku sambil tersenyum
"Brie...makasih."kata Cley berhambur ke pelukanku.Aku sampai harus mundur selangkah
"Hei....pelan pelan.Kalo aku jatuh kamu juga bisa jatuh"kataku sambil merangkul pinggang ramping Cley
Cley melepaskan pelukannya lalu melingkarkan lengannya di leherku
Cup!dia mencium bibirku.Aku tersentak tapi sedetik kemudian tanpa buang waktu aku membalas ciuman Cley.Cukup lama kami berciuman.Cley lalu melepaskan pagutan bibir kami
"Makasih ya"kata Cley sambil membersihkan lipstik yang tertinggal di bibirku dengan ibu jarinya
"Sama sama yang"
"Aku akan kasih kamu hadiah lagi nanti"
"Bisa ga aku ambil hadiahnya sekarang"goda ku
Dia berjinjit lalu berbisik di telingaku
"Kalo kamu ambil hadiah kamu sekarang,aku takut desahan kamu yang seksi bakal terdengar sama karyawati lain.Aku takut ada m********i massal di kantor ini"
Aku tertawa
"Aku ga keberatan"kataku menggodanya
"Tapi aku ga mau bagi kamu sama yang lain,walaupun cuma desahan kamu doang"kata Cley sambil melepaskan pelukan lenganku di pinggangnya lalu melangkah menuju pintu keluar
"Hei mau kemana,kita belum selesai"kataku
Cley berbalik sambil membuka pintu ruang meeting
"Aku mau makan siang,aku laper.Kalo kamu ga mau traktir aku,aku bisa beli sendiri,Mr.Syahreza"kata Cley dengan jutek yang menjadi ciri khasnya
"Tunggu aku!"jeritku sambil menyusulnya keluar ruangan meeting
###
"Nona Cleymira sepertinya semakin dekat dengan den Brie putra pa Rafael.Beberapa kali dia menginap di apartemen non Cley.Bapak akan tetap diam saja?"seorang lelaki dengan setelan safari melaporkan pada Radika Soeprapto
Radika menghela nafas
"Biarkan saja.Saya rasa kalo memang sesuatu telah terjadi antara Cley dan Brie,Rafael ga akan tinggal diam.Kita tunggu saja.Kita pihak wanita hanya bisa menunggu.Biar Rafael yang menjadi pihak lelaki yang bergerak duluan"perintah Radika
"Tapi pa...."kata lelaki itu tak puas
"Sam,tugasmu hanya mengawasi.Kalo memang sesuatu terjadi pada Cley,itu bisa jadi alasan buat saya dan Rafael mendesak mereka untuk menikah.Cley akan baik baik saja,Rafael ga akan mendidik anaknya menjadi pria brengsek.Kamu awasi saja ya!,tunggu waktu yang tepat buat kita bergerak.Sekarang beri mereka berdua waktu dulu buat saling mengenal.Oke?"kata Radika sambil menepuk bahu pria itu lalu berlalu
"Siap pa laksanakan!"jawab pria itu yang ternyata orang kepercayan Radika yang bertugas mengawasi Cleymira