Bab 35

1644 Words
 37 Hari Sebelum Persidangan Rosaline membuka matanya dengan perlahan. Baiklah, seharusnya Rosaline tidak perlu terkejut lagi ketika dia terbangun di ruangan asing yang bukan kamarnya sendiri. Rosaline menghembuskan napasnya dengan pelan ketika dia mendengar suara seseorang yang dia yakini akan langsung bersuara begitu tahu jika Rosaline sudah bangun. “Bagaimana tidurmu, Rosaline?” Rosaline memejamkan matanya selama beberapa detik. Rosaline sama sekali tidak bisa marah karena semua ini adalah salahnya, Rosaline sendiri yang memilih untuk menginap di apartemen Farel. Bukan, bukan Farel yang memintanya. Rosaline sendiri yang dengan sadar memilih untuk menetap di apartemen ini sejak semalam. Rosaline mengusap wajahnya dengan pelan. Sekalipun Rosaline sama sekali tidak marah dengan Farel, Rosaline tetap tidak ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Farel. Rosaline yakin kalau sekarang sudah siang. Rosaline harus segera kembali ke apartemennya sendiri untuk bersiap kerja. Rosaline tidak mungkin tidak masuk kerja di hari yang sama dengan Farel. Bisa aja ada yang curiga padanya nanti. Sekalipun Rosaline tahu kalau dirinya akan terlambat, Rosaline tetap akan datang ke kantor. “Kamu akan kemana?” Tanya Farel sambil menyentuh tangan Rosaline. Rosaline menghentikan langkahnya sendiri ketika merasakan tangan Ken yang menahannya. Rosaline tidak ingin melakukan kesalahan yang sama lagi. Apapun yang terjadi, Rosaline harus berhenti untuk peduli dengan keadaan Farel. Di sini bukan hanya Farel yang sedang terluka, Rosaline juga merasakan hal yang sama. Mau bagaimana lagi? Mereka sama sekali tidak memiliki pilihan lain selain menghancurkan hati mereka sendiri. Persiapan pernikahan Ken dan Feli tetap berjalan sekalipun Ken tahu jika Rosaline masih belum memberikan restunya. Iya, Rosaline memang tidak memiliki hak apapun untuk menghentikan pernikahan itu. Tapi rasanya sedikit kecewa ketika tahu jika adiknya sama sekali tidak memerlukan restu dari dirinya. “Lepaskan tanganku..” Rosaline mencoba untuk mengendalikan emosinya sendiri. Terdengar suara helaan napas Farel. Rosaline sama sekali tidak bereaksi apapun, bahkan untuk menatap wajah Farel saja tidak Rosaline lakukan. Rosaline tidak akan sanggup melangkahkan kakinya keluar dari tempat ini kalau dia kembali menatap wajah Farel. Segalanya akan menjadi semakin sulit kalau Rosaline tetap ada di sini. Rosaline harus segera pulang. Setidaknya dia harus keluar dari tempat ini. “Aku tahu kalau kita sudah kalah. Tapi, tidak bisakah kita kembali berteman?” Tanya Farel dengan pelan. Rosaline mencoba untuk mengendalikan dirinya lagi. Bagaimana caranya berteman dengan seseorang yang dia cintai? Bagaimana caranya? Rosaline menjauhi Farel bukan karena dirinya menginginkan hal itu. Tidak, Rosaline menjauhi dan menghindari Farel karena dia ingin menjaga perasaannya sendiri. Rosaline harus mengendalikan dirinya sendiri, Rosaline harus menahan dirinya untuk tidak melakukan satu kekacauan. Saat ini keadaannya juga sedang suli, Rosaline sendiri tersiksa dengan semua ini. Sejak pengumuman pernikahan Feli dan Ken sampai ke telinga Rosaline, saat itu juga Rosaline mempersiapkan dirinya untuk menerima takdir ini. Iya, cinta Rosaline dan Farel tidak cukup kuat untuk melawan takdir. “Kita harus saling menjauhi selama beberapa waktu ke depan. Ketika salah satu dari kita akhirnya menemukan pasangan lain, saat itulah kita bisa kembali berteman..” Rosaline tersenyum sambil menatap Farel yang tampak tidak bisa menerima apa yang Rosaline katakan. Sebenarnya bukan hanya Farel saja yang tidak bisa menerima apa yang Rosaline katakan. Iya, Rosaline sendiri masih belum siap kalau dia harus mengalami keadaan itu. Membayangkan jika akan ada wanita lain yang menjadi pasangan Farel atau membayangkan akan ada tangan lain yang menggenggam tangannya. Entahlah, keduanya sama-sama terasa menyakitkan. Rosaline tidak akan sanggup menerima kalau Farel memiliki orang lain, Rosaline sendiri tidak akan sanggup membiarkan hatinya terbuka untuk orang lain. Mereka berdua sama-sama terjebak di dalam keadaan yang sangat tidak menyenangkan ini. Meskipun begitu, Rosaline harus tetap memaksakan hatinya untuk menerima orang lain. Bukankah hidupnya harus tetap berjalan sekalipun tanpa Farel? Mungkin akan terasa sangat menyakitkan ketika Rosaline harus berjalan sendirian, ketika Rosaline harus kembali berkelana untuk mencari rumah yang lain, tapi Rosaline tetap harus melakukan semua itu. Rosaline harus merelakan satu orang yang sangat dia cintai untuk membahagiakan orang yang paling dia sayangi. Rosaline tidak akan sanggup membuat Ken bersedih. Adiknya itu sudah banyak mengalami masalah selama ini. Dalam hidup Ken, menikah dengan Feli adalah keputusan pertama yang bisa dia buat sendiri. Selama ini Ken hanya bisa pasrah dan merima keputusan yang dibuat oleh orang tua mereka. Untuk yang pertama kalinya Ken bisa memutuskan sesuatu yang ada di hidupnya, mana mungkin Rosaline tega mengganggu adiknya itu? Selama ini Ken sudah cukup tersiksa dengan keadaan keluarga mereka, bukankah sekarang ada saat yang tepat untuk bahagia? Ken harus bahagia bersama dengan Feli. Meskipun artinya Rosaline harus siap kehilangan Farel. Iya, Rosaline memang sedang berusaha untuk menyiapkan hatinya sekarang. Dulu Rosaline berpikir kalau dia tidak akan bisa hidup tanpa Farel, ternyata tidak. Rosaline tetap bisa hidup sekalipun jiwanya akan mati dengan perlahan. “Kamu berpikir untuk menemukan orang lain? Apakah kamu sanggup melakukannya, Rosaline?” Tanya Farel. Rosaline sangat ingin menggelengkan kepalanya dan memberi tanda kalau Rosaline sama sekali tidak bisa mencari orang lain. Rosaline tidak akan pernah menemukan seseorang yang mencintai dirinya dengan cara yang sama seperti yang Farel lakukan. Tidak, Rosaline tidak akan pernah bisa menemukan orang yang akan menggantikan posisi Farel. Sampai kapanpun, Farel akan terus menetap di dalam posisi yang sama. Ya, mungkin sekarang Rosaline hanya perlu berusaha untuk menata posisi yang lain. Harus ada orang baru yang masuk ke dalam hatinya dan mengobati beberapa luka yang memang tidak akan pernah bisa Rosaline sembuhkan sendiri. Suatu saat nanti pasti akan orang yang datang dan menyembuhkan sakit hati yang sekarang sedang menyiksa Rosaline tanpa ampun. Iya, suatu saat nanti pasti akan ada yang mengisi hari Rosaline dengan cara yang menyenangkan. Meskipun begitu, Rosaline tetap tidak akan bisa menggantikan posisi Farel dengan orang lain. Sampai kapanpun kisah mereka akan tetap tersimpan di dalam hati Rosaline. Mungkin suatu saat Rosaline akan mengingat hari ini, Rosaline akan mengingat tentang semua kenangan yang dia miliki bersama dengan Farel, dan saat itu, dengan bangga Rosaline akan mengatakan jika pernah ada Farel yang datang ke dalam kisah cintanya. Rosaline akan menceritakan pada dunia kalau dia juga pernah memiliki kisah cinta yang terasa sangat luar biasa. “Kalau sekarang, aku pasti akan menjawab jika aku tidak sanggup. Tapi, Farel.. semua orang beranjak pergi, waktu terus berjalan, aku tidak akan bisa berhenti pada luka yang sama untuk seumur hidupku. Mungkin.. suatu saat nanti kamu juga akan menemukan orang lain. Bukan orang yang akan menggantikan aku, tapi orang yang akan bersamamu dan menciptakan satu posisi baru di dalam hatimu..” Kata Rosaline sambil tersenyum. Kisah ini dimulai dengan suara tawa mereka yang menggema karena terlalu bahagia, sekarang Rosaline juga ingin mengakhiri dengan cara yang sama. Sekalipun mereka tidak akan bisa saling tertawa lagi, setidaknya mereka bisa tersenyum sekarang. Kalaupun kisah ini akan berakhir sampai di sini saja, Rosaline tidak akan menyesali apa yang terjadi. Rosaline tidak akan terus bersedih karena mereka harus berpisah. Rosaline akan bersyukur karena setidaknya kisah mereka pernah ada. “Aku tidak membutuhkan orang lain, Rosaline. Segala hal yang aku butuhkan ada pada dirimu..” Rosaline kembali menolehkan kepalanya. Kenapa sangat sulit untuk beranjak? Biasanya Rosaline adalah pihak yang paling cepat bangkit dari keterpurukan akibat patah hati. Tapi kenapa sekarang terasa sangat sulit? Biasanya Rosaline berpisah dengan pasangannya karena mereka merasa sudah tidak cocok lagi. Ya, begitulah anak muda. Mudah jatuh cinta, tapi juga mudah meninggalkan. Rosaline sudah terbiasa mengalami patah hati. Tapi dengan Farel, semuanya terasa sangat baru. Rasa sakit ini benar-benar asing untuk Rosaline. Seakan selama ini, semua rasa sakit yang dia rasakan sama sekali tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang sekarang. Tapi mau bagaimana lagi? Rosaline sudah tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Iya, inilah akhirnya.. “Kadang aku merasa kalau aku tidak memerlukan baju baru karena aku berpikir jika bajuku sudah lebih dari cukup. Tapi pada akhirnya aku juga harus membeli baju baru, bukan? Sama seperti itu, kamu mungkin belum menyadarinya, Farel.. tapi suatu saat nanti kamu akan bahagia dengan orang yang akan segera kamu temukan..” Rosaline memang berusaha untuk tersenyum ketika dia mengatakan hal itu. Iya, di saat hatinya sendiri belum benar-benar siap, apa yang bisa Rosaline katakan pada Farel? Rosaline sendiri masih belum siap kalau tiba-tiba Farel mengatakan jika akhirnya dia menemukan orang yang baru. “Kamu ingin menyamakan dirimu dengan tumpukan baju?” Tanya Farel. Rosaline tersenyum lalu mendengus pelan. Benar, pasangan hidup tidak sama dengan tumpukan baju. Bagaimana mungkin Rosaline berpikir untuk membuat perumpamaan konyol itu? “Entahlah, kalau memang harus seperti itu, aku sama sekali tidak keberatan..” Kata Rosaline sambil mengendikkan bahunya dengan pelan. “Jangan pergi dulu. Tinggallah di sini selama beberapa hari, setelah itu kita harus kembali menjadi dua orang asing yang tidak pernah saling mengenal satu sama lain..” Kata Farel dengan pelan. Dua orang asing? Apakah maksud Farel adalah dua orang asing yang saling mengetahui rahasia masing-masing? “Tidak bisa, Farel. Kita tidak akan pernah cukup dengan ‘beberapa hari saja’. Kita tidak akan pernah cukup dengan waktu yang sesingkat itu. Aku harus pergi sekarang, aku mungkin tidak akan memiliki kekuatan untuk beranjak dari sini jika kamu menahanku terlalu lama..” Kata Rosaline sambil tersenyum getir. Mereka memang sudah tidak memiliki waktu lagi. Mereka harus benar-benar selesai sampai di sini saja.. “Kalau begitu tinggallah di sini sampai kamu bosan. Tetaplah di sini, Rosaline. Kalau perlu, jangan pernah pergi..” Seandainya saja bisa seperti itu, Rosaline pasti tidak akan pernah pergi seperti yang diminta oleh Farel. Sayangnya, kisah mereka memang sudah diatur oleh takdir. Mereka harus selesai sampai di sini saja.. “Ada seseorang yang pernah bilang padaku. Katanya, jika kamu mencintai seseorang, biarkan dia pergi. Kalau dia kembali, dia akan menjadi milikmu selamanya..” Kata Rosaline sambil melangkahkan kakinya dengan pelan. Bagaimanapun juga, Rosaline tetap harus menabahkan hatinya untuk menghadapi semua ini. Rosaline tidak memiliki pilihan lain. Sampai kapanpun, beginilah takdir mereka berdua. Rosaline harus melepaskan Farel, jika pria itu kembali, itu artinya takdir memang menginginkan mereka terus bersama. Lagi pula ini bukan tentang Rosaline yang harus kehilangan Farel, ini tentang Rosaline yang harus tetap hidup sekalipun tidak bersama dengan Farel.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD