ku rindu imamku

ku rindu imamku

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
family
secrets
like
intro-logo
Blurb

Alfi, seorang mahasiswi yang mengagumi sosok imam masjid dan berharap mendapatkan imam untuk membentuk suatu keluarga yang diimpikannya. Akankah dia bertemu dengan imam yang seperti diimpikannya ??? ataukah dia bertemu dengan imam yang diluar prediksinya ??

chap-preview
Free preview
Bab 1
Siapa yang tidak tahu kalimat yang diucapkan saat ijab qobul? sudah pasti semua mengetahuinya, ijab qobul berbunyi seperti ini "Saya terima nikahnya si Fulana binti Fulan dengan mas kawin...." Namun tahukah apa makna dari ijab qobul sendiri, maknanya adalah "Maka aku tanggung dosa-dosanya si Fulana dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga meninggalkan shalat. Semua yang berhubungan dengan si Fulana aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku" Jika suami berhasil, maka janji Allah SWT adalah surga dimana banyak bidadari disana, dan salah satu bidadari tersebut adalah istri yang Sholehah. Jika suami berhasil, maka Allah SWT akan mengumpulkan seluruh keluarganya di surga dengan catatan keluarganya beriman dan Sholeh. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (At-Tahrim : 6) Maka dari itu Allah SWT memerintahkan suami untuk menjaga keluarganya dan suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya. Jika berhasil, maka ganjaran surga akan diperolehnya. "Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku" (HR.Muslim) Begitu beratnya pengorbanan suami terhadap istri, mulai saat ijab terucap karena saat itulah dimulai perjanjian seorang manusia dihadapan Allah SWT disaksikan seluruh malaikat dan manusia. Maka saat itulah seluruh hidup istri dan anak-anaknya akan menjadi tanggung jawab suami dan suami wajib membimbing dan mengingatkan istri. Begitu mulia sekaligus berat sekali tugas seorang suami dalam sebuah keluarga. Begitu pikirku setelah membaca quotes sosmed yang lewat diberandaku. Seandainya suami tahu makna dari kalimat ijab qobul maka jaminan surga untuk keluarga itu, sebaliknya jika suami tidak pernah tahu makna kalimat itu, maka WaAllahu a'lam jaminan keluarga tersebut. "Al" suara cewek membuyarkan lamunanku. "Ngelamun aja" tambahnya. "Hehe.." aku hanya bisa terkekeh menanggapi kicauannya. "Mikirin apaan sih? dari tadi aku perhatikan habis lihat hp, ente langsung termenung dan diam seribu bahasa" "Mau tau aja" "Ih.. mau tau banget tau" "hahaha" suara tawa kita berdua mengisi ruang hampa dalam kamar kos kita. Ami adalah teman satu kosku sejak awal kuliah sampai sekarang semester akhir. Kita sama2 berada di fakultas yang sama yaitu fakultas kesehatan bidang keperawatan. Mulai awal Maba Kita selalu bersama meskipun kita berasal dari kota yang berbeda, aku dari Jawa timur sedangkan Ami Jawa Tengah, tapi banyak kesamaan yang membuat kita awet selalu bersama. "Mi, ayo cepet nanti ketinggalan" "Wait Al, aku mau pakai kerudung sebentar" "Aduhh... uwes toh pakai kerudung yang instan tinggal dimasukkan aja Mi, Ndak usah repot diputer-puter gitu, nanti kalau wudhu juga repot" cerocosku begitu melihat Ami sahabatku memakai kerudung pasmina panjang dan diputer-puter sampai membungkus rapi kepala dan rambutnya. "Aku udah wudhu Al" Jawabnya sambil menyematkan Bros di dadanya menandakan proses eksekusi sudah selesai. "Lah kalau kebablas anginnya keluar gimana?" "Yah tinggal wudhu ulang Al. Ngapain sih cepet-cepet banget? Orang belum Maghrib juga" "Nanti g dapat Sapi Mi" "Sapi, sapi,, mau nyari shaf buat shalat apa nyari tempat di depan buat lihatin babang tampan" "Haha dua-duanya" "Sudah aku duga, haha.. yawes ayo berangkat" Hari ini adalah hari kamis malam Jumat dimana setiap habis Maghrib ada acara tahlil dan pengajian rutin di masjid kampung di dekat kos. Dan kita hampir tidak pernah absen untuk mengikuti kajian tersebut kecuali ada kegiatan atau kuliah yang bersamaan dengan jadwal pengajian tersebut. Karena jarak yang dekat, kamipun berjalan kaki menuju masjid. Begitu sampai di masjid, dengan spontan rem kaki aktif begitu melihat suasana masjid dimana shaf depan hampir semua sudah terisi penuh terutama barisan jamaah wanita. Dengan nakal dua netra ini menjelajah pada beberapa jamaah wanita yang sudah duduk tuma'ninah di depan, dan hampir semuanya adalah wanita remaja bukan wanita paruh baya atau wanita lansia, ada apa ini? pikirku dalam hati. "Tumben sudah rame aja ababil-ababil ini" celetuk Ami yang ternyata mengikuti kemana pandangan ini menyapu. "Haha.. ternyata terbukti kita memang punya telepati Mi" "Maksudnya Al?" "Ah kamu Mi, baru dibilangin kita punya telepati malah nanya" "Aku gagal paham Al, haha.. terlalu banyak jamaah yang merusak konsentrasiku" "Halah.. konsentrasi apaan, haha.. Maksudku aku juga barusan mikir kenapa ini banyak jamaah ababil yang sudah anteng disini" "Iya sih.. Bodoh amat ah Al, cepet sajadahnya keluarin sebelum kita diserobot ababil nanti" "Siap bestiee" Dengan cepat sajadah dan mukena di dalam tas aku keluarkan dan mengisi shaf yang masih kosong. Sambil menunggu waktu adzan tiba, ada beberapa orang yang mengantri mengambil wudhu, ada yang sudah duduk anteng sambil mainan hp, ada yang membaca Al-Qur'an, ada yang ngobrol sama teman di sebelahnya, suasana di dalam masjid saat ini lebih ramai dari biasanya. "Allahu Akbar Allahu Akbar" "Allahu Akbar Allahu Akbar" Akhirnya suara adzan dikumandangkan dengan sangat merdu. Suara yang sangat ditunggu umat muslim di seluruh dunia sebagai tanda telah tiba waktu shalat. "Laa Ilaha IllALLAH" Begitu selesai adzan dilanjutkan dengan membaca sayyidul istighfar sambil menunggu Iqamah. Hampir semua jamaah mengikuti membaca sayyidul istighfar yang dipimpin oleh Ahnaf, anak laki-laki kelas 5 SD. Dia adalah anak salah satu warga kampung yang selalu berhasil membuat jamaah berdecak kagum dengan suara merdunya saat adzan dan membacakan lantunan sholawat, sayyidul istighfar saat menunggu iqomah. " Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu an Laa ilaaha illallahu, wa Asyhaduanna Muhammadarr Rasuulullah......" Akhirnya Iqamah dikumandangkan tanda waktu shalat akan dimulai. Kemudian suara iman terdengar samar untuk meluruskan dan merapatkan shaf. "ALLAHU AKBAR" Deg.. begitu suara takbir iman terdengar, entah kenapa hati, telinga dan tubuh ini begitu dekat dan mengenal suara itu. Astaghfirullah hal adzim,, dengan cepat kuucapkan istighfar dan menepis pikiran-pikiran nakal itu, dasar setan sudah mau takbiratul ihram masih aja gangguin orang. Tiga rakaat ditunaikan dengan suasana yang tenang diiringi alunan ayat suci Al-Quran yang merdu yang kemudian ditutup dengan salam. Alunan dzikir dan do'a melengkapi serangkaian jamaah shalat Maghrib di Masjid Ar-Rahman. Setelah selesai shalat Maghrib dan beberapa jamaah menyelesaikan shalat rawatib, maka dimulailah acara tahlil dan Yasin yang ditujukan pada beberapa almarhum dan almarhumah. Setelah tahlil dan Yasin selesai dibaca, beberapa jamaah beranjak untuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu ulang. "Mi" "Hemm" "Imamnya siapa? ini nanti yang ngisi pengajian siapa?" Tanyaku berusaha meredam rasa ingin tahuku yang dari tadi ingin mencuat keluar. "Satu-satu tanyanya Al" "Imamnya siapa? kaya suaranya g asing" "Iya kah?" "Aamii... seriusan,, kamu tahu g sih?" "Ndak tahu Alfiya sayangg. Emang kaya suaranya siapa??" "Mi... bener-bener deh, malah balik tanya. Ente tahu g siapa imam dan pengisi pengajian hari ini?" "Mana aku tahu,, coba itu tanya ababil-ababil di depan sana, pasti mereka tahu." "Hemm.." Aku hanya bergumam menganggapi Ami. Rasa ingin tahu itu masih belum terobati dan setia menunggu jawaban yang pasti. sabar.. habis ini juga akan tahu siapa imam dan pengisi kajiannya, setelah ini tidak perlu lagi bertanya-tanya dan menerka-nerka, batinku dalam hati. "Heh.. ayo shalat isya, ngelamun aja dari tadi" "Hehe.." Empat rakaat pun dilakukan dengan imam yang sama, suara merdu yang sama, alunan ayat suci al-Quran yang sama merdunya dengan sebelumnya. Dan hati kecil tidak pernah berbohong, disela-sela khusyuknya masih saja menerka-nerka siapa dibalik merdunya suara ini. Dasar setan,, sudah shalat masih saja kau ganggu. ### "Al" "Hemm" "Kaget?" "Hemm" "Syok?" "Hemm" "Ente kenapa sih dari tadi ditanyain ham Hem ham Hem aja" "Amiiiiii" Rengekku sambil memeluk Ami yang ada di depanku. Entah senang atau sedih yang bisa aku gambarkan untuk perasaanku saat ini. "Haha.. Gila ya kamu" "Amiiii.... kenapa harus diaaaa" "Ya memang jadwalnya dia" "Berarti dari awal kamu sudah tahu kalau hari ini jadwalnya ustadz Yusuf?" "Hehehe.." "Makanya banyak ababil yang sudah anteng di shaf depan tadi" "Iya kalii" "Amiii...tadi pas aku tanya kenapa kamu bilang g tahu" "Kalau aku bilang ustadz Yusuf kamu ngajakin pulang lagi" "Ngapain pulang, orang sudah niat mau iku pengajian kok." "Kali aja ngajakin pulang" "Kalau kamu bilang dari awal aku kan bisa nata hati dulu Miii...." "Apanya yang ditata Alfiyaaaa... Orang kalian pacaran aja enggak, hahaha.." "Amiiiiiiii......" "Hahaha.... ayo tidurr" "Amiiii...." "Tidur dulu bestiekuuu.." Dengan cepat Ami merubah posisi tidur membelakangiku dan menutup selimut sampai pundaknya. Ustadz Yusuf... Nama itu membuat otakku menjelajah waktu memilah-milah memori yang sudah tersusun rapi. Mencari Memori dimana ada nama yang pernah tertulis rapi dan dekat dalam ingatan. Nama yang pernah membuat jantung memompa lebih cepat sehingga tercipta irama Aritmia, Nama yang pernah membuat paru-paru berhenti bekerja sehingga terkadang terasa sesak, Nama yang membuat lambung dan usus istirahat sehingga tidak nafsu makan, Nama yang pernah membuat saraf optikus tidak bekerja sehingga mata hanya berfokus padanya, Nama yang mengacau sistem kerja otak, sehingga muncul halusinasi untuk berharap bersamanya. Hahaha.. nama yang dengan perlahan tepat masuk dalam hati dan terucap dalam do'a. "Al" Suara itu menyadarkan dan membangunkanku dari lamunan dan tumpukan memori yang sudah lama terpendam. "Al" Panggilnya lagi karena masih belum mendapatkan jawaban. "Hemm" "Sudah tidur?" "Kalau sudah tidur berarti g bisa jawab Mi" Jawabku agak sewot. "Hahaha... gitu aja marah" "Masih ada rasa?" "Rasa apaan? rasa coklat?" "Rasa strawbery, coklat, vanila, keju" Jawabnya kesal. "Haha... Mau tahu aja" "Mau tahu banget, bukan mau tahu aja. gimana?" "Aku juga g tahu Mi, haha.." "Lah.. malah ketawa. Lah apa yang kamu rasakan saat ini Al?" "G ada Mi" "Serius?" "Dua rius Mi" "Tau deh Al, tidur gih besok masuk pagi kita." "Iya-iya bawel" Cukup sudah, segera aku tutup memori-memori yang sempat terbuka seraya dengan menutup mataku yang sudah terasa berat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
171.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.2K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
294.8K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.6K
bc

TERNODA

read
193.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook