Ga usah di emut, pegang aja.

1022 Words

Naura memasuki rumahnya dengan lesu, suara pertengkaran mulai kembali terdengar. Naura menyesal pulang, biasanya dia akan bermain hingga larut di cafe sepupunya. "Sialan! Selingkuh! Selingkuh dan selingkuh! b******k!" teriak sang bunda dengan terisak. Naura menatap keduanya dengan datar, sudah sangat biasa dia menyaksikan pertengkaran ini. Masalahnya tidak uang ya itu, selingkuhan. Karena itu Naura tidak terlalu percaya suatu hubungan, bagi Naura persahabatan lebih penting daripada percintaan. "Kenapa soal selingkuh Ha?! Itu salahmu yang lalai dalam menjalankan tugas! Kerja - kerja dan tidak menghargai suami!" bentak sang ayah dengan menampar pipi sang bunda. Naura membawa langkahnya melewati mereka dengan acuh, seolah tidak ada kejadian yang berarti. Hatinya mati rasa untuk mereka.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD