Davina saat usia menjelang 18 tahun POV Brakkk! Suara pintu terbuka , membuat semua preman-preman jahat yang mengelilingi kami berpaling. Preman tinggi besar yang miliknya berada dalam mulutku langsung mendorongku, dorongannya membuatku terduduk di lantai semen dingin itu. Mulutku masih gemetar dan terasa kebas ,tapi aku tidak mati , aku masih hidup. "Apa yang kalian lakukan!" Jerit wibawa suara seorang lelaki. "Pak... Pak... Ketu." Kata preman tinggi besar dengan suara gemetar. Hilang sudah suara kejamnya ketika berhadapan dengan Pak Ketu. " Kalian memperkosanya? Dia kan lagi hamil. Wanita hamil pun kalian mau!" Kata lelaki paruh baya, seumuran papa, hanya dia lebih tinggi dan perutnya tidak sebuncit papaku. " Anaknya sudah meninggal saat dia diperiksa di kantor kejaksaan." "