PROLOG
" Pagi mah " Alvero gildan si kecil yang baru di usia 5 tahun sudah bisa mandi sendiri dan sekarang sudah rapi siap berangkat ke Taman kanak-kanak atau TK.
" Pagi sayangnya mamah.. aduh." ucap si mama sambil memekik tertahan karna tangannya yang tidak sengaja menyenggol wajan di atas kompor.
Dira 27 tahun si single mother yang dulunya nyonya rumah di istana kecilnya ini bersama sang suami yang sayangnya telah berpulang saat putra mereka baru berusia tiga tahun. Sekarang mau tak mau ia harus berjuang sendiri membesarkan dan mendidik putra semata wayangnya.
Begitulah pagi itu dimulai dengan kesialan. Dira yang kesiangan bangun gegara begadang nonton drakor, padahal udah punya buntut satu. Jam delapan nanti dia harus interview di perusahaan yang telah ia kirimkan surat lamaran dan beserta t***k bengeknya. Harus buru-buru bangun, mandi, masak, siap-siap. Untung saja anaknya udah tanggap kalau gak, bisa tambah kacau pagi ini. Sebenarnya kadang Dira bingung juga ini anak sebenarnya pintarnya darimana sih, padahal bapaknya dulu itu orangnya cuek bebek semua keperluan harus disiapkan olehnya sampai baju saja bingung ada dimana.
Omong-omong soal bapaknya Vero, Dira harus melepas kepergian sang suami akibat kecelakaan saat pulang dinas luar kota. Sebenarnya kehidupannya saat ini cukup baik gak perlu susah-susah kerja banting tulang cari duit. Lah wong suaminya aja punya kos-kosan yang cukuplah buat mencukupi kebutuhan sehari”, beberapa apartemen yang tidak terlalu mewah dan disewakan serta saham yang jelas menghasilkan. Tapi dia berpikir realistis saja, kebutuhan terus bertambah dan selagi muda ia ingin tetap bekerja agar bisa nabung buat masa tua. Belum lagi almarhum suaminya yang harus memenuhi kebutuhan orang tuanya meskipun ada adik perempuannya yang sudah menikah dan kini ikut suaminya juga ikut membantu. Jadi selagi muda ia ingin banyak menabung.
Setelah nasi goreng matang, ia menyajikannya pas dua porsi dan segera menyuruh anaknya makan. “Sayang, sekarang makan yang banyak ya. Susunya coklat sesuai request kamu. Mama siap” bentar ya!.” Dira yang langsung melesat ke kamarnya untuk ganti baju dan benerin make up Lalu setelah selesai ia kembali lagi ke meja makan dan sarapan nasi goreng buatannya.
“Mah, pelan makannya” kata Vero sambil mengulurkan gelas berisi air putih melihat mamanya yang makan kaya sambil kejar maling, semangat 45 sampai tersedak. Dira yang ditegur anaknya cuma nyengir dan meminum air putih yang diulurkan putra kecilnya lalu melanjutkan makan dengan cepat.
“ Vero nanti dijemput yang ti ya, mama mau cari kerja dulu. ” Ucap Dira.
“ Iya mah ” balas Vero. Dira sangat bersyukur karna anaknya sudah pintar dan mengerti apa kata ibunya. selesai makan, Dira membereskan dapur dan bekas makan dia dan anaknya. Lalu buru-buru melesat dengan mobil bekas peninggalan suaminya yang sekarang dia kemudikan sendiri menuju TK anaknya. Setelah mengantar anaknya, ia langsung melesat ke perusahaan yang sudah entah keberapa ia kirimkan surat lamaran kerja.
“ Hampir saja terlambat! ” Dira yang sedikit berlari menuju resepsionis karna hanya lima menit lagi ia akan terlambat.
“ Maaf mbak, saya ingin ikut interview. Ada di lantai berapa ya? “ tanya Dira pada si resepsionis.
" oh, ada dilantai tiga mbak, terus belok kiri lurus saja nanti sebelah kiri ada ruangan pintu hitam nah disitu tempatnya. “ terang resepsionis.
“ Baik, terimakasih. “ lalu dengan terburu” Dira berjalan kearah lift dan menunggu lift terbuka, setelah terbuka ia langsung masuk dan memencet tombol lantai tiga. Saat sampai dan pintu lift terbuka segera saja ia berjalan, namun baru saja kakinya melangkah ia sudah menabarak seorang pria. “aduh maaf pak, saya tidak sengaja”
si pria yang ditabrak Dira tidak marah hanya berekspresi datar malah menunjukkan ruang interview. “
oh, gak papa. Kamu peserta interview? Itu pintu yang hitam. “ Aksam Argiantara Baranata mengarahkan Dira menuju ruang wawancara yang memang tak jauh dari lift.
“ Terimakasih, dan maaf sekali lagi “ucap Dira. Dan dijawab anggukan saja lalu berlalu masuk ke dalam lift. Dira langsung ikut wawancara.
Melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Dira menyelesaikan proses wawancara dengan lancar, dan akan dihubungi kembali untuk konfirmasi jika ia diterima bekerja.
Ditengah perjalanan menuju ke rumah, ia menghubungi ibunya untuk menanyakan apakah anakny sudah pulang ke rumah. " Iya ini anakmu dah pulang. ke rumah mama tapi, itu dia lagi main sama ayahmu. buruan sini jemput anakmu jangan lama-lama, mama mau beberes " jawab ibu Dira, Miranti saat menerima telpon.
" Iya, ini juga lagi otw buk. jangan lupa dikasih makan ya Vero-nya ..hehehe" Dira
" Ya udah kasih makan to, kamu ini dikiranya ibu pelit apa. kalo bukan anakmu baru boleh pelit haha" balas Ranti sambil nyengir.
" Duh ibuk, ya udah tunggu aku datang " balas Dira
Ketika Dira sudah sampai bukan ibu atau putranya yang menyambut tetapi ayahnya dengan alat pel ditangan didepan teras depan.