bc

THE NAUGHTY BOSS

book_age18+
69
FOLLOW
1K
READ
billionaire
HE
confident
sweet
bxg
mystery
campus
office/work place
like
intro-logo
Blurb

"Menjauhlah dariku Bos, anda tidak seharusnya ada di sini.""Kenapa?""Karena anda adalah bos saya dan juga tunangan sahabat saya.""Oh ayolah Rose, kita sudah pernah melakukannya juga."Hidup Rose yang damai dan bebas menjadi tidak dapat dia kendalikan setelah interaksi pertamanya dengan Bos di tempat ia bekerja. Aidan, terus-terusan mengganggunya padahal dia adalah sahabat dari tunangan pria itu. Mampukah Rose mengakhiri skandal hubungannya dengan Aidan? atau malah dia mengkhianati sahabatnya sendiri dan jatuh pada pelukan Aidan selamanya?

chap-preview
Free preview
Bermalam Dengan si Bos
"Aidan kau harus menikah!" kata Akira tidak ingin dibantah oleh putra semata wayangnya. Akira gelisah melihat anaknya itu sama sekali tidak pernah bersama seorang wanita. Kerja, kerja dan kerja. Dia dan suaminya sepertinya tidak seperti itu dulu sewaktu muda, lalu kenapa anaknya seperti ini. "Atau kau menyukai seorang pria juga?" pertanyaan Akira itu berhasil mengalihkan Aidan dari kegiatannya di depan laptop. "Mom benarkah kau melahirkanku?" tanya Aidan yang terlihat kesal meski wajahnya tetap tenang. "Kau ini, ingin mencela aku sebagai ibumu?" "Jika memang begitu kenapa masih mempertanyakan apakah aku ini normal atau tidak! Jangan berpikir macam-macam mom, aku hanya sangat sibuk bekerja." "Kau bekerja seharian tanpa libur juga perusahaan ini tetap kau yang memiliki, semua aset juga kau yang memegangnya, lalu apa yang kau khawatirkan Aidan." Mendengar semua ocehan Akira sang ibu, kali ini Aidan menyerah dia menghela napasnya kemudia berkata "apakah kau sudah punya calon untukku mom?" Mendengar itu Azka dan kembaran Aidan yang ada di ruang keluarga mereka saat itu langsung mengalihkan pandangan mereka kepada Aidan sepenuhnya saat ini. Dengan tidak sabar Akira langsung menunjukkan foto seorang wanita kepada Aidan. "Ini lihatlah, namanya Tifanny." Berumur tiga puluh tahun dan tidak memiliki kisah percintaan sudah membuktikan dia Pria yang seperti apa, dan ketika Akira sang ibu kini menjodohkannya dengan seorang wanita yang berasal dari kalangan bangsawan di Inggris yang juga seorang Dokter Aidan langsung saja setuju tanpa ingin mengenal lebih dekat wanita itu. Akira bahkan tertawa dengan jawaban Aidan setelah Aidan melihat foto Tifanny, wanita yang ingin di jodohkan dengannya. "Aidan kau tidak ingin mengenalnya dulu ?" tanya Azka sang ayah. "Tidak perlu, dia cantik, pintar jika di lihat dari gelar serta profesinya. Keluarganya juga sangat terhormat, itu sudah cukup." Aidan menutup buku yang ada di tangannya dan ingin naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. "Tapi saat kau menikah yang terpenting adalah cinta dan perasaan keduanya Aidan." Akira berkomentar. "Bukankah mom dan dad menikah tanpa Daddy mencintaimu, tapi lihat sekarang dia tidak bisa sedikit saja jauh dari mu mom." "Anak ini," ujar Akira kesal sementara Aleya sang adik kembar Aidan itu tertawa. "Percuma berbicara dengan robot mom, dia tidak akan menjawab seperti layaknya manusia." Aleya lagi tertawa namun Azka mengingatkannya membuat Aleya segera menutup mulut. **** Di tempat lainnya seorang wanita bernama Rose melihat notifikasi pesan dari sahabatnya Tifanny, dia ingin membuka tetapi ingat jika nanti pasti Tifanny akan memarahinya karena pergi berpesta tanpa memberitahu. Rose memasukkan kembali gawainya itu kemudian kembali bersulang dengan teman-temannya. Musik yang terus berdentum tidak membuat Rose pusing sedikitpun, dia malah menikmatinya. "Hei lihat, beberapa orang yang datang itu pasti pria-pria kaya yang biasanya memesan tempat khusus," tunjuk salah satu teman satu meja Rose. Netra Rose langsung melihat ke objek yang temannya itu bicarakan, tidak hanya satu tapi beberapa orang lainnya di sekitar mereka juga melihat ke arah tiga pria yang berjalan bersama beberapa pelayan klub tempat mereka berpesta. Rose hanya tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Itu bosku," jawabnya kemudian dia tertawa karena mengetahui fakta bos besar di tempat ia bekerja itu datang ke klub yang sama dengannya. "Biasanya yang duduk di tempat khusus itu adalah pria-pria tua yang banyak uang, tetapi saat ini berbeda ya." Salah seorang wanita juga ikut berkomentar. "Dasar wanita, biarpun tua yang diingat adalah uangnya," ucap pria yang menjadi teman kencan Rose. Menanggapi lelucon itu semuanya tertawa. Salah satu dari ketiga pria tadi ternyata menuju panggung dan mengambil alih meja disk jokey. Semua berseru bahagia sebab musik yang di mainkan memang enak untuk di dengar. Rose dan teman kencannya turun ke lantai dansa setelah menghabiskan setengah gelas minuman alkohol mereka. "Mari nikmati malam ini baby," kata pria itu membuat Rose tertawa sambil tubuhnya bergerak mengikuti irama musik. Tidak lama di lantai dansa Rose berpamitan untuk ke kamar kecil, kebetulan toilet di sana penuh sehingga Rose harus menahan hasrat buang air kecilnya dari luar pintu toilet. "Astaga lama sekali," katanya tidak sabaran lalu memutar tubuhnya ke arah lantai dansa kemudian dia bertabrakan dengan seorang pria. "Sorry," ucap Rose lalu melihat wajah orang yang dia tabrak. Tidak sadar senyum tipis dari wajah Rose terukir ketika dia melihat wajah pria tersebut, rahangnya yang kokoh di tumbuhi bulu-bulu halus, hidung mancung, dan bibirnya merah pertanda dia bukan pria yang menghisap tembakau, satu yang sangat Rose sukai adalah mata pria itu yang begitu tajam, tetapi pria itu hanya menatapnya dengan datar. "Sorry Boss," ucap Rose lagi sudah dapat mengendalikan senyumannya tadi. "No problem," jawab pria yang bernama Aidan itu. Kemudian tanpa Rose duga teman kencan Rose langsung menarik lengan pria tersebut dan memberikan tinju ke wajah si bos tampan. "Astaga Jack," ujar Rose berteriak sebab di sana jadi ramai orang melihat aksi baku hantam dua pria. "Apa yang kau lakukan Jack," kata Rose lagi berusaha menarik pria teman kencannya itu untuk menjauh dari si tampan.Belum mendapatkan jawaban apapun Rose kembali bingung lagi disaat dua orang pria berbaju serba hitam menarik secara paksa Jack keluar dari klub tersebut. Rose spontan mengikuti dari belakang, tetapi tangannya di tarik oleh seseorang, saat Rose melihat siapa yang menahan tangannya ternyata pria itu adalah si bos tampan. "Maaf, tapi aku harus melihatnya." "Kau tidak bisa pergi, kau harus bertanggung jawab kepadaku." Rose terdiam saat tangannya langsung dibawa si bos tampan menuju meja spesial yang biasa di tempati pria-pria berdompet tebal. Rose bergumam di dalam hati karena si bos tampan itu tidak mengenalinya, sebenarnya siapa dia sampai bos besar seperti Aidan mau mengenalinya. "Pria tadi apakah kekasihmu?" tanya Aidan dan Rose menggelengkan kepalanya. "Lalu kenapa dia memukulku saat kita berdekatan?" "Dia teman kencanku," jawab Rose pada akhirnya. Beberapa orang di sana tertawa mendengar jawaban Rose. Jengah dengan keadaan asing di sekitarnya Rose berdiri. "Aku tidak ada urusan dengan anda bos, anda juga tidak terluka parah sehingga aku harus bertanggung jawab." Rose ingin pergi tapi dengan sekali hentakan pria itu membuat Rose kembali duduk diam di sampingnya. Si tampan itu benar-benar membuat Rose terpesona, mata tajamnya dengan hidung mancung sungguh membuat Rose ingin menyentuh bagian indah tersebut. "Apa anda tidak mengenali saya bos?" tanya Rose tanpa malu dengan matanya yang masih meneliti wajah tampan Aidan. Sejak tadi mereka memang belum berkenalan. "Apa perlu aku mengenalmu, agar kita bisa bersama malam ini?" pertanyaan itu terdengar menggelitik Rose hingga dia tersenyum lagi, sepertinya pengaruh alkohol sudah ikut bekerja sampai dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri saat ini. "Akan lebih baik jika kita tidak mengenal nama satu sama lain malam ini," kata si tampan Aidan. "Lalu apa yang kita lakukan?" tanya Rose dengan bodohnya. Dia juga tanpa sadar mengikuti bos-nya itu turun ke lantai dansa. "Ada apa dengan Aidan?" tanya salah satu pria yang bersama Aidan datang ke klub. Pria itu bernama Eadric. Sepupu Aidan. "Mungkin dia sudah mabuk," jawab asal Lion. Pria yang tadi sempat mengambil alih meja Disk Jokey. Kemudian mereka berdua tertawa. Dari kejauhan Eadric melihat pergerakan Aidan yang memang tidak biasa bermain ke lantai dansa jika mereka ke klub malam. Melihat tidak ada yang perlu di khawatirkan Eadric memilih ikut bergabung dengan Aidan dan Rose. Dia mengajak teman wanitanya ke sana kemudian mengulurkan tangan kepada Rose. "Hai, aku Eadric." Uluran tangan itu disambut oleh Rose dengan senyuman lebarnya. "Aku Rose," jawabnya. Rose memang mudah bergaul dengan siapa saja, sehingga dia tidak keberatan atau sungkan saat Aidan dan Eadric berdekatan dengannya, meski dua orang pria itu adalah bos di tempat ia bekerja. Dia ke klub memang untuk mencari kesenangan, tidak perduli saat ini Aidan memeluk pinggangnya erat. Hal semacam ini sudah biasa terjadi disebuah klub malam,beruntung Aidan benar-benar menyukainya dan dia bisa menjadi kekasih pria itu. Menjadikekasih dari seorang pria kaya memang adalah salah satu impian Rose. Eadric memberikan lagi minuman dan kembali Rose habiskan, sampai dia mabuk dan saat dia menggerakkan tubuhnya tak terkendali Aidan lah yang menjaga Rose dari pria lain yang ingin menggodanya. "Di mana rumahmu? biar supirku mengantarkanmu pulang," kata Aidan tetapi Rose menggelengkan kepalanya. "Aku ingin ikut denganmu tampan," ujar Rose kemudian tertawa. Aidan menggelengkan kepalanya lalu menarik Rose untuk duduk di meja mereka tadi. Rose masih tertawa saat Aidan menyuruhnya untuk diam. Rose benar-benar diam dengan terus menatap wajah Aidan sampai-sampai pria itu salah tingkah. "Ada apa?" tanya Aidan dan Rose tersenyum mendekat lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Aidan, mengecupnya singkat juga memeluk Aidan dengan nyaman bagaikan Aidan adalah bantal yang empuk. "Jangan memancingku Nona," kata Aidan dan percuma saja wanita bernama Rose itu sudah memejamkan matanya tertidur pulas. Aidan lelah membangunkan Rose, tetapi wanita itu tidak kunjung membuka matanya sehingga dia membawa Rose ke hotel. Tidak hanya membantu Rose berjalan untuk sampai di kamar hotel, Aidan juga membantu Rose membersihkan kotoran muntahan wanita itu saat tiba di dalam kamar hotel. Baju Rose yang terkena muntahan juga Aidan lepaskan dan hanya menyelimuti Rose dengan selimut tebal milik hotel tersebut. Aidan sudah berusaha menahan dirinya meski alkohol ikut mempengaruhi jalan pikiran Aidan, dia sudah ingin meninggalkan Rose. Namun, saat Rose menahan tangannya dan memanggil dia dengan nada yang sangat lembut Aidan tidak tahan lagi. "Sayang, mau pergi ke mana?" mendengar itu Aidan berbalik badan kembali mendekati Rose menahan wajah wanita yang sudah berhasil menggodanya malam itu. "Baiklah... jangan salahkan aku sweetheart."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
477.0K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
525.0K
bc

The Perfect Luna

read
4.1M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
615.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
474.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook