Aiden terlihat gelisah. Dari tadi matanya sebentar-sebentar menatap ke arah pintu kelas yang tertutup, sebentar-sebentar ke depan menatap Pak Rustam yang sedang menjelaskan matematika. Airi tidak tampak hari ini. Apa dia tidak masuk? Apa yang terjadi dengan dirinya? Apa dia sakit? Apa karena yang mereka lakukan kemarin? Aiden harap tidak, karena kalau iya dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Sampai pelajaran Pak Rustam selesai, Airi belum juga datang. Aiden yang tadi gelisah sekarang menjadi cemas. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Airi? Bagaimana kalau gadis mungilnya terluka? Gadisnya? Iya. Dengan semua yang telah mereka lakukan, tentu saja Airi adalah gadisnya. Bagaimana kalau saat di perjalanan menuju sekolah telah terjadi sesuatu pada Airi? Aiden menggeleng pelan, mengusir p