1. Nikah?

1010 Words
"Apa Mi? Nikah??" pekik seorang gadis cantik bernama Dinda. "Gak, Mi. Dinda ga mau". Tambahnya.  Omong-omong, nama lengkapnya adalah Dinda Putri Angkasa. Putri tunggal dari seorang pengusaha kaya raya, Digta Angkasa. Dan Ibunya, Diana Angkasa, yang memiliki sebuah butik besar yang memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia. Kaya, manja, dan yang pasti, jelas hidupnya terjamin.  "Pokoknya keputusan Mami sama Papi udah jelas ya, Dinda. Kalo Mami sama Papi bilang kamu harus nikah, ya nikah! Ga bisa di ganggu gugat!" kata Diana lagi. "Tapi, Mi! Dinda masih Muda, Mi. Dinda masih pengen bebas, masih mau hangout sama temen temen Dinda. Pokoknya, Dinda ga mau nikah! titik ga pake koma!" "Titiknya hapus, ganti koma." putus Diana. "Inget ya, Dinda. Umur kamu udah 20 tahun, loh ya! kelakuan kamu masih juga belum berubah!" "Baru aja 20, Mi! masih muda!" "Iya, Muda. Gara-gara kemudaan sampe lupa kalo umur 20 itu udah dewasa! Siapa tau aja, setelah kamu menikah, Kamu bisa berubah gitu. jadi lebih DEWASA." ujar Maminya sedikit ngegas.  "Ish Mami ga asik! Pake acara jodoh-jodohan segala! Emangnya Dinda ga laku, apa?" "Emangnya, kamu udah punya Calon, hah?" "Belum, tapi akan!" putus Dinda.  "Ya! Kamu bener! Akan." Dinda tersenyum penuh kelicikan.  Tapi seketika, senyum liciknya berganti, saat Maminya melanjutkan ucapannya.  "Akan dapet, setelah Mami sama Papi meresmikan hubungi kalian!" Seketika, Mulut Dinda menganga sepersekian detik, setelah Maminya keluar dari kamarnya. "sh*it!" umpat Dinda.  Beberapa kali ia menghempas-hempaskan kakinya ke lantai.  "Emangnya ini zaman Siti Nurbaya apa?! gila aja! huuhhhh! Sial sial sial!" Terpaksa, dia harus pergi ke kantor Papinya untuk memohon-mohon, agar perjodohan tidak jelas ini segera dibatalkan. ❤❤❤ "Ga bisa, Sayang. Keputusan Mami sama Papi udah bulat." jelas Digta sejelas-jelasnya.  "Tapi Pi, Dinda kan ga tau orangnya yang mana, kayak apa." "Kamu ga perlu khawatir, Dinda sayang. Orangnya ganteng, kok! Baik plus bertanggung jawab pastinya!" "Ganteng mah ga guna, Pi, kalo orang itu udah tua!" gumam Dinda.  "Tua? Maksud kamu apa, Dinda. Buat apa Papi sama Mami jodohin kamu sama Om-om?" Kata Digta. "Dia itu masih muda, sayang. Cuma tua setahun aja, dari kamu!" "Ga peduli! Pokoknya Dinda gamau! titik!" Lagi, Dinda pergi seraya menghempas hempaskan kakinya ke lantai. ❤❤❤ Dengan kecepatan di atas rata-rata, Dinda mengendarai mobilnya. "Sh*it!!" Umpat Dinda kesal sambil memukul-mukul stir.  "Uhh.. gue ga mau! gue belom siap nikah! ga mau!" "Kenapa sih, gue ga bisa milih sendiri pasangan idup gue? Kayak gue ga laku aja! Iihhh... nyebelin parah!" Drrrttt.. drrtt ponselnya bergetar.  "Siapa lagi yang nelpon gue, elah! " kesal Dinda sambil mencari cari letak ponselnya. "Ah, Bodo amat!" kata Dinda saat ia tak menemukan ponselnya.  Dinda mengemudikan mobilnya semakin cepat membelah ibukota. Tak tanggung-tanggung, 80 Km/jam. Tiba-tiba..  Ckkkiiiitttttt...  Suara decitan ban mobil dengan aspal terdengar nyaring. Jelas saja, secara tiba-tiba, Dinda menginjak pedal rem saat seorang pria tiba-tiba melintas dan nyaris tertabrak. Dengan kesal, Dinda keluar dari mobilnya mendapati pria yang nyaris di tabrak nya dalam keadaan rada-rada shock.  Seharusnya, dia bertanya, 'Gapapa, mas? Baik baik aja, kan? Gak ada luka kan? Perlu di bawa ke rumah sakit? Atau apa gitu, kan? Tapi..  "Eh, Mas! kalo mau nyebrang tuh, pake mata! " Maki Dinda kepada pria itu.  "Maaf, Mbak? Saya jalan pake kaki, diliatnya pake mata! " tegas pemuda berpakaian rapih itu sembari menepuk debu pada jasnya yang kasat mata.  "Kalo mata situ dipake buat liat jalan, gak akan kayak gini juga, mas!" maki Dinda. "Gimana kalo tadi Anda ketabrak terus mati, siapa yang repot?" "Kenapa anda jadi marah-marah sama saya? kan yang salah Anda. Kalo anda nyetir gak seenaknya, semua ini juga ga akan terjadi." Balas Pemuda itu.  "Maaf ya, Mas? Salah saya? Situ nyebrang ga liat-liat, ya jelaslah saya marah!" balas Dinda.  "Anda yang nyetir seenak jidat. Kalo ga bisa nyetir, ga usah bawa mobil. Kalo mau balapan, di sirkuit, bukan di jalanan kayak gini." "Terserah Anda! Dasar, freak! " maki Dinda. 'dasar cowok aneh, ga jelas! sialan!!' batin Dinda.  "Anda yang freak! " balas pemuda itu. 'dasar cewek gaje, freak, gak punya etika!' ❤❤❤ Namanya Risyad. Lengkapnya, Risyad Abdi Pratama. Seorang putra tunggal dari pengusaha kaya raya bernama Rifan Pratama dan istrinya Rifda Pratama. Usianya baru menginjak 21 Tahun.  Ia adalah seorang CEO muda yang memegang kendali penuh pada perusahaan yang ia rintis, yang berinduk kepada perusahaan Papanya.  Kali ini, Mama Papanya tengah mengajaknya bicara serius di ruang keluarga mereka.  "Gimana, Syad? Kamu udah siap kan, buat dijodohkan dengan anaknya rekan bisnis Papa?" tanya Rifan kepada putranya itu.  "Ya.. Risyad ga tau, Pa. Kan belum kenal." "Yang jelas cantik kok, anaknya." timpal Rifda.  "Iya, tapi kan Risyad ga tau, Ma. Baik apa enggak anaknya, sopan apa enggak sikapnya, dewasa apa enggak pemikirannya, sombong apa enggak sifatnya, dan embel-embel lain lah. " kata Risyad panjang lebar.  "Duh, Syad. Kamu itu mau cari istri, bukan karyawan." kata Rifda. "Intinya, anaknya temen papa kamu itu cantik banget. " "Ya itu penting, Ma." "Terserah Kamu." ❤❤❤ Risyad duduk di kursi putarnya sembari mengingat kejadian super absurd yang belum lama menimpanya.  "Mimpi apa gua semalem, harus ketemu sama cewek aneh bin absurd gaje kayak tadi!"  "Dia yang salah, tapi dia yang marah-marah, dasar ga punya etika!" Freak. Itulah kata yang pantas untuk menggambarkan cewek yang nyaris menabraknya tadi.  Pikirannya melayang kemana-mana.  Drrtt drrtt.. Ponselnya bergetar, dan menampilkan notif bahwa ada pesan chat masuk.  PAPA |Syad, Malam ini, Papa minta kamu buat Makan malam, bersama Calon istri kamu, Oke.  |Papa ga terima penolakan.  |Malam ini, Jam 8 Malam, Di resto biasa.  Selesai membaca pesan dari Papanya, seketika ia meringis. "Dinner? calon istri?" Beberapa kali ia mengumpat dalam hati. Sial!  Siapa kira-kira wanita yang akan Papa Mamanya jodohkan dengan dirinya?  Apakah se-tidak lakunya dirinya sehingga ia harus dijodohkan?  Apakah wajahnya kurang tampan, sehingga tak ada lagi wanita yang menginginkannya?  Hah!  Kurang apa lagi dirinya, masih muda, tampan pasti, maksimal malah. Sukses, jangan ditanya, tapi.. sebaik apakah wanita yang akan dijodohkan padanya nanti? Sebandingkah dengannya?  Pertanyaan vs pernyataan gila terus berkecamuk di kepalanya.  "Dosa apa gua sampe harus dijodoh-jodohin segala kayak gini?!" Hah! Tak penting. Yang penting adalah bagaimana caranya bersikap pada kenyataan nantinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD