Kinanti berlari ke dalam kamar mandi rumahnya. Ia mengalami morning sickness. Sementara itu, di dapur, Danti meremas kedua tangannya. Sudah beberapa hari ini Kinanti menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan. Ia menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau memercayai kecurigaannya. Ia mematikan nyala kompor lalu bersiap-siap membuka warung nasi uduknya. Ia mencoba untuk menyibukkan diri agar tidak terus-menerus membayangkan hal-hal buruk yang tidak ia inginkan. Setelah mualnya reda, Kinanti keluar dari dalam kamar mandi lalu menghampiri Kirana di dalam kamar tidurnya. “Kirana, bangun. Sudah pagi.” “Eugh ...,” lenguh Kirana yang masih sulit membuka kedua kelopak matanya. “Masih ngantuk, ya?” Kirana menganggukkan kepalanya. Ia masih ingin bergelung di dalam selimutnya bersama bantal dan gulin