When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pagi menyapa semua insan di muka bumi. Udara dingin terasa menusuk permukaan kulit, sisa-sisa hujan semalam masih meninggalkan bekas. Kedua insan yang masih bergelung dalam balutan selimut tebal, terlihat menggeliat perlahan. Mata Khanza mengerjap terbuka perlahan. Wanita cantik itu tersenyum, kala mendapati wajah sang suami yang berada begitu dekat dengan wajahnya. Dia masih teringat akan bagaimana kepanasan mereka semalam. "Pagi, Sayang. Kenapa senyum-senyum sendiri?" suara serak khas bangun tidur Kenzo membuyarkan khayalan Khanza. Wanita itu terperangah, dia tidak mengetahui jika sang suami telah terbangun juga. "Mas, udah bangun juga? Aku kira tadi belum bangun." "Udah kenapa, Sayang? Kau mau lagi? Ayo, mungpung masih pagi juga. Anak-anak belum bangun." "Nggak. Aku mau bangun, ma