When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Angga berjalan santai menuju rumahnya, dia keukeuh meminta izin pada teman-temannya untuk pulang duluan dengan alasan ingin mengerjakan tugas sekolahnya yang belum selesai. Meski tak rela tapi, teman-teman dari Angga itu akhirnya mengizinkannya. Termasuk Cleona gadis cantik itu sempat melarangnya tapi, Angga keukeuh dengan keputusannya. Akhirnya Angga pun di izinkan untuk pulang duluan ke rumahnya. Pak Rahman tengah menyesap teh hangat di teras rumah Nuri, Angga datang langsung menyapa beliau. Anak itu memang selalu bersikap sopan kepada orang yang lebih dewasa apalagi Pak Rahman merupakan kakeknya meski bukan kandung. "Kakek sendirian— kemana yang lainnya? Rumah juga kelihatan sepi, apa mereka semua sedang pergi?" tanya Angga pada sang kakek. "Tidak, Angga. Mereka ada di dapur sedan