When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sehabis berbicara dengan Khanza. Ada yang berbeda dengan sikap Damar. Pria bule itu kini cenderung pendiam, dia hanya terfokus pada Rayvan yang memang dekat banget dengan dirinya. Damar membawa Rayvan keluar rumah, pria itu bermain di halaman depan rumah milik Khanza. "Hati-hati Ray, awas jatoh jangan berlarian terus. Mendingan sini duduk sama, Ayah. Kamu pasti cape," seru Damar pada putra Kenzo dan Khanza tersebut. Rayvan yang tengah lari mengejar kupu-kupu, menoleh. Bocah tampan itu tertawa lebar melihat kupu-kupu yang sebentar lagi akan bisa dia tangkap. Namun, seketika raut wajahnya menunjukan kekecewaan, sebab kupu-kupu itu tak jadi dia tangkap. Binatang warna-warni nan cantik tersebut, terbang setelah tadi Kayvan tak sengaja menyenggol batang bunga yang di hinggapinya. Karena men