When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kenzo tampak tengah terbaring di kasur king size miliknya. Mata dia menerawang menatap langit-langit kamar. Setelah dari lokasi proyek tadi dia tak balik kantor kembali. Pria itu meminta Gavin untuk mengantarkan dirinya langsung ke rumah. Setelahnya dia menyuruh Gavin mengantarkan Siska pulang. Wanita itu awalnya tidak mau di antar hanya oleh Gavin saja. Dia ingin Kenzo ikut mengantarkannya juga, tapi dengan tegas Kenzo menolaknya. Drttt, drttt, drttt. Suara ponsel miliknya bergetar. Kenzo ingin abai, tapi suara getarannya yang terus berbunyi membuat Kenzo terganggu. Mata pria itu memicing saat maniknya menangkap nama Bastian, suami Karina yang tengah menghubunginya. 'Bastian. Ada apa dia menghubungi. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Karina?' Kenzo bermonolog. Rasa penasarannya ya