When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Khanza masih diam dia tidak beranjak dari tempatnya. Tatapannya tertuju pada sang bos besar yang tengah menatapnya lekat. Tatapan keduanya bertemu tapi, dengan cepat Khanza memutuskannya. Akhirnya pemilik suara berat itu terdengar membuka obrolan kembali. "Saya hanya ingin tahu siapa nama kamu dan asal dari mana? Maaf, bukan saya punya pikiran yang tidak-tidak padamu hanya saja wajah kamu itu mengingatkan saya pada seseorang. Jadi tolong kamu tidak usah berpikir yang aneh-aneh tentang saya." Khanza menarik napas lega setelah mendengar penjelasan dari sang bos, tidak bisa di pungkiri tadinya sempat terlintas di otaknya jika laki-laki paruh baya itu akan berbuat m***m. Seraya tersenyum kecil dia menjawab pertanyaan pada lelaki yang ada di hadapannya itu. "Maaf Pak sebelumnya, Bapak tadi