When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Devi!" Reno langsung menurunkan tangan yang tengah nakal mengelus-elus pipi Khanza. Pria itu langsung tersenyum manis ke arah Devi yang tengah cemberut. Sedangkan Khanza dia memanfaatkan momen itu untuk segera kabur dari tempat tersebut. Dia tidak ingin berdebat dengan mantan sahabatnya itu. Namun, ujung mata Devi dapat melihatnya, gegas dia tarik tangan Khanza hingga gadis tersebut berbalik badannya menghadap ke Devi. "Mau kemana kamu, hah? Enak saja mau main kabur. Sini aku mau bicara!" ucapnya sembari menatap tajam ke manik coklat milik Khanza. Khanza memutar bola matanya malas seperti dejavu dia bisa bertemu kembali dengan mantan sahabatnya, rasanya hari ini kenapa menjadi hari yang sial bagi dirinya. Bisa bertemu kembali dengan para penghianat itu. "Dev, udah, ah. Kasian Kha