When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mata Khanza mengerjap di saat tangan seseorang menyentuh kulit tangannya. Dia yang merasakan baru tidur sebentar matanya masih terasa lengket untuk di buka. Semalam gadis itu tidak bisa tidur dengan cepat, saat menjelang pukul tiga dia baru bisa merapatkan matanya. Suara sang ibu terdengar mendayu di telinga membangunkan sang gadis. Malah membuat dia semakin mengeratkan pelukannya pada guling. "Khanza, ayo bangun, Neng. Ini udah jam lima kamu belum sholat subuh." "Hmm, sebentar Bu. Aku masih ngantuk lima menit saja lagi," ucap gadis itu sembari berbalik memunggungi ibunya. Mila geleng-geleng kepala, dia merasa heran melihat tingkah anak gadisnya itu. Sudah mau nikah tapi, masih saja susah untuk di bangunkan. "Za, ini sudah siang kamu belum sholat dan juga mandi, sebentar lagi tim