When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pagi kembali menyapa, mengajak insan kembali untuk beraktivitas, melangkah membumikan ikhtiar demi mewujudkan harapan. Begitu pun dengan Kenzo, pagi itu dia akan segera membuat laporan atas menghilangnya sang istri ke kantor polisi. Dia melangkahkan kaki menuju meja makan untuk sarapan terlebih dulu. Kedua orangtua dia telah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama. "Pagi, Mah, Pah." Kenzo menyapa keduanya. Pria itu tampak terlihat sangat buruk. Wajah kuyu dengan kantung mata melingkar jelas kehitaman. "Pagi, Ken." Rivaldy yang menyahut. Pria paruh baya yang terlihat masih segar dan ganteng itu, menilik penampilan sang putra yang terlihat sangat memprihatinkan. "Hmm," hanya kata itu yang keluar dari mulut sang mama. Dia mendengus kesal pada putranya itu. Amalia masih tidak ingi