When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tatapan mata Kenzo masih melekat di manik mata coklat milik Khanza. Pria itu seakan ingin lebih lama mengamati wajah teduh yang kini tengah bermukena. Mata Khanza sekali lagi mengerjap-ngerjap, dia merasa gugup telah di tatap begitu intens. "La-lanjutkan, maksudnya apa, Tuan?" tanya gadis tersebut dengan terbata-bata dia masih bingung dengan perkataan Kenzo. "Kau tak paham dengan apa yang saya maksud?" pria itu balik bertanya sambil mengangkat sebelah alisnya. Sang gadis menggeleng dengan jantung yang berdetak kencang. "Lupakan! Saya tidak mau buang-buang energi berbicara dengan seseorang yang lemot." What! Lemot katanya. Sungguh pria yang sangat arogan sekali. Gadis itu tak terima dengan hinaan dari sang suami. Dia mendengus kesal. "Kenapa—? Kau tak terima, Kuman." "Hmm," h