Kapan pun aku ingin

1749 Words

“Masuk ke kamarmu! Sekarang!” Sean melirik Falisa, yang langsung menariknya pergi. Begitu Becca berjalan melewati Sean, ia menatap wajah pria itu kecuali Sean yang hanya melirik sebentar lalu kembali pada kakeknya. Becca menoleh pada dua pria itu, Falisa masih menariknya pergi. “Nona harusnya bisa menahan diri.” “Falisa, dia menghinaku seolah aku yang mengejar Sean! Aku tidak terima—“ “Terkadang diam itu emas, tepat dilakukan saat menghadapi orang-orang seperti Mr. Hamilton.” Kening Becca mengenyit sampai menghentikan langkahnya, “kenapa kau bilang begitu?" Tanyanya tidak mengerti. Falisa menghela napas dalam-dalam, “karena kau tidak mengenal Mr. Hamilton.” "Aku tidak setuju bila harus diam, saat direndahkan, apalagi dengan tuduhan yang tidak aku lakukan. Diam saja, akan dia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD