Regan menatapi punggung Yaya dalam diam, entah sudah berapa lama langkahnya tertahan di ambang pintu dapur hanya untuk memperhatikan Yaya yang sedang memasak sambil bersenandung kecil. Tidak ada alasan pasti kenapa Regan sudi membuang waktu berharganya untuk sesuatu yang seharusnya tidak penting. "Eh, Mas sudah turun?" Lamunan Regan harus berhenti karena Yaya menyadari kehadirannya. Pagi ini wajah Yaya tampak lebih cerah dari biasanya, entah kenapa Regan perhatiankan senyum gadis itu semakin lebar. "Sini Mas duduk, sarapannya sudah siap." ujar Yaya dengan begitu semangatnya menata hasil masakannya pagi ini ke meja makan. Regan berdehem pelan sebelum mengindahkan perintah istrinya itu untuk duduk di kursi meja makan. Regan terdiam mengamati masakan Yaya, nasi goreng cumi. "Karena aku