bc

Girl's Channel Gone Wrong

book_age16+
99
FOLLOW
1K
READ
drama
twisted
sweet
bxg
humorous
lighthearted
like
intro-logo
Blurb

WARNING!

JANGAN TAP LOVE CERITAKU KALAU KAMU BELUM YAKIN JIKA KAMU AKAN MENYUKAI JUGA MENGIKUTI SETIAP BABNYA!

Bagi Bening, satu-satunya orang yang berhak mengontrol hidupnya adalah dirinya sendiri. Jadi saat tanpa sengaja mendengarkan percakapan keluarga besarnya yang ternyata telah mengatur semacam kencan buta dengan pria yang berniat untuk menjadikannya istri, Bening melarikan diri.

Bersamaan dengan niatnya untuk kabur dari rumah, Bening mendapati bahwa teman-teman gilanya di dalam sebuah server di aplikasi discord sepakat untuk tinggal bersama. Tiga tahun lalu rencana awalnya hanya sekedar bertemu di suatu tempat dan menghabiskan liburan akhir tahun. Lalu kenapa tidak? Bening benar-benar bisa bersembunyi dari keluarganya kalau ia tinggal bersama mereka bukan?

Lalu apa yang sekarang harus ia lakukan saat mengetahui bahwa sejak dua tahun belakangan ia sudah ditandai oleh salah satu pria di dalam server tersebut? Bukan kah ini sama saja bohong?

chap-preview
Free preview
GCGW 1
--- Big thanks to Southeast Asian Forum. Untuk Vanessa, Yuki, Justine, Raksa, Pop, Ashraf dan juga diriku sendiri terima kasih karena sudah sangat heboh setiap harinya. Terima kasih karena kalian masih jomblo (Bercanda) sampai sekarang wkwkwkwk.. Di masa depan kalau kalian menemukan cerita ini tolong didukung dengan cara: satu, tidak mencari tau isinya. Dua, mempromosikan pada semua sahabat pena kalian yang mengerti bahasa Indonesia untuk membacanya. Tidak perlu mencari tau siapa peran utama di cerita ini karena dalam satu karakter akan terlihat ada Vanessa, Yuki dan Pop dan di karakter lain ada Vanessa, aku, Justine atau yang lainnya. Dan plis kalau ada yang baca cerita ini (teruntuk yang mengerti bahasa indonesia) jangan baper. --- Bening menyeret dua koper sambil terus menatap layar ponsel miliknya. Benda itu sudah menghantam lantai sebanyak dua kali dalam sepuluh menit terakhir. Padahal ini adalah awal dari hidup barunya, tapi Bening mendapat firasat tidak enak gara-gara ponselnya. Semua ini tidak seharusnya diawali dengan ponselnya yang hancur seperti sekarang. Namun Bening merasa begitu beruntung karena yang hancur hanya layarnya saja. Selebihnya masih berfungsi dengan baik. Semua orang yang sedang ia tunggu tampak sedang mengetik. Tapi sampai sekarang belum ada satu pun pesan yang muncul di layar yang sedari tadi Bening amati. Bahkan Bening sudah berkeliling untuk yang ketiga kalinya di sekitar tempat janjian mereka. Oh astaga, Bening lupa mengatakan di mana dirinya sedang berada. Tepatnya di depan air terjun di bandara Changi, Singapura. Karena masih tidak ada yang memanggilnya sampai detik ini, Bening tiba-tiba khawatir. Bagaimana kalau Master-Master Pokemon itu hanya bercanda soal agenda hari ini? Kalau mereka benar-benar tidak datang, kemana Bening harus pergi setelah ini? Memang benar bisa saja Bening mengetikkan pesan pada mereka, bertanya dimana mereka semua berada. Tapi Bening malu, bagaimana kalau mereka semua masih berada di rumah masing-masing, tepatnya di negara masing-masing? Dua orang pria yang pada batang hidungnya bertengger kacamata hitam yang dari tadi sudah berdiri bersandar membelakangi pemandangan air terjun indoor paling tinggi di dunia tersebut menatap lekat pada seorang perempuan yang sudah berlalu lalang di depan mereka sebanyak tiga kali. “Gung,” panggil Qhalif pada sahabat penanya dari Indonesia. Hari ini adalah hari di mana mereka berdua bertemu pertama kali. Keduanya memang memutuskan untuk datang lebih awal untuk mengumpulkan anggota-anggota mereka yang waktu kedatangannya tidak jauh berbeda. Agung Huzaiva Wiratama menoleh pada sahabat penanya yang berasal dari Malaysia. Qhalif Fachri Aufar namanya. Ia dan Qhalif sudah berdiri di sini selama kurang lebih empat jam. Saat menoleh pada Qhalif, ia mendapati kawannya itu menunjuk perempuan yang beberapa saat lalu juga ia amati. Qhalif menunjuknya dengan memonyongkan bibirnya. Agung tau kok, Qhalif pasti mulai bosan, sama seperti dirinya yang sudah sangat bosan menunggu semua orang. ‘Ini si Kenneth Lee yang merupakan tuan rumah kenapa juga belum muncul juga?’ tanya Agung membatin. “Dia anggota kita bukan?” tanya Qhalif setelah menunjuk perempuan yang tampak linglung itu dengan mulutnya. “Aku juga mau bilang itu barusan, samperin aja,” suruh Agung. “Hai,” ucap seseorang saat Agung mendorong pundak Qhalif agar pria yang baru ia temui beberapa jam yang lalu itu mendekati perempuan yang keduanya yakini sebagai salah satu teman mereka. “Kamu..” ucap Qhalif cepat saat seorang gadis baru mendekatinya. “Raksa,” jawab gadis itu cepat sembari menurunkan ransel dari punggungnya. Nama lengkapnya Chea Sok Raksa, gadis dari Kamboja yang baru beberapa bulan lalu menyelesaikan Pendidikan S1-nya. Alasan Raksa datang hari ini adalah karena dirinya pikir, tubuhnya butuh rehat. Tujuh belas tahun ia habiskan untuk belajar, Raksa pikir ia butuh jeda sebelum mencari pekerjaan. Memang benar justru karena masih fresh graduated harusnya ia mulai mencari pekerjaan sebelum terlambat. Terlambat dalam artian melebihi batas umur yang perusahaan inginkan untuk merekrut karyawannya. Sayangnya hal itu tidak cukup penting baginya. “Oh,” ucap Qhalif kemudian mengulurkan tangan pada Raksa. Memperkenalkan diri. Kurang lebih tiga tahun bertemu pada sebuah server di aplikasi discord, para laki-laki tidak mengetahui rupa para perempuan sama sekali. Setelah Qhalif bekenalan dengan Raksa, Agung juga melakukan hal yang sama. “Kamu yang paling muda, ‘kan?” tanya Agung. Ia melepaskan kacamata hitam miliknya kemudian memakaikannya pada Raksa. Mata cewek itu terlihat merah, mungkin sudah rindu kampung halaman padahal belum dua puluh empat jam meninggalkan Kamboja. Raksa melepaskan kacamata yang menghalangi pemandangannya itu kemudian meletakkannya di atas kepala. “Bukan, yang paling kecil itu Andrea,” ucapnya menatap pria bernama Agung itu. “Yap, aku yang paling muda. Muda tapi tidak cukup kecil untuk disebut kecil,” ucap seseorang yang tiba-tiba menimbrung. Ia dan Raksa kemudian membuat keributan dengan saling berteriak kemudian setelahnya baru berpelukan. Keduanya, Raksa dan Andrea, menoleh satu sama lain kemudian berteriak dan refleks mengangkat kedua tangannya untuk merangkul satu sama lain. “Lihat cewek itu?” tanya Agung pada Raksa dan Andrea yang sedang berpelukan. Ia menunjuk seseorang yang awalnya ia pikir adalah Andrea. Kalau Andrea sudah berada di antara mereka, berarti cewek itu Bening. Agung menyuruh Raksa dan Andrea untuk mencari tau apakah cewek itu adalah bagian dari mereka. “Bening!” “Bening!” panggil Raksa dan Andrea bersamaan. Teriakan mereka cukup untuk membuat Bening menoleh. Wajah bingung juga penuh kecemasan milik Bening kontan saja berubah menjadi begitu ceria melihat dua perempuan yang saling berpelukan. “Gais..” teriaknya sambil membuka langkah mendekati mereka. Mai Thanh Linh berangkat dari Vietnam tanpa tau kemana tujuannya. Semua orang hanya mengatakan bahwa ia hanya perlu memikirkan cara agar sampai di Changi International Airport. Lalu di sinilah ia berada. Linh merasa beruntung karena saat mencari teman-temannya, ia bertemu dengan Sombo Ratanak, temannya dari Kamboja dan Klinchan Khuptumnmanapanithi atau Ann dari Thailand. Pria itu menuntun Linh dan Ann seolah dia sudah sering berada di negara ini. Karena pembawaan Ratanak yang begitu tenang dan meyakinkan, Linh dan Ann memutuskan untuk percaya pada pria ini. Toh kalau tersesat, setidaknya mereka tersesat bertiga. Belum sampai berjalan selama lima belas menit, mereka sudah bertemu dengan dua pasang anggota mereka. Kenapa ketiganya begitu yakin bahwa empat orang itu adalah bagian dari mereka? Karena dua cewek yang sedang berpelukan itu meneriakkan nama Bening. Ratanak, Linh dan Ann bisa melihat perempuan bernama Bening itu mendekat bersamaan dengan ketiganya yang juga mendekat. Begitu sampai di dekat dua perempuan yang meneriakkan namanya, Bening langsung memeluk mereka berdua. Tanpa tau siapa yang sedang ia peluk. Kenalan bisa nanti karena sekarang ia merasa begitu perlu untuk menunjukkan betapa leganya ia karena ternyata mereka tidak berbohong soal janji bertemu hari ini. Beberapa detik setelah Bening memeluk teman-teman yang sudah menemaninya selama kurang lebih tiga tahun, Ia merasakan pelukan lainnya. Dua cewek lainnya ikutan berteriak girang sambil mengapit tubuhnya. Bening tersenyum lebar. Lima orang, semua cewek sudah berkumpul. Melerai pelukan, lima orang perempuan itu kemudian saling memperkenalkan diri. Bukan berarti selama tiga tahun terakhir mereka tidak mengetahui nama satu sama lain. Hanya saja ini adalah kali pertama kelimanya bertemu langsung bahkan berpelukan langsung. Biasanya hanya mengirimkan virtual hug melalui emoji kuning yang semua orang pasti sudah tau. Sementara para perempuan sedang memuji kecantikan masing-masing, Agung, Qhalif dan Ratanak memutuskan untuk mundur. Tidak terbiasa mendengar perempuan memuji sesama perempuan. Ketiganya juga sudah berkenalan. Tepatnya Ratanak yang berkenalan dengan Agung dan Qhalif. Perkenalan ala anak cowok tidak seheboh dan selama perkenalan anak cewek. Namun mereka tetap membiarkan lima orang temannya yang terlihat terlalu antusias itu waktu untuk menikmati momen ini. Seorang pria dengan senyum mematikan menatap lima orang perempuan yang terlihat terlalu mencolok dibandingkan dengan pengunjung lain. Ia sudah melihat mereka semua selama beberapa menit terakhir. Dan ia juga sudah menemukan apa yang sejak awal membuatnya begitu penasaran. Cao Gia Khang meraih koper yang Bening tinggalkan dan menariknya mendekati sang empunya. Satu setengah tahun terakhir Khang tidak pernah melewatkan channel Coffee, Shop & Talk kalau gadis satu itu sudah curhat. Jujur, Khang tertarik pada Bening Prastika Dewi. Namun dia tidak pernah meng-kepo-i Bening lebih dari server mereka. Ia tidak mengetahui sama sekali akun f*******:, i********:, Twitter, Telegram ataupun kontak w******p-nya Bening. Kenapa? Karena Khang menanti hari seperti hari ini untuk bertemu langsung dengannya. Terlebih gadis-gadis sekarang terlalu banyak memakai efek/filter pada foto-foto yang mereka pajang di social media. Khang tidak ingin terlalu berharap pada rupa karena sejak dulu rupa bukan lah apa yang ia cari. Oke oke, Khang bohong. Rupa memang segalanya bagi seorang Cao Gia Khang tapi bagaimana kalau ekspektasinya pada foto gadis ini di social media tidak sesuai dengan kenyataan yang ada? Namun siapa sangka perempuan yang Khang berikan perhatian khusus tanpa satu orang pun dari sepuluh orang di dalam server Southeast Asian Forum itu ternyata benar-benar cantik? Ah, tidak, cewek-cewek dalam server mereka ternyata memang tidak ada yang jelek. Hanya saja mereka semua sama-sama berisik. Khang mengangkat tangannya, menggerakkannya ke kiri dan ke kanan pada tiga pria yang berdiri agak jauh dari para perempuan. Seperti sedang memberi salam jarak jauh. Ratanak juga mengangkat tangan kanannya, membalas lambaian pria yang kalau bukan Kenneth, pastilah satu di antara Khang dan Marc. Ia juga sudah membuka mulutnya untuk menyapa tetapi urung. Ratanak kembali menutup rapat mulutnya saat pria yang baru saja menyapanya, Qhalif dan Agung berjalan lurus pada Bening. Ratanak ingat kalau koper yang pria itu bawa bersamanya adalah milik Bening. Tidak hanya Ratanak saja yang tiba-tiba memusatkan perhatian pada pria yang baru datang itu. Tetapi semuanya, kecuali perempuan yang mata Khang tidak lepas darinya, yaitu Bening Prastika Dewi. Ponsel yang layarnya sudah seperti jaring laba-laba gara-gara menghantam lantai sebanyak dua kali itu bergetar. Bening mengalihkan perhatiannya dari para perempuan cantik a. k. a. Ann, Linh, Raksa dan Andrea. Ternyata ia mendapat chat dari seseorang yang menjadi alasan kenapa ia sampai kabur dari rumah. Pria yang ingin menikahinya. Bening mendengus kesal membaca sederet pesan yang tidak bisa dikatakan singkat itu. Bagaimana mungkin seseorang mau menikahi perempuan yang tidak ia ketahui baik atau buruknya? Kenapa pula dia memilih Bening dari segitu banyak perempuan di Indonesia? Detik setelahnya Bening tersenyum miring, besok adalah hari di mana seharusnya mereka bertemu. Silahkan saja, cari Bening Prastika Dewi. Kalau perlu acak-acak seluruh kota. Dia tetap tidak akan menemukan dirinya di sana. “This is how you play? Begini caramu mencari perhatianku?” tanya Khang pada Bening. Ia hanya ingin menggoda Bening sebelum menyerahkan kopernya yang perempuan itu lupakan. Berdiri dengan posisi tangan kiri memegang ponsel dan tangan kanan jatuh disepanjang tubuhnya, Bening mengangkat kepalanya. Ternyata ia masih harus mendongak untuk bertemu mata dengan seseorang yang bicara barusan. Khang tersenyum mendapati Bening hanya menatapnya tanpa bicara sepatah kata pun. Memasukkan tangan kirinya ke dalam kantong celana, Khang kemudian menunduk. Sedikit memangkas jarak antara dirinya dan Bening dengan masih mempertahankan senyum menyebalkan andalannya. “Aku setampan itu?” tanya nya. “Ada apa ini? Apa kamu ingin melanggar aturan di pertemuan pertama?” tanya Marc yang saat sampai langsung mendapati sepasang temannya saling pandang-pandangan. Kesenangannya diganggu dan itu membuat Khang menunjukkan raut datarnya. Berdeham sebentar, kemudian ia menyerahkan koper milik Bening. “Lain kali bawa barangmu sendiri.” Setelah mengatakan itu, Khang beralih pada tiga pria yang satu di antaranya mengenakan kacamata hitam. “Tunggu dulu! Siapa namanya?” tanya Marc pada Bening yang tampak syok setelah berhadapan dalam jarak dekat dengan pria barusan. Bening menggeleng pelan. “Bening,” panggil Khang sambil berbalik ke arah di mana Bening masih berdiri di tempatnya tadi. “Ya?” “Cao Gia Khang, itu namaku.” “Oh.” Hanya itu yang bisa bening katakan. “Jauh-jauh dari Khang kalau kamu mau kita hidup dengan damai,” ucap Marc pada gadis yang ternyata adalah Bening. Jadi di pertemuan pertama Khang sudah menggoda Bening? Berani sekali dia. Ada dua hal yang membuat Marc kesal hari ini. Pertama karena ia mendapati satu dari temannya menggoda satu dari lima perempuan itu. Dan kedua adalah karena Kenneth Lee meminta mereka semua datang ke rumahnya. Kenneth memang bilang bahwa ia punya kesibukan mendesak yang menyebabkannya tidak bisa datang untuk menjemput mereka. Namun begitu, Marc tetap tidak bisa mencegah dirinya dari merasa kesal. Ia selalu kesal saat segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
205.0K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.7K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.9K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook