Stela masih bergumul manja di atas kasur empuknya dengan guling yang menjadi teman tidurnya. Dia memeluk guling itu dengan erat disertai kedua mata yang terpejam sempurna karena dia masih merasa mengantuk dan enggan untuk membuka mata. Walau suara alarm dari ponselnya terus meraung-raung, dia mematikannya hanya dengan meraba dan menekan tombol off di samping ponsel sehingga suara yang mengganggu itu pun akhirnya tak terdengar lagi. Setelah seharian kemarin dia harus menahan amarah dan kesal karena dia yang tak sudi digendong pelayan sehingga dia harus memaksakan diri menuruni gunung dengan kedua kakinya sendiri. Padahal kepalanya masih terasa pusing dan rasa perih masih dia rasakan pada telapak tangannya, dia tak akan pernah melupakan perbuatan Melviano yang membuatnya begitu tersiksa. S