Benar-Benar Berakhir

2419 Words

"Abang tinggal gak apa-apa ya?" "Gak apa-apa, bang. Makasih." Karena sudah membantunya menjaga Rafa. Rasydan mengangguk. Ya kakinya sih berat untuk melangkah. Tapi ia harus tetap pergi kan? Kalau ia di sini terus. Ia tak bisa menjamin bagaimana hatinya. "Kamu hati-hati. Kalau perlu apapun atau terjadi sesuatu, jangan lupa hubungi abang." Ia rela repot kalau urusannya dengan perempuan ini. Rheina mengangguk. Lama-lama memang jadi terbiasa dengan keberadaan lelaki itu. Tidak seperti awal dulu ketika ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Rasydan. Ya wajahnya yang tentu memgingatkannya pada suaminya. Tapi mereka bukan orang sama. Itu jelas menyakitkan lah. Namun sekarang, ia mencoba untuk berdamai dengan fisiknya Rasydan itu. Walau tampak sama, ia sadar betul jika mereka itu orang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD