Lorong Kerlap-Kerlip

2027 Words

Ayu capek dengan hidupnya yang miskin ya wajar. Indra juga memaklumi. "Gue juga capek." Ia juga mengakui. Jalannya menjadi dokter baginya adalah peluang. "Makanya gue pengen babget nerusin spesialis bedah umum." "Bukan jantung?" "Jantung memang mahal gajinya. Tapi bedah umum lebih banyak nanganin kasus. Kalo gak ada spesialis yang lain, bedah umum bakal jadi pilihan rumah sakit." "Tapi setahunan ini gak ada residen bedah umum." Indra tertawa. Betul. Karena akan capek sekali. "Makin banyak kerja, makin tinggi gajinya kalau di sini, Yu." Ya memang. Ia akui. "Lo?" "Gue......eung......kulit sih." Ia lebih tertarik pada itu. "Pengen buka klinik?" "Salah satunya." Walau klinik kecantikan sudah banyak. Indra mengangguk-angguk. Mereka sudah tahu mau ke arah mana. Dalam pikiran I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD