Bab 2

1301 Words
Setelah acara talkshow berakhir, Marsha segera pulang. Perihal foto terakhir yang di tampilkan membuat dirinya kesulitan untuk membantah, dan lagi-lagi alasan editing fans mereka lah yang membuat foto itu. Meskipun dari ucapannya banyak dari mereka yang tidak percaya, namun Marsha tidak mau ambil pusing. Kilatan blits dan sorot kamera yang terus menerus mengambil gambarnya membuat Marsha jengah, terlebih beberapa pertanyaan dari berbagai wartawan yang terus memberondongnya dengan berbagai pertanyaan yang sama. "Jadi gimana Mbak Marsha mengenai foto yang lagi viral?" tanya salah satu wartawan yang mencoba menghentikan langkah kakinya. "Itu cuman editan fans." balas Marsha sambil berjalan yang di dampingi oleh Manager dan asistennya. "Lalu apa hubungan Mbak Marsha dengan CEO Lamborghini ini?" Marsha terus berjalan sambil menjawab pertanyaan wartawan itu. "Nggak ada, saya nggak kenal sama dia." balas Marsha yang mencoba berjalan lebih cepat namun rasanya sulit sekali mengingat beberapa wartawan terus menghalangi langkahnya. "Masa sih, Mbak? Tapi menurut pakar telematika itu foto bukan editan tapi asli Mbak?!" Marsha hanya berjalan terus tanpa mau membalas pertanyaan wartawan itu. "Jawab dong, Mbak jadi itu emang Mbak Marsha apa bukan?" seru wartawan yang lain "Maaf yah, Mas. Marsha nya lagi buru-buru nih udah dulu yah Mas makasih." seru Leo kali ini sambil menuntun lengan Marsha dengan langkah lebar menuju mobil yang sudah menunggunya. Marsha bersyukur ketika dirinya sudah sampai di dalam mobil, untunglah managernya itu cepat tanggap kalau tidak dia tidak tahu harus menjawab apa. Biasanya dia akan menanggapi semua berbagai pertanyaan, namun kali ini rasanya dia sudah capek. Semua media sosial silih berganti menerornya, menanyai hal yang sama apalagi keluarganya. Mereka pun ikut-ikutan menanyakan, terlebih salah satu sahabatnya yang tahu dengan pasti ke aslian foto tersebut. Shelin Lo balikan lagi sama Arsen? Seriouslly? Shelin Lo jahat sama gue nggak cerita-cerita kalau balikan lagi sama tuh laki. Shelin So sibuk lo, Sha. Nggak balas chat gue!!! Shelin Hellooo Sha... Sha... Sha... Dan sampai sekarang dirinya belum membalas pesan dari sahabatnya tersebut. "Mas..." panggil Marsha. "Hn." "Apa dari pihak sana nggak ada yang hubungi kita, Mas?" tanya Marsha penasaran sekaligus takut. Leo melihat tab nya takut-takut dirinya lupa membaca email yang baru masuk. "Nggak ada, kayaknya dia gak merhatiin gosip. Secara dia orang sibuk." balas Leo yang diangguki Marsha. Yah semoga saja. *** Tubuh Marsha begitu lelah dia benar-benar ingin segera tidur dan mengistirahatkan badannya. Baru saja dirinya berbaring ponselnya seketika berbunyi, ia berdecak sebal begitu melihat ada email baru yang masuk ke dalam ponselnya. Dari : DamianArsen@gmail.com Kepada : MarshaOctaviani@g*******m Subjek : You and I Hi dear, how are you ... You don't miss me? Very bad not to recognize me, and what the hell was that just now? Did you say that was an edited photo? Ck, right. You hurt my feelings dear 😥 Mata indah Marsha seketika melotot dengan sempurna begitu membaca email dari pria yang sedang di bicarakan itu. Dia tidak menyangka jika pria yang sudah dilupakannya kini mengiriminya sebuah email? Namun dirinya tidak akan mau membalas email dari pria yang berhasil dia lupakan selama tiga tahun ini. Dan apa-apaan pria itu? Untuk apa dirinya mengiriminya email. Seperti bukan dirinya sekali, jadi lebih baik dirinya membiarkan email itu dari pada harus membalasnya. Marsha kemudian menaruh kembali ponselnya di atas meja lalu menata bantalnya. Namun lagi-lagi ponselnya bergetar tanda notifikasi masuk, dengan malas ia mengambil ponselnya yang lagi-lagi email itu berasal dari Arsen. Awalnya ia akan kembali mencueki isi email Arsen namun begitu melihat gambar yang di kirimkan oleh pria itu membuatnya membelalakan matanya kesal. Dari : DamianArsen@g*******m Kepada : MarshaOctaviani@gmail.com Subjek : - Kau yakin ingin mengacuhkanku lagi? Lalu bagaimana jika foto di bawah ini tersebar di media? Temui aku besok siang di kantorku. Kalau kau tidak mau aku akan menyebarkan foto kita ini. Aku menunggumu Dear 😘   Marsha meremas ponselnya dengan kuat, apa yang dipikirkan pria itu untuk menyebarkan foto mereka. Apa pria sinting itu tidak tahu apa yang akan di alaminya jika gambar mereka kembali tersebar? Wartawan dan para media akan semakin gencar mencarinya, mungkin bukan hanya dirinya saja kali ini yang menjadi incaran tapi pria itu juga. Dan dia tidak mau menemui pria yang dulu meninggalkannya begitu saja, dan kini malah pria itu kembali menghubunginya seolah tidak terjadi apa-apa dengan hubungan mereka. Dasar pria sinting! Dari : MarshaOctaviani@gmail.com Kepada : DamianArsen@gmail.com Subjek : I dont care Terserah! Lakukan apapun yang kau mau. Dan setelah membalas email Arsen ia segera mematikan ponselnya karena tak ingin pria itu kembali mengganggu istirahatnya. *** Dua hari ini Marsha tetap santai namun di dalam hatinya ia takut jika pria itu benar-benar menyebarkan foto mereka berdua. Namun ia juga berpikir jika Arsen melakukan hal itu sama saja dengan bunuh diri, jelas karena bukan hanya dia yang dirugikan tapi Arsen juga. Maka dari itu lah dia meyakini jika Arsen hanya menggertaknya saja, tidak benar-benar ingin menyebarkan. Begitu dirinya selesai pemotretan untuk sebuah tas, Marsha kembali dicari oleh media dan wartawan namun kali ini nampaknya lebih heboh, dan ia percaya jika dari dulu Arsen tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Karena terbukti foto yang dikirimkan oleh Arsen kini tersebar di dunia maya dengan judul berbeda-beda yang membuatnya tidak bisa berkutik. Seperti ini misalnya. Liburan dengan sang CEO ke pulau pribadi. Model cantik yang tengah melejit itu begitu seksi. Ciuman di pantai saat malam hari membuat kedua pasangan itu begitu romantis. Benarkah mereka berpacaran selama sembunyi-sembunyi selama ini? Dan beberapa judul lainnya lah yang membuat Marsha geram. "Sial!" umpat Marsha sambil melempar tab yang berada di atas tangannya, ia melemparkannya ke atas kasur. Wajahnya begitu kacau, ponselnya sedari tadi terus berdering pertanda beberapa ada panggilan masuk dan notifikasi lainnya. Namun dia tidak ada niatan untuk membalas mereka, sial dia tidak percaya masalah fotomya dengan Arsen akan semakin memanas. Dia benar-benar bingung kali ini. Untuk keluarpun ia tidak berani, beberapa wartawan pun berada di depan gerbang pintu agensinya. Tak berapa lama Leo masuk dan segera menghampirinya dengan wajah kalem, namun dirinya menyiratkan ke khawatiran. "You oke?" Tentu saja tidak baik. "Sebaiknya kamu membuat pernyataan, jika kamu memang tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan CEO itu." "Kau tidak ingin bukan jika salah satu suruhan CEO itu menuntutmu?" Marsha mengembuskan napasnya dengan kasar. "Arsen... Dia mantanku, Mas. I-itu memang foto kita saat pacaran dulu, sebelum aku jadi model. Tapi aku nggak tau foto yang lagi beredar sekarang mereka dapat dari mana. Lagipl pula aku nggak punya foto-foto itu." jelas Marsha membenarkan. Mata hitam Leo membulat tidak percaya mendengar penjelasan Marsha. Bagaimana mungkin dia tahu jika model yang berada dalam pengawasannya itu ternyata mantan dari CEO yang terkenal di Indonesia ini. Bukannya tidak mungkin jika Marsha berpacaran dengan CEO, Marsha cantik, seksi, ramah, baik dan menyenangkan wajar jika sang CEO Lambo itu menyukainya. Tapi mendapati kenyataan jika Marsha mantan dari pria incaran se-Indonesia membuatnya jelas tidak menyangka. "Jangan melihatku seperti itu." ketus Marsha sebal melihat Leo selaku menager-nya memerhatikannya dengan pandangan yang tidak biasa. "Aku hanya tidak percaya, kau mempunyai mantan yang begitu luar biasa." "Ck kau terlalu berlebihan." "Jadi kenapa kau tidak menceritakannya kepadaku saat dulu?" "Karena kau tidak bertanya, lagi pula itu tidak penting." "Ck kau ini, lalu sekarang bagaimana? Kenapa kau tidak menemui CEO seksi kita. Kau bisa berbicara pelan-pelan untuk tidak memersalahkan foto yang tersebar itu." "Kenapa tidak kau saja? Kau kan managerku, lagi pula itu kan tugasmu untuk membantuku." balasnya dengan seringai yang terlihat menyebalkan menurut Leo. "Tidak bisa, jadwalku padat untuk mengganti ulang jadwalmu dengan beberapa stasiun televisi." "Kalau begitu biarkan saja, tunggu saja hingga gosip itu hilang." "Dan membuat pengacara Arsen mendatangi kantor kita? Silakan saja." jawab Leo lagi kali ini dengan nada tidak peduli. Marsha seketika menunduk memanyunkan bibirnya pertanda dirinya sedang kesal, namun tidak bisa berbuat apa-apa. "Ini saranku, sebaiknya kau temui Arsen secepatnya. Demi kelangsungan kariermu di dunia hiburan ini, Sha." saran Leo yang kali ini sepertinya membuat Marsha mau tak mau harus menuruti ucapan Leo. *** Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD