Masjid Menjadi Saksinya

2032 Words

“Wooooiii, Raiiin!” Ardan berteriak. Dina langsung menjitak kepala kembarannya gara-gara berisik. “Buruaaan! Elaaah! Keburu macet dijalan nih!” Ando hanya geleng-geleng kepala. Ia sudah siap dibalik kemudi. Saat ini mereka sudah nongkrong di halaman rumah Fasha dan Rain, sepupunya. Hari ini, mereka—Ando, Anne, Farrel, Ferril, Ardan, Dina, Fasha, Rain dan Farras—akan bertolak ke Dufan. Lalu sorenya, mereka akan jalan ke pantai dan meng-habiskan senja disana. Setelah isya, baru balik ke rumah. Janjinya sih, jam tujuh Ando sudah jalan menjemput mereka di rumah masing-masing. Tapi nyatanya, saat tiba di rumah pertama, untuk menjemput Ardan dan Dina, dua bocah itu malah masih tidur. Alhasil, terpaksa tantenya—Aisha—membangunkan mereka dengan cara menyeret dua bocah itu dari tempat tidur masing

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD