Permintaan

1699 Words
Damian mengetuk pintu kamar putrinya. Ia pun memanggil manggil nama putrinya yang tengah marah itu. Ia mendengar suara tangisan Vina dari dalam kamarnya. Ia akui ia membentak Vina karena terlampau emosi. Itu sebabnya Vina marah dan mengunci dirinya di dalam kamar. Flashback On Vina yang berhasil menjauhkan Damian dari Freya, terus mengumpat mendengar suara teriakan Freya dari luar Restoran. Damian menyentak tangannya agar cengkraman putrinya itu terlepas. Damian emosi karena putrinya kembali berbuat onar ketika bertemu dengan Freya. Keduanya bertengkar hebat di ruang kerja Damian. Kia yang serba salah hanya bisa duduk menunggu di salah satu meja. Suara perseteruan antara Damian dan putrinya terdengar dari balik pintu. Kia bertanya tanya apa yang menyebabkan ketidaksukaan Vina terhadap Freya. Yang pasti karena sikap angkuh Freya. Kia pun sempat kesal saat melihat Freya hanya bisa bersikap manis di depan Damian saja. 'Gimana nih?! Pulang aja gitu ya. Suasananya ngga enak. Tapi kalo pulang tanpa pamit juga ga enak. Mau pamit gimana Kia. Mereka lagi panas kayak gtu' Bathin Kia. Tiba tiba pintu ruang kerja terbuka. Kia melihat Vina sudah berurai air mata. Matanya memancarkan kekecewaan yang amat dalam terhadap Damian. "Jika Daddy lebih memilih siluman rubah itu oke aku restui. Tapi jangan harap Daddy melihat aku lagi. Daripada harus punya Ibu tiri kayak wanita s****l itu mending Daddy kirim aku ke panti asuhan!!" seru Vina sambil pergi meninggalkan Damian yang berusaha memanggil namanya. Flashback off "Baby i'm so sorry. Please buka pintunya. Mari kita bicara. Jangan seperti ini Baby. Daddy mohon " ucap Damian yang tak beranjak dari depan kamar Putrinya. Tangan kekarnya mengetuk ngetuk pintu kamar Vina. Ia bisa saja mendobrak pintu itu namun ia tak ingin putrinya semakin marah padanya. "Go away Dad. Go away. Daddy jahat"ucap Vina dari dalam kamar. Damian terus membujuk Vina agar membuka pintu kamarnya. Cukup lama akhirnya Vina pun membuka pintu kamarnya. Damian melihat wajah sang Putri telah basah dan hidung yang memerah. Vina berusaha menghindari tatapan Damian. Damian membawa Vina kedalam pelukannya meski gadis itu sedikit berontak dalam pelukan Daddynya. "Im so sorry baby... Im so sorry" lirik Damian sambil mengelus rambut panjang putrinya. Vina kembali menangis di d**a bidang daddynya. "Please tell me what you want baby " Ucap Damian sambil melepas pelukannya. Ia mengangkat wajah putrinya untuk bertatapan dengannya. "Aku mau Daddy seperti Daddy ku yang dulu" "Daddy masih seperti yang dulu sayang. Tak ada yang berubah" "Daddy berubah semenjak pacaran sama si siluman Rubah. Kita ngga pernah berantem dulu tapi sekarang kita sering berantem. Daddy juga lebih banyak menghabiskan waktu sama siluman rubah itu. Dulu sesibuk apapun, Daddy ga pernah biarin aku sendiri. Tapi sekarang Daddy lupain aku" ucap Vina mencurahkan isi hatinya. "Aku kangen Daddy ku yang dulu" lirih Vina tak bisa menahan air matanya. Damian memeluk tubuhnya yang kembali bergetar karena menangis. "Heii...Baby Daddy minta maaf jika Daddy membuatmu kecewa. Tapi percayalah Tante Freya tidak seburuk yang kamu pikirkan sayang. Kau hanya harus sedikit berdamai dengannya " jelas Damian "No Daddy. I couldn't. Aku udah mencoba selama ini tapi tetap ngga bisa. Kami ngga akan cocok satu sama lain. Jika Daddy tetap sama pendirian Daddy dan Oma lebih baik aku tinggal di panti asuhan aja Dad. Lebih baik dari pada aku membuat semuanya lebih buruk lagi" "Mana bisa Daddy mengirimmu ke panti asuhan sayang. Orang tua mana yang tega melakukan itu" "Aku sayang Daddy tapi aku juga pengen Daddy bahagia. Semua orang menganggap aku penghalang hubungan Daddy & siluman rubah itu. Daddy ngga nikah nikah karena aku belum bisa cocok sama dia. Ga papa kok Dad, aku ikhlas Daddy nikah sama si siluman itu, tapi ijinkan aku pergi dari sini. Aku ga bisa mengontrol emosi aku kalo ada dia Dad. Aku ga mau bikin Daddy sedih dan kecewa lagi" "Kita akan bicarakan lagi nanti sayang. Sekarang tidur ya" ucap Damian yang tak melepas pelukan pada tubuh putrinya. Vina menganggukkan kepala. "Aku harap Daddy bisa menikah dengan wanita sebaik Azkia Dad. Aku tahu pertama kali Kia bertemu Daddy,  ia terlihat menyukai Daddy" "I'm not p*****l. Wajar dia seperti itu Daddy mu ini pria tampan" ucap Damian kepedean. "I know. Maka dari itu pria tampan dan baik seperti Daddy itu pantas mendapatkan yang lebih baik dari si siluman rubah itu. Aku berharap Kia jadi istri Daddy. Aku setuju banget kalo itu terjadi" "Sudah cepet tidur. Besok kamu harus kuliah". ***** Freya bermanja-manja kepada Damian di Apartemennya. Damian mengunjungi Freya dan mendapatkan ciuman panas dari kekasihnya. Damian membalas ciuman Freya tak kalah mesranya. Ia membawa kekasihnya itu ke dalam kamar. Tanpa melepaskan ciumannya, Damian membaringkan tubuh Freya di ranjang tanpa melepaskan pagutannya. Damian melepas ciumannya dan menatap wanita yang terengah engah dibawahnya. Freya menahan tubuh Damian saat akan mencumbu lehernya. Sudah dipastikan bercak merah Damian akan terpampang nyata di lehernya. "Sayaang... Kamu nakal. Aku ada pemotretan besok. Jangan dimerahin lagi baby" ucap Freya berusaha menahan kepala Damian yang tengah asik menghisap lehernya. "I don't care" ucap Damian sambil tersenyum nakal. Ia kembali memagut bibir Freya dan mulai meremasi kedua p******a indah itu. Damian menghentikan ciuman panasnya. Bibir indah Freya semakin bengkak karena ulahnya. "Baby...aaakkkhh...fasteerrr ooooggghhh....hhmmm....aaakkkkkhhh" erang Damian menikmati gerakan Freya yang semakin menggila diatas sana. Damian tak lupa meremas kedua p******a sintal itu dengan keras. Damian nyaris hilang akal saat Freya melucuti kancing kemejanya. Damian menahan tangan Freya, "Please don't do that Honey." Freya mengerenyit. Ia kesal tiap kali b******u, Damian pasti menolak melakukan lebih lagi. "Why?" ucap Freya tak suka. Ia sudah sangat menginginkan Damian tapi kekasihnya lagi-lagi menolaknya. Freya merasa di hina karena baru bersama Damian lah ia merasa di tolak ketika diajak berhubungan intim. Damian menarik tubuh Freya. Dipeluknya dengan mesra sang kekasih yang tampak kesal. "Maaf bukannya aku tak menginginkanmu sayang. Sungguh aku sangat ingin melakukannya dengan mu. Tapi nanti setelah kita resmi menikah." Damian mengecup dahi Freya lembut. "Menikah? Bagaimana kita menikah jika anak mu menentang hubungan kita." "I Know. Untuk itu bersabarlah. Ervina hanya butuh penyesuaian saja. Sama seperti mu yang harus bisa lebih memahami dirinya. Jangan pernah terpancing oleh ulahnya." Damian menasehati kekasihnya. Freya semakin tak suka. "Kau selalu membelanya!! Menyebalkan!" Freya marah. "Aku tidak membela siapa pun disini. Aku di pihak netral. Aku hanya membereitahu kalian untuk bisa saling memahami satu sama lain. Bagaimana pun juga kalau nanti kita menikah, Vina akan menjadi anak mu dan kau menjadi ibu bagi Vina. Aku hanya ingin kalian akur. Apa itu salah?!" Freya terdiam. Ia hanya bisa menggerutu dalam hati. Freya harus bisa bertahan dan bertingkah baik di depan Vina hingga saatnya mereka menikah nanti. Setelah itu jangan harap Vina akan mengganggu rumah tangganya bersama Damian. Kalau perlu ia akan benar-benar menyingkirkan Ervina untuk selama-lamanya dari kehidupan Damian. Freya mendongakkan kepalanya dan menatap Damian yang tengah tersenyum kepadanya. "Don't be sad baby. I love you." ucap Damian. "Love you too" balas Freya. Wanita cantik itu meraih tengkuk Damian. Keduanya berciuman dan akhirnya tertidur. *** Keesokan harinya... "Kiaaaaa" teriak Vina saat melihat Kia tengah berjalan menuju kampus. Kia tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Sorry ya kemaren ga jadi makan malem malah berantem sama Daddy" ucap Vina sambil menggenggam tangan Kia yang menurutnya terasa hangat. Seperti tangan seorang Ibu. "Iya gapapa. Santai aja Vin" "Jadi semalem kamu pulang sama siapa? " "Sendiri naik angkot" "Astagaaah Daddy. Daddy ngga nganterin kamu pulang?! " ucap Vina kesel. "Ya...nggak lah. Ngapain daddy kamu anter aku balik?!" "Ya ampun Kia. Itu tuh udah malem dan kamu cewek pulang sendiri. Daddy tuh sering bilang sama gue kalo cowok itu ga boleh biarin cewek pulang sendirian malem malem. Makanya dia sering banget anter si rubah itu balik ke apartemennya. Kayak semalem daddy nginep disana dan baru pulang subuh" ucap Vina lesu. "Daddy kamu...apaa?! " Kia nampak terkejut mendengar Damian menginap di apartemen Freya padahal mereka belum sah jadi suami istri. "Daddy sering nginep di Apartemennya si Rubah Ki" jelas Vina yang tahu expresi wajah Kia. "Aku ngga tahu mereka sudah sampai tahap berhubungan intim atau belum. Yang pasti aku yakin Daddy ngga akan melakukannya sebelum menikah. Aku yakin itu." Kia merasa tubuhnya lemas. Sampai sampai Vina harus memegangi tubuhnya. Ia tak tak tahu harus berbuat apa mendengar penuturan Vina. "Duh jangan pingsan donk Ki. Nanti gue cerita. Sekarang Lo fokeus dulu belajar ye" ujar Vina cekikikan melihat Kia yang masih syok. Ia mendorong tubuh ramping Kia untuk masuk kelas. *** Sepulang kuliah, Vina curhat tentang Damian yang pergi ke apartemen Freya setelah ia tidur. Belum benar benar tertidur lebih tepatnya. Vina mendengar Daddynya berbicara dengan Freya yang keliatannya sedang marah. Maka dari itu Daddynya pergi ke Apartemen Freya dan baru kembali saat subuh. "Lo jangan buruk sangka dulu sama Daddy gue ya. Serius ini mah. Daddy gue kayak gitu semenjak cerai sama Mommy. Dulu tuh Daddy ngga kayak gitu Ki. Percaya deh sama gue. Tapi Lo jangan khawatir Daddy gue bukan penganut Free s*x kok." jelas Vina sambil menyeruput Manggo Smoothie nya. "Ya aku ngga nyangka aja Daddy kamu seperti itu. Tapi kalo aku lihat sih dengan pakaiannya Tante Freya yang kurang bahan itu mungkin ngga cuma Daddy kamu aja yang tergoda. Mungkin pria diluar sana juga tergoda " ucap Kia polos. "Bisa jadi"  "Astagfirullah... Ih Vina. Gara gara kamu aku jadi suudzon sama orang. Ya Allah astagfirullahaladzim" sahut Kia sambil memukul lengan Vina. Vina malah tertawa. "Ya elaaahh Bu Hajah. Gimana kagak Suudzon siapa juga yang ngeliat baju si Siluman Rubah kek kemaren ya pasti tergoda lah" Kia manggut-manggut. "Ki gue mau ngomong sama Lo serius" "Emm...kenapa Vin tumben mau ngomong serius" "Beneran gue. Gue mau tanya serius. Menurut Lo, Daddy gue gimana? Terlepas dari apa yang udah Lo denger barusan. Penilaian Lo pas pertama kali liay Daddy gue gimana? " tanya Vina dengan tatapan serius. Kia terdiam. Ia bingung harus bilang apa. Damian. Hanya dengan menyebut namanya Kia langsung merona. Jantungnya berdegup dengan kencang. Ia tak tahu harus bilang apa tentang Damian. Tanpa ia sadari, Kia menaruh kedua tangannya diwajah. Berusaha menutupi rona wajahnya yang terasa panas. Vina tersenyum melihat perubahan wajah Kia. Vina yakin bahwa Kia menyukai Daddynya. "Ki,, Lo mau ya nikah sama Daddy gue " pinta Vina sambil tersenyum lebar. "Haaahhh! " teriak Kia mendengar permintaan Vina yang menurutnya tidak masuk akal. ****** TBC... Nah loh... Nikah sama Daddynya berarti jadi Emak tiri Elvina donk Waduuuhhhh..... With Love Han Yeo Reum
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD