Kia dan Vina sangat beruntung karena dihari pertama semester baru keduanya tidak telat. Nyaris sih sebenernya. Tak lama keduanya tiba di ruang kelas, dosen killer itu pun tiba. Fiuuuhhh...
Kia yang duduk sebangku dengan Vina merasa agak kesal karena Vina begitu berisik. Kia sulit fokus terhadap materi yang diberikan oleh dosen. Dan sialnya lagi mereka berada dikelas yang sama selama setengah semester ini. Itu yang paling membuat Kia semakin kesal.
Mata kuliah yang kedua akhirnya berakhir. Perut mereka sudah berbunyi terus. Menagih untuk diisi.
"Ki kantinnya dimana sih gua kelaperan nih" tanya Vina sambil menggelayut tangan kanan Kia. Keduanya baru saja menyelesaikan dua mata kuliah hari ini. Tinggal dua mata kuliah lagi yang harus keduanya ikuti sebelum akhirnya bisa pulang kerumah.
"Aduuuh berat Vin jangan gelendotan kayak gini. Mirip monyet tau" omel Kia sambil menarik tangannya dari Vina.
"Kaki gue lemes tau ngga lu. Ga kuat gue jalannya. Kelaperan banget gue sumpah deh ✌"
"Iya tau, aku juga laper. Tapi ga sampe lebay juga kali. Jalan aja yang bener ga usah gelendotan kek monyet "
"Hehehe... Sorry. Ayok ah buruan itu kantinnya udah keliatan. gue laper nih" ucap Vina sambil menarik tangan Kia mengajak gadis itu berlari ke kantin.
****
Keberisikan Vina berlanjut dikantin. Seolah tak ada lelahnya, gadis cantik itu terus saja berbicara. Kia dibuat menggelengkan kepalanya. Selalu saja ada obrolan terlontar dari mulut manisnya.
"Kamu ngga capek Vin ngoceh mulu dari tadi? " celetuk Kia sambil menyuapkan nasi soto ke mulutnya.
"Kagak. Kenapa gitu? " ucap Vina dengam santainya.
"Ya kali aja capek. Aku aja yang dengernya capek. Dikelas berisik, laper berisik eh lagi makan juga berisik"
"Hahaha...Lu itu orang ke-sekian yang bilang kayak gitu ke gue. Gue tuh kalo diem justru aneh disangka lagi sakit"
"Ooh... Gitu ya" ucap Kia sambil nyengir
"Sorry ya gue berisik ". Kia tersenyum.
*****
Sehari bersama Vina, membuat dirinya berubah. Setidaknya Vina teman ngobrol yang enak. Vina bercerita kalau Papanya Vina seorang Chef sekaligus pemilik Restoran terkenal di Bandung. Ia juga seorang Broken Home tapi untungnya ia memiliki seorang Daddy yang cukup protektif meski sibuk.
Kia baru tahu ternyata kehidupan Vina tidak semanis yang dibayangkannya. Selain Daddynya, tak ada lagi yang care terhadapnya. Termasuk Ibu kandungnya. Ibu kandungnya terlalu mementingkan urusan pribadinya dibandingkan suami dan anaknya. Sejak kecil Vina memang lebih akrab dengan Daddynya.
Meski super sibuk, sang Daddy tak pernah lupa untuk memperhatikan dirinya. Bahkan sampai hal sekecil apapun. Sesibuk apapun daddynya pasti akan selalu ada untuknya. Daddynya selalu mengirimi pesan ke handphonenya jika ia tak bisa menelponnya meski hanya sekedar menanyakan keberadaannya atau apa yang tengah ia lakukan.
Maka tak heran saat Daddy dan Mommynya berpisah, ia meminta untuk ikut bersama Daddynya dari pada Mommynya. Entah bagaimana nasib hidupnya jika ia tinggal bersama Mommynya yang super duper cuek abiz itu.
Selain berisik dan cerewet, ternyata Vina anaknya humble. Baru beberapa jam bersamanya, Vina sudah mempunyai cukup banyak teman. Sedangkan dirinya sendiri sudah satu tahun berkuliah disana dan baru Vina yang benar benar menjadi temannya. Benar benar mengobrol dengannya. Mungkin Tuhan sudah menjawab salah satu doanya yaitu meminta seorang teman yang bisa diajak berbagi dengannya.
Keduanya berpisah sepulang kuliah setelah sebelumnya saling bertukar nomor telepon. Tentunya Vina sih yang menyimpan sendiri No teleponnya di kontak Kia.
Biar gampang katanya kalo mau komunikasi.
Ya Elvina Khansa. Dia memang gadis yang unik. Kia berharap hari harinya bisa secerah temannya Elvina. Kia kembali menyetop angkutan umum untuk pulang ke kosannya. Hari pertama masuk kuliah di semester baru terasa berat tapi menyenangkan karena ia bertemu dengan gadis yang menyenangkan pula. Ya walaupun sedikit berisik.
*****
TBC...
Vin...Vin dikasih makan apa sih sama daddy mu ampe bisa seberisik itu
.
.
.
See you di part selanjutnya ya
With Love
Han Yeo Reum