Aku menyimpan tabku di atas nakas dan mulai membuka jilbab bergo abu-abu rumahanku. Aku melepas ikatan rambutku agar rambutku bisa tergerai bebas saat tidur. Ketika aku akan berbaring, ucapan Mas Zaidan membuatku terkejut. “La, hmm…bolehkah aku meminta hakku sebagai suami malam ini?” === Aku menatap Mas Zaidan dengan tatapan tak percaya. Ya, tak percaya dia akan meminta izin terlebih dahulu untuk meminta haknya sebagai suami. Seketika ingatanku melayang pada kejadian malam itu, teringat akan pemaksaan yang ia lakukan padaku. Hmm…tak bisa dipungkiri aku masih sedikit trauma akan kejadian malam itu. Meskipun aku sudah sedikit agresif pada suamiku, tetap saja rasa trauma itu masih ada walau sedikit. “La…Ela,” panggil Mas Zaidan. “Eh, iya. Maaf Mas, aku ngelamun tadi.” Aku menatapnya seb