Yura meletakkan palu di tangannya dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia melihat sang Mama sedang mempersilahkan calon besannya untuk masuk ke dalam rumahnya. Melati melihat sekilas ke arah Yura dan ia mengamati rumah besar Yura yang tampak sederhana. Melati tak habis pikir bagaimana putra sulung suaminya itu bisa memilih perempuan sederhana seperti Yura. Dengan rasa enggan yang masih menempel erat di hatinya, Melati duduk di sofa ruang tamu Yura. Ia jadi ingat siapa dirinya dulu, ia dan Ibunya juga dari kalangan biasa. Ia bekerja keras untuk bisa masuk ke perusahaan besar dan mimpinya terwujud. Mimpi besarnya memiliki pendapatan besar untuk mengangkat derajat kedua orangtuanya ia anggap adalah mimpi sempurna yang bisa ia gapai, tapi ia juga memiliki mimpi buruknya, yakni hamil di luar n