Setelah menemukan pakaiannya, Lacey bergegas kembali ke griya Alpha. Dia sama sekali tidak tahu siapa pria tadi, namun pria itu jelas sekali seorang Alpha Kawanan lain. Mungkin malah Alpha dari serigala Kawanan Cakar Liar.
Walaupun Lacey tidak senang harus pulang, karena tahu ayah tirinya akan ada di rumah, dia harus sampai di rumah sebelum berpapasan dengan manusia serigala keji itu. Dia tidak menyukai bermain dominan dan submisif, serta dia sangat yakin tidak akan mau tunduk kepada seorang Alpha dari Kawanan lain.
Dia berjalan memasuki pintu dan para pelayan menanti dengan jubah sutera di tangan untuk para manusia serigala yang tidak membawa pakaian. Dalam Kawanan, ketelanjangan adalah sesuatu yang biasa... terutama di sebuah kawanan sebesar kawanan milik ayah tirinya, namun hal itu tidak diperbolehkan di griya itu.
Ayah tiri.
Berkat perselingkuhan yang dilakukan ibunya, Sang Ketua bukanlah ayahnya yang sebenarnya... namun hanya dialah sosok ayah yang Lacey tahu. Dia hanya berharap pria itu juga merasa bahwa dia adalah ayah Lacey. Meskipun masyarakat melihatnya sebagai Putri Taregan, putri seorang Alpha, dia tidak pernah diperlakukan demikian. Atau paling tidak, ayah dan saudara-saudaranya yang tidak memperlakukannya begitu. Ibunya, di sisi lain, telah mencoba untuk melindunginya dari kemurkaan ayahnya, namun tidak selalu berhasil.
"Jubah?" Cheryl, salah satu pelayan, bertanya gugup sambil menyodorkan sebuah jubah kepada Lacey.
"Tidak, terima kasih." Lacey mengibaskan tangannya untuk menolak, ingin segera menaiki tangga, melepaskan atasan tanpa bahu berikut baju crop top-nya, lalu mandi. Lebih cepat dia mengakhiri hari ini akan lebih baik.
Namun, Cheryl menghentikannya, mata pelayan itu membesar. "Saya sarankan Anda... mengenakannya." Dia menyerahkan jubah merah di tangannya kemudian mengedikkan kepala ke seberang ruangan. Dan di sana, seseorang sedang berbicara dengan ayahnya di sisi lain Ruang Besar, ada Si Alpha gila, tampak seksi dalam balutan jubah sutera hitam.
"Baiklah." Lacey menyambar jubah itu dari tangan Cheryl, dan mengenakannya. Ayah tirinya mengharapkan sopan santun dan tata krama dalam rumah itu. Oleh karena itulah jubah-jubah itu wajib dikenakan. Namun pada saat ini, Lacey tidak peduli akan hal itu.
Lacey mengikat jubahnya, menyibakkan rambut coklat panjangnya ke balik bahu, lalu berjalan menyeberangi ruangan, dan berhenti di depan Alpha itu. "Apa-apaan yang kau lakukan di sini?"
"Lacey!" Thorn Taregan, ayah tirinya, menegurnya, menggunakan nada suara Alpha-nya yang membuat para bawahannya harus patuh... termasuk putrinya sendiri. Namun Lacey tidak pernah melakukannya. Lagi pula Tuhan tahu pria itu tidak pernah memperlakukan Lacey seperti putrinya.
"Kalau Anda tahu bagaimana dia memperlakukanku di hutan tadi - "
"Maksudmu, bagaimana aku menyelamatkanmu dari para Cakar Liar?" tanya Alpha congkak itu.
Lacey memutar matanya. "Papa - "
"Papa? Serius?" Thorn mengangkat alisnya. Kemudian dia menyunggingkan senyum palsu di wajahnya. "Lacey, sayang...." Dia merangkul Lacey sambil menatap sang Alpha liar, kemudian beralih menatap Lacey. "Aku baru saja menjualmu kepadanya."
Lacey mendengus. "Kau apa? Aku adalah Pelatih Petarungmu... maksudku - "
"Yang juga sangat membantumu hari ini," potong Alpha gila itu.
"Hei! Aku sudah menanganinya dengan baik sampai kau datang!" Lacey berbohong, melipat tangan di dadanya, mengangkat alisnya.
Alpha muda itu menyeringai angkuh kepadanya. "Karena kau belum tahu siapa bosnya."
"Mungkin kau yang harus belajar siapa bos - "
"Lacey!" sergah Thorn. "Aku telah kehilangan banyak prajurit hebat akibat para Cakar Liar dan aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi! Wyatt setuju untuk menggantikan posisimu sebagai Pelatih Petarung." Semua orang dalam ruangan itu terdiam dan memandangnya, tetapi Thorn tampak tidak menyadarinya. "Aku adalah ayah dan Alpha-mu, dan kau akan mematuhi perintahku! Sekarang. Aku telah menjualmu untuk menjadi Pasangan Sang Alpha. Lagi pula, kau adalah seorang Putri Alpha - "
"Sejak kapan?" Lacey bertanya. "Kau tidak pernah ingin menjadi ayahku sebelumnya! Kenapa baru sekarang?"
"Sebagai Putri Alpha...." Thorn menyisipkan nada Alpha pada suaranya, berusaha memaksa Lacey untuk patuh. "Ini adalah perjodohan yang baik. Kau akan menjadi Ratu Alpha bagi kawanannya suatu hari nanti dan anak-anakmu akan menjadi keluarga kerajaan. Bukankah itu yang kau inginkan? Bukankah itu alasanmu bertahan di sini selama bertahun-tahun?"
Air mata memenuhi mata Lacey, terancam turun. Namun dia enggan menangis di hadapan ayahnya dan Alpha muda ini. "Aku bertahan selama bertahun-tahun ini karena aku adalah putrimu dan bagian dari kawanan ini... baik kau menerimaku atau tidak."
"Omong-omong, namaku Julien Grey, Alpha dari Kawanan Bulan Panen." Pria itu mengulurkan tangannya dan tersenyum angkuh, mengabaikan perdebatan mereka. Lacey mendengus. Namun ketika dia dengan enggan mengulurkan tangan pada pria itu untuk menjabatnya, tiba-tiba Julien menarik Lacey ke d**a berototnya untuk berbisik di telinga Lacey. "Kau mungkin tidak mematuhi ayahmu, tetapi kau akan mematuhiku. Aku jamin." Kemudian pria itu melepaskannya, seringai sombong masih tersungging di wajahnya seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Ayahnya menjabat tangan Julien, tampaknya tidak mendengar ancaman Julien barusan. "Aku benar-benar minta maaf atas ledakan emosinya. Sudah mendarah daging."
Lacey melotot pada ayahnya kemudian berkata pada Julien, masih sambil menatap sang ayah. "Baiklah. Aku akan pergi mengambil barang-barangku."
"Lacey, sayang..." Ayahnya mencondongkan tubuh mendekatinya dan berbisik di telinganya. "Gantilah pakaianmu dengan sesuatu yang bagus. Kita akan melaksanakan Upacara Sumpah malam ini sebelum kau pergi." Kemudian dia mundur masih tersenyum. "Tentu saja, aku tidak akan membiarkan putriku pergi bergabung dengan kawanan lain tanpa ditunangkan terlebih dahulu."
Lacey lega pernikahan dan Upacara Perkawinan tidak dilaksanakan malam ini. Namun dia tahu Julien ingin memastikan Lacey akan menjadi seorang pasangan yang tepat sebelum pria itu berkomitmen sepenuhnya.
Lacey memelototi satu-satunya pria yang dia ketahui sebagai ayahnya, tidak percaya bahwa ayahnya baru saja menjual dirinya. Pada saat itu, Lacey tahu pasti dia benci ayahnya lebih dari dia kira. "Sesuai perintah Anda, Alpha."
Namun ketika Lacey berbalik pergi, seorang wanita muda dengan rambut merah terang berdiri di sisi ruangan dan memelototi Lacey saat dirinya lewat. Lacey tidak tahu siapa wanita itu, tetapi dia yakin akan mengetahuinya. Namun jika wanita berambut merah itu berpikir Lacey akan tunduk padanya, dia salah perkiraan.